Chereads / Melawan Kemustahilan / Chapter 5 - 5. Desa Snouir dan Tradisi Pensucian Vorst

Chapter 5 - 5. Desa Snouir dan Tradisi Pensucian Vorst

Pagi hari.

Disambut oleh rasa dingin yang mematikan ditambah rasa sakit di sekujur tubuh. Aku masih sangat lelah, dan ingin tidur lebih lama. Tetapi setelah ketidaknyamanan berbaring di lantai yang kasar semakin terasa, aku akhirnya bangun dan bersiap untuk mengelilingi desa.

Sebenarnya aku ingin mengelilingi desa bersama dengan Mea, tetapi karena Mea tidak mau melepas selimut yang hangat dan lebih memilih untuk berada di kasur seharian jadi aku harus pergi sendirian. Setidaknya kali ini Fupa yang akan menemaniku.

Fupa adalah seekor tupai kecil berekor 3 yang kubawa dari hutan malam. Karena Fupa lebih suka tidur di tasku Fupa jarang menampakan dirinya.

Membuka pintu lalu melangkah keluar, sudah banyak orang yang berkeliaran. Bisa saling menyapa dan sedikit berbicara aku senang tidak ada masalah dengan warga disini.

Sembari menyapa warga, aku berjalan mencari Hanki karena hari ini aku harus mengurus urusan tentang penyihir di balai desa. Aku bukannya bertemu dengan Hanki melainkan adiknya yaitu Ganki yang sedang membawa monster.

"Ganki selamat pagi, monster apa yang kau bawa?"

"Oh Karma kah, pagi. Apa kau tidak tahu tentang Troar, bukankah monster ini ada dimanapun?"

Memang monster yang dibawanya mengingatkanku dengan babi hutan, perbedaannya hanyalah ukurannya yang lebih besar 2 kali lipat dan punggungnya yang memiliki tonjolan tajam sampai ke ekor.

"Aku tidak tahu-menahu mengenai dunia luar karena tinggal di hutan. Berkelana dan pergi dari hutan adalah hal yang selalu kuimpikan"

"Benarkah? kalau begitu akan kujelaskan banyak hal nanti, selama kau tidak bersama si penyihir..."

Mau penyihir memiliki nama atau tidak, sepertinya manusia akan tetap memanggilnya seperti itu.

"Aku mengerti, jadi apa yang mau kau lakukan dengan Troar itu?"

"Akan ku masak, daging Troar sudah menjadi daging yang biasa kami makan setiap hari. Dan juga kalau kau hidup di hutan... Bukankah banyak monster seperti ini?"

Aku berusaha untuk terlihat tenang, memperlihatkan senyum yang ragu agar Ganki tidak memcurigaiku.

Mengingat kalau aku bersama Fupa aku bisa membuat sebuah alasan.

"Hutan yang kutinggali tidak banyak monsternya, daripada monster hewan biasa dan buas lebih sering terlihat"

Mengambil Fupa yang bersantai di tas kecilku, aku memperlihatkan Fupa kepadanya.

"Contohnya... Hewan kecil ini, namanya adalah Fupa kebanyakan hewan yang ada di hutan yang kutinggali itu seperti ini"

"Darimana kau memunculkannya..? hutan yang tidak biasa ya, kebanyakan hutan yang kutemui berisi monster. Ngomong-ngomong kau mau ikut mengulitinya?"

"Tidak usah kelihatannya repot, aku juga sedang mencari Hanki, apa kau tahu dimana dia?"

"Dia sedang berada di balai desa, kalau tidak salah kau juga harus kesana kan?"

"Karena itulah aku sedang mencarinya, aku tidak tahu dimana balai desa berada"

"Kalau mau ke balai desa kau tinggal ke kiri dan lurus saja, lalu tanya pada orang yang ada disana" ucapnya ditambah sedikit candaan.

Sedikit tidak kusangka orang yang terlihat serius sepertinya memberi sebuah candaan.

"Aku kira kau menunjukan jalan ke balai desa"

"Aku bercanda, nanti kau juga akan langsung tahu kalau kau melihatnya"

"Baiklah, aku pergi dulu"

Setelah memasukan Fupa ke tas kecil kesukaannya dan berpisah dengan Ganki aku berjalan menuju jalan yang di tunjuk Ganki.

Di tengah perjalanan aku melihat gadis yang menarik perhatianku. Warga disini banyak yang menggunakan kulit monster sebagai pakaian sederhana, namun gadis itu tidak.

Memakai semacam pakaian kulit yang berwarna hitam disertai bulu-bulu lembut berwarna putih di sekitarnya, ditambah ada bulu burung yang berukuran besar ditancapkan di kepalanya.

Sepertinya gadis itu menatapku, dia juga mempercepat jalannya ke arahku.

"Kau Io Karma kan? namaku Corly desbin anak dari kepala desa"

Pantas saja dia berbeda dari warga yang lain, kepala desa dan keluarganya juga pasti memakai pakaian yang mirip sepertinya.

"Anak kepala desa kah, apa kau sedang jalan-jalan atau sedang mengurus sesuatu?"

"Aku disuruh Hanki untuk mencarimu"

Sedikit aneh mendengar anak kepala desa mau disuruh oleh penjaga biasa.

"Ngomong-ngomong dimana penyihir mimpi yang bersamamu itu?"

Lagi-lagi tidak ada yang memanggil namanya.

"Dia berada di rumah, mungkin dia kelelahan. Lalu jangan memanggilnya dengan sebutan itu, namanya Andromeda panggil dia Mea"

"Kalau namanya aku sudah diberitahu oleh Hanki. Namun penyihir lebih cocok untuk disebut dengan sebutannya, apa kau yang memberinya nama? Andromeda terdengar begitu indah sayang sekali kalau kata seindah itu dipakai sebagai nama seorang penyihir"

Rasa benci yang dimilikinya terhadap penyihir jauh berbeda dari hanki atau ganki, dan dengan senyum menjijikkannya aku bisa tahu kalau dia juga membenciku.

"Nama yang kuberikan padanya... Menurutku adalah yang paling cocok dan pantas untuknya" Ucapku yang kutambahi senyuman.

Corly menghilangkan senyuman dan mulai berjalan lagi, Aku mengikutinya dari belakang.

"Penyihir adalah mahluk yang harus dibenci, dihina, dihilangkan, dimusnahkan, dan dihancurkan. Andromeda.... Nama terburuk yang pernah kudengar, seburuk keberadaan dari pemilik namanya. Budak saja tidak perlu dinamai tetapi kau menganggap seakan penyihir merupakan mahluk yang sama derajatnya dengan manusia biasa, seharusnya mereka menghilang saja dari dunia ini. Tetapi kenapa penyihir harus memiliki kekuatan yang besar dan umur yang lebih panjang dari manusia? Kau juga memihak penyihir, bisa saja kau dianggap sebagai pemujanya dan dibunuh. Apa kau tidak masalah dengan hal itu?"

Dia menjelaskan kebenciannya dengan jelas, padahal ada anak-anak dan orang lain yang mendengarnya. Mereka mendengarnya dengan wajah biasa tanpa rasa takut atau apapun, seakan hal ini adalah hal yang biasa bagi mereka.

"Tidak masalah, jujur saja aku lebih menyukai Andromeda ketimbang dirimu. Lagipula kalau kalian memang sebenci itu kepada penyihir kenapa kalian tidak mengusir kami?"

"Tentu saja kami ingin melakukannya, hanya saja tidak bisa. Penyihir mimpi tidak membawa keburukan saat dulu datang kesini. Dia juga membuat desa ini lebih aman,

kami akan tetap membiarkannya berada di desa ini kalau memang dia mau. Tetapi dia itu penyihir, kami harus membencinya"

Harus membenci penyihir. Aku masih tidak tahu kenapa mereka berpikir kalau membenci penyihir adalah suatu kewajiban atau hal yang harus dilakukan.

"Aku masih belum paham dengan penjelasanmu"

"Dulu saat penyihir mimpi datang ke desa kami, kami mendapatkan mimpi buruk yang menjadi pertanda kalau hal buruk akan terjadi. Dengan membunuh atau mengusir si penyihir maka hal buruk akan pergi serta kebaikan akan datang, dengan mempercayai itu para warga mulai mencoba untuk membunuhnya. Namun ketika melihat secuil kekuatannya, tidak ada lagi yang mau mencoba membunuhnya"

"Kapan Mea datang ke desa ini?"

"Sekitar 10 tahun yang lalu, saat aku berumur 7 tahun"

Yang berarti Mea mulai mengurung diri di hutan malam sekitar 10 tahun yang lalu setelah pergi dari desa ini.

"Lalu setelah tahu kalau tidak ada yang bisa membunuh penyihir para warga mulai mengusirnya. Tetapi setelah menerima banyak perlakuan keras, penyihir mimpi tidak menunjukan niatnya untuk pergi sama sekali. Sampai akhirnya kepala desa pergi dan menemuniya, kepala desa bilang kalau dia akan berbicara kepada penyihir mimpi. Kepala desa bertanya 'kenapa kau ada di desa ini? maukah kau pergi dari sini?' para warga hanya bisa melihat dari kejauhan, karena mereka takut dengan sosok penyihir"

Dari penjelasannya aku mengerti kalau mereka tidak mau berbicara dengan penyihir, mereka berpikir kalau berbicara dengan penyihir bisa saja mereka terkena kutukan. Karena itulah kepala desa memberanikan diri dan bertanya untuk menggantikan para warga.

"Penyihir mimpi menjawab 'aku sedang mencari bunga Liorty' dan kepala desa memberitahunya letak bunga Liorty berada, sebagai tanda terima kasih penyihir mimpi memberikan naga biru sebagai penjaga daerah pegunungan ini, kami memanggilnya Vorst, setelah itu penyihir mimpi pergi dari desa dan tidak terlihat lagi"

"Apa itu bunga Liorty? dan naga biru Vorst sekarang berada dimana?"

Kalau tidak salah kemarin Mea membicarakan tentang naga biru ya.

"Bunga Liorty adalah bunga yang hanya ada di puncak gunung tertinggi, memiliki 4 kelopak berbentuk hati terbalik yang tajam serta berwarna biru, tangkainya kecil seperti jarum yang berwarna putih. Sayangnya kami tidak tahu manfaat dari bunga Liorty. Kalau naga biru Vorst sudah lama mati, sekitar 9 tahun yang lalu"

"Mati? kenapa bisa mati, apa ada monster kuat yang melawannya?"

"Tidak, para warga dan kepala desa lah yang membunuhnya"

Aku tidak bisa mengatakan apa-apa, seakan mengerti juga tidak mengerti, kenapa mereka membunuh naga yang menjadi pemberian Mea.

Kalau Mea mendengar tentang ini dia pasti akan menerimanya dengan mudah. Mungkin aku berbicara seperti orang yang sok tahu, tetapi aku yakin Mea juga akan tersakiti kalau dia tahu naga yang dia berikan untuk melindungi desa ini, malah dibunuh oleh orang yang seharusnya dilindungi.

"Kenapa... Kalian membunuhnya?"

Aku tidak ingin mendengar jawabannya, karena aku sudah tahu kata-kata apa yang akan kudengar. Mungkin aku akan semakin membenci manusia di dunia ini, tetapi aku akan tetap membuka telingaku serta mendengarkan kata yang akan diucapkannya.

"Tentu saja karena itu adalah pemberian dari penyihir. Walaupun begitu kami tetap menghormatinya, naga Vorst memang dibuat oleh penyihir mimpi namun karena itulah kami lebih menghormatinya daripada si penyihir mimpi, dan untuk menghormatinya kami membuat tradisi 'pensucian Vorst' yang diadakan setiap satu tahun sekali pada hari kematian sang naga"

Setidaknya Corly menahan kata-katanya, dia tidak mengatakan semua alasan yang ada. Aku merasa berterimakasih akan hal itu. Karena kalau dia ingin dia bisa mengatakan hal yang lebih buruk dari itu. Yang pada akhirnya hanya karena kebencian mereka terhadap penyihir.

"Seperti apa tradisinya?"

"Kami mencari dan menangkap hidup-hidup Lizzyrdof atau kadal gunung abu-abu yang berada jauh di dalam gua di gunung yang tinggi, lalu melepaskannya di area terbuka dekat desa yang sudah kami pagar. 11 orang akan masuk kedalam pagar yang berperan untuk membunuh Lizzyrdof tersebut, warga bisa menontonnya dari luar pagar. Setelah Lizzyrdof berhasil dibunuh kami akan mengadakan pesta pada malam harinya, kami juga membakar Lizzyrdof itu yang nantinya akan disantap oleh kepala desa dan keluarganya, semacam itulah"

"Tradisi yang bagus, kecuali bagian terakhirnya"

Jujur saja tradisi yang dilakukan mereka tidak buruk, setidaknya mereka menghormati naga yang diciptakan Mea. Tidak ada yang salah dari tradisi tersebut karena mereka menggambarkan suasana saat mereka membunuh naga Vorst, namun tetap saja bagian dimana Lizzyrdof itu dibakar kemudian dimakan memperlihatkan perasaan mereka yang sesungguhnya.

Para warga menghormati naga Vorst kecuali kepala desa dan keluarganya. Aku yakin mereka lebih membenci para penyihir lebih dari siapapun, kepala desa yang dulunya berbicara pada Mea lah yang mungkin menjadi penyebabnya.

"Tradisi pensucian Vorst masih sangat lama, sayang sekali kau dan penyihir mimpi tidak bisa melihatnya"

"Tidak masalah"

Aku tidak ingin melihatnya sama sekali.

"Setelah lama berbicara akhirnya kita sampai di balai desa, ayo kita masuk. Ayah dan yang lainnya sudah menunggumu di dalam"

"Baiklah"

Dan aku pergi dari tempat sampah itu.

Tidak ingin mengingat ataupun menjelaskannya, kalaupun aku disuruh untuk pergi kesana lagi aku akan menolaknya dengan segera.

Kebencian ku terhadap desa ini tidaklah seberapa, hanya kepada kepala desa dan keluarganya saja rasa benciku bertambah menjadi sangat dalam.

Aku pulang dengan rasa mual dan kesal. Telapak tanganku bahkan terasa sakit karena terlalu kuat menggenggam tangan.

"Karma kau baru kembali? memangnya apa saja yang kau lakukan?" Mea berada di depan pintu.

"Banyak hal, aku sudah lelah dan ingin cepat tidur"

"Aku tidak" ucap Mea.

Mea sepertinya bosan.

Pada akhirnya aku dan Mea mengobrol sampai larut malam, aku juga menceritakan tentang yang terjadi hari ini termasuk naga dan tradisi. Hal yang tidak kuceritakan hanyalah tentang saat ku berada di balai desa menemui kepala desa.

Kalau dipikir lagi manusia tidaklah salah, pemikiran mereka tidak perlu dirubah dan tidak masalah kalau mereka tetap membenci penyihir.

Dari awal penyihir lah yang salah.

Seharusnya penyihir menghapus seluruh umat manusia dari dunia ini. Manusialah yang harus dibenci! dihina! dan direndahkan oleh semua mahluk hidup! manusia sangat pantas untuk dibakar ataupun menjadi bahan makanan! mahluk rendah-

Aku memutuskan untuk menutup mataku dan menghentikan pikiranku sejenak.

Kemudian menenangkan pikiranku dengan tidur.