Chereads / Melawan Kemustahilan / Chapter 6 - 6. Memulai perjalanan

Chapter 6 - 6. Memulai perjalanan

4 hari sudah berlalu di desa Snouir, hampir semua tempat yang bisa di datangi sudah ku jelajahi, sudah waktunya untuk aku dan Mea pergi dari desa dan melanjutkan perjalanan.

Warga desa melambaikan tangannya dan memberikan ucapan perpisahan, begitu juga denganku, mereka memberikan kami oleh-oleh seperti makanan, minuman, barang yang berguna di perjalanan serta kantong yang berisi uang.

Anak-anak kecil yang sering bermain denganku dan Fupa juga memberi hadiah perpisahan berupa makanan kesukaan Fupa yaitu kacang, serta bunga yang dibekukan dalam bola kristal.

Hanki dan Ganki mendekat, tinggal mengucapkan perpisahan kepada mereka dan aku bisa pergi ke kota tujuanku selanjutnya.

"Karma, aku senang bertemu denganmu. Maaf kami tidak bisa menyambut kalian dengan sepenuh hati, ku doakan yang terbaik kepadamu" Hanki berkata.

"Hanki, terimakasih karena telah membantuku dalam berbagai hal" Jawabku.

"Karma, jaga dirimu baik-baik" Ganki.

"Terimakasih Ganki, kalau begitu selamat tinggal semuanya"

Walaupun beberapa hal tidak membuatku nyaman tetap saja semua warga desa yang ada disini memberiku pengalaman dan kenangan yang berharga.

Melambaikan tangan lalu mulai berjalan menjauh, desa Snouir semakin tidak terlihat. Keluar dari desa Snouir kami harus menuju jalan utama yang langsung mengarah ke kota, karena tidak ada jalan yang menyambung ke jalan utama kami melewati hutan-hutan dan bukit dengan membuat jalan kami sendiri.

Seperti biasa aku mengandalkan Mea untuk mencari arah yang tepat, tetapi kami tidak mengandalkan sihir untuk berpergian. Hanya jalan yang susah dilewati atau ketika terburu-buru kami menggunakan sihir.

Dan setelah berjalan cukup jauh dari desa Snouir kami dihentikan oleh seorang gadis kecil.

"Berikan makananmu!" suara gadis kecil yang sedang memalakku.

Dari tingginya kemungkinan dia berusia sekitar 11 tahun. Pakaian yang dipakainya adalah gaun berenda, mungkin sedikit terlihat seperti kaum bangsawan atau kalangan atas.

"Kalau aku tidak memberikanmu makanan apa yang akan terjadi?"

"Akan kuhantui kau sampai ke neraka!"

Aku tidak paham dengan anak kecil ini.

"Kalau kau mau kue, kau harus memperkenalkan dirimu terlebih dahulu"

"Kue!? kalau begitu cepat berikan padaku!" Ucapnya memperlihatkan mata yang bersinar-sinar.

Mengurusi anak kecil adalah hal yang mudah. Anak-anak akan langsung terpancing hanya dengan makanan.

"Sebutkan namamu dulu"

"Kue dulu! setelah itu berikan aku kue yang lain, baru setelah itu teh atau coklat. Jadi cepat berikan!" Teriak si gadis kecil.

Rasanya ingin marah, tetapi aku tidak mungkin memarahi anak kecil. Masih sabar dengannya mungkin saja aku bisa membodohinya.

"Lihat ini adalah kue salju yang kudapatkan dari desa Snouir, akan kuberikan kalau kau-"

Seketika kue yang ada di tanganku menghilang diembat olehnya, dia langsung memasukan kue yang kutunjukan ke mulutnya.

"Kue salju... Enaknya!!! berikan lagi! berikan lagi!"

Oh setidaknya aku bisa memanfaatkan ini.

"Enak bukan? aku masih memiliki banyak kue yang lebih enak, kalau kau mau memakan kue salju dan kue yang lainnya kau harus memperkenalkan dirimu!"

Dia terlihat sebal dengan perkataanku.

"Kau ini sangat ngotot ya!!! seingin itukah kau dengan namaku? cepat berikan saja semua kue yang kau miliki, kalau tidak setiap malam aku akan muncul di mimpimu!"

Anak ini...

Aku menyerah, karena merasa sangat kesal dengannya aku memilih untuk mengabaikannya dan mulai berjalan lagi.

"Oi! kenapa kau mengabaikan ku? dimana kau menyimpan semua kue yang kau miliki? apa kau ingin ku gentayangi kah? berikan semua kue milikmu!!!"

Dengan sekuat tenaga aku menahan amarah dan berusaha mengabaikan dia.

"Karma apa kau mau membuat anak kecil menangis?" Tiba-tiba Mea bertanya.

"Apa maksudmu?"

Mea menunjuk ke si gadis kecil yang terlihat sedang menahan air mata sekuat tenaganya.

"Kenapa malah menangis? kau sendiri yang tidak mau memperkenalkan dirimu kan? jadi bukan salahku"

Aku sedikit merasa bersalah.

"Aku tidak menangis! kau lah yang akan kubuat menangis dasar pelit!" Ucapnya sambil mengusap air matanya.

Sekali lagi aku menyerah, berurusan dengan anak kecil memang sulit untukku. Dia juga sedikit mengingatkanku dengan adikku, yah walaupun sifatnya jauh berbeda.

"Mari kita istirahat sebentar disini, aku juga sedikit lapar"

Sebenarnya tidak sama sekali, namun aku merasa lelah karena berurusan dengan anak kecil yang menyebalkan.

"Baiklah, akan kusiapkan makanan dan lain-lainnya" Mea menjawab.

"Apa kau mau membantu?" Tanyaku.

"Tidak" jawabnya singkat.

Menyebalkan. Rasanya aku tidak akan bisa akrab dengan gadis kecil yang satu ini.

Setelah menggelar alas untuk duduk serta menyiapkan makanan dan minuman, aku dan Mea duduk sambil menikmati angin yang bertiup menyejukkan kami.

Tetapi tidak kusangka kalau gadis kecil menyebalkan itu tidak duduk bersama kami, dia terlihat sedang memperhatikan ke satu pohon.

"Kau sedang apa? ayo kesini"

"Ambilkan buah itu!" Ucapnya sambil menunjuk buah yang terlihat segar.

Aku mendekatinya, memperhatikan buah yang ditunjuk.

"Hm... Mea buah apa itu, apakah beracun?"

Mea yang sedang duduk berjalan mendekat.

"Itu adalah buah Zale, rasanya manis-asam. Buah yang berwarna hijau berarti sudah matang, seharusnya tidak beracun jadi tenang saja"

"Bisakah kau mengambilkannya?"

Mea mengangguk dan menggunakan sihir anginnya untuk menjatuhkan buah tersebut. Setelah itu kami bertiga duduk dan menikmati makanan.

Walaupun menyebalkan tetapi saat diam dan tersenyum, dia terlihat seperti anak kecil biasa yang sopan. Aku sedikit heran dengan sifatnya yang sebenarnya.

"Jadi... maukah kau memperkenalkan dirimu?"

"Namaku... Sebelum aku memperkenalkan diriku perkenalkanlah dulu dirimu!"

Kalau dia berbicara tetap saja menyebalkan.

"Namaku Io Karma, kau bisa memanggilku Karma. Lalu dia Andromeda, panggil dia Mea, namamu?"

"Tebaklah namaku! kalau kau bisa menebaknya aku akan memberitahumu"

"Kau ini meminta hal yang mustahil ya... Kenapa kau tidak mau memberitahukan namamu?"

"Sebaliknya kenapa kau sangat ingin tahu namaku? aku hanya ingin makananmu, kalau sudah mendapatkannya aku akan segera pergi darimu"

"Karena... Aku ingin mengenalmu, lalu aku tidak akan memberikan semua makanan yang kumiliki. Anggap saja kalau yang kau makan tadi adalah makanan terakhir yang kuberikan padamu"

"Kenapa?"

Dia benar-benar menyebalkan. Tidak ada kata lain selain menyebalkan untuknya.

"Karena kau bukan anak baik. Memalakku, memaksa, dan tidak mau memperkenalkan diri adalah contoh dari anak yang buruk"

Sepertinya aku membuat dia merasa sedih. Tidak kuduga dia akan terdiam sementara dan menurunkan wajahnya yang sombong.

"BERISIK DASAR PELIT!" dia berteriak sambil berlari menjauh.

Sepertinya dia hanya marah padaku, aku kira dia akan menjauh lalu menghilang tetapi tidak. Hanya menjauh dariku dan duduk di pohon Zale yang tadi.

"Matahari sudah mau terbenam, Karma bagaimana kalau kita mendirikan tenda disini?" ucap Mea.

"Baiklah, kuserahkan padamu"

Sementara itu aku sedang kebingungan untuk membuat anak kecil menyebalkan itu ceria lagi.

"Mea... Menurutmu apa yang bisa membuat anak kecil menjadi lebih ceria?"

"Hewan kecil?" jawabnya ragu.

"Ide bagus!"

Karena itu aku memanggil Fupa keluar dari tempatnya tidur.

"Oi... Lihat aku membawa teman kecil yang mungkin akan kau sukai"

Tidak seperti yang kubayangkan dia malah terlihat waspada dan berusaha menjauh perlahan.

"Ja-jauhkan itu dariku!" Teriaknya ketakutan.

Aku menemukan kelemahannya.

"Jangan bilang kau takut dengan hewan kecil menggemaskan ini?" Ucapku sembari mendekatinya.

Senyum jahat yang terpampang di wajahku tidak bisa ku sembunyikan, baru pertama kali aku merasa bisa menang darinya dan membuat dia menuruti ku.

"Kenapa malah mendekat, menjauh dariku!!!"

Dia berlari ketakutan, sedangkan aku mengejarnya dengan wajah senang.

"Kalau kau mau memberitahu namamu aku akan menjauhkannya, tetapi kalau tidak, aku akan mengejarmu sampai ujung dunia! hahaha"

"Dasar iblis!"

Dan dia menyerah. Akhirnya aku menang... Dari seorang anak kecil.

Betapa menyedihkannya diriku yang senang dengan kemenangan tak berarti ini.

Karena dia menyerah aku menyimpan kembali Fupa lalu kami duduk bersama di dekat api unggun.

"Namaku Alfist Yue" Ucapnya masih berwajah sombong.

"Itu saja?"

"memangnya apa lagi yang kau inginkan?"

"Yah seperti tempat tinggal dan alasan kenapa kau sendirian?"

"Kau tidak perlu tahu tentang itu, manusia rendahan sepertimu tidak berhak untuk mendengarkan informasi sepenting itu"

Wajah sombongnya tidak bertahan lama, dengan mengeluarkan Fupa dia langsung menyerah begitu saja.

Tetapi aku tidak ingin memaksanya

Dia tidak memberitahuku tentang dirinya mungkin karena suatu alasan tertentu.

"Aku mengerti, kalau kau memang tidak ingin memberitahuku hal tentangmu aku tidak akan memaksa berbicara. Karena kau sudah memperkenalkan dirimu aku akan memberikan kue yang kau inginkan"

"Dan tempat tinggal" Ucap Yue.

"Apa maksudmu? aku sudah memberimu makanan yang kau minta dan sekarang malah meminta tempat tinggal?"

Mau bagaimanapun dia sepertinya akan tetap menjadi gadis kecil menyebalkan.

"Tidak masalah kan? sekalian aku juga akan ikut dengan- maksudku aku akan menemani kalian selama beberapa hari"

"Kau pikir kau ini siapa? yah walaupun tidak masalah sih"

"Makan malam sudah siap, mari kita makan" Mea memanggil kami.

Setelah itu kami makan dan mengobrol sampai larut malam, Yue masih saja tidak mengantuk ataupun merasa lelah.

Karena Mea berada di dalam tendanya jadi aku masuk ke dalam untuk menanyakan beberapa hal yang membuatku merasa heran.

"Mea... Sebenarnya Yue itu manusia atau bukan?"

"Kenapa kau berpikir kalau Yue bukan manusia?"

"Aku hanya merasa sedikit aneh dengannya, tidak merasa takut ataupun benci denganmu, memiliki stamina yang tidak habis-habis walaupun dia masih anak-anak, dan jiwanya yang terasa jauh darinya"

"Baiklah, mudahnya dia adalah ghost, manusia yang sudah mati namun masih tetap berada di dunia ini. Aku tidak tahu kenapa kau bisa merasakan hal seperti itu namun biasanya manusia tidak akan menyadarinya"

"Begitu kah... Sepertinya aku akan menemaninya lebih lama"

Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku bisa merasakannya, hanya dengan melihatnya, berbicara dengannya aku bisa tahu tentang dirinya.

Sama seperti aku yang tahu tentang Mea.

"Yo, kau belum tidur kah?"

"Kau sendiri kenapa masih belum tidur?"

"Ntah lah, walaupun mengantuk rasanya aku masih belum ingin tidur"

"Begadang tidak baik untuk kesehatan lo"

"Walaupun kau adalah ghost tetap saja kau merasa ngantuk dan lapar kan?"

Yue sedikit terkejut "Kau tahu kalau aku adalah ghost?"

"Seperti itulah, karena itu malam ini kau tidak akan sendiri, setidaknya sampai aku tertidur aku akan menemanimu"

"Boleh saja, manusia rendahan" Akhirnya aku bisa melihat Yue tersenyum tulus.

Mungkin saja selama ini dia kesepian dan memalakku untuk mencari perhatian.

Sekarang aku merasa kalau Yue sudah lebih percaya kepadaku.

Pada akhirnya, aku dan Yue tetap tidak akur. Yue juga tidak mau membicarakan tentang dirinya jadi aku yang berbicara mengenai diriku. Walaupun yang kubicarakan hanya saat ada di dunia ini dan kutambahi sedikit kebohongan.

Lalu saat bangun langit sudah biru dan matahari menampakan dirinya tepat di atasku, artinya aku bangun kesiangan.

Setelah sarapan dan selesai berkemas, kami siap untuk pergi ke tujuan selanjutnya.

Kota Zerdia.