Katherine menatap Luca yang hanya berdiri dan tidak melakukan apa-apa padahal dia sudah menyuruhnya untuk melakukan sihir kebangkitan.
"Luca… "
"Nona Katherine, maaf tapi aku tidak bisa melakukan sihir terlarang itu. Javier telah pergi dan nona Katherine harus menerimanya," ucap Luca dengan pelan sambil menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Katherine.
Meskipun dia merasa tidak suka melihat keadaan Katherine yang seperti ini dan merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Javier, Luca tidak akan pernah menggunakan sihir terlarang.
Luca sebelumnya memang pernah diajarkan mengenai sihir terlarang oleh leluhurnya, namun bukan berarti dia bisa menggunakan sihir itu, dia hanya diberitahu bahwa sihir tersebut ada, bagaimana cara kerjanya, dan resikonya.
Sihir terlarang menggunakan kekuatan dari dunia bawah dan bukan dari alam seperti sihir biasanya. Jika sihir terlarang digunakan itu akan mengganggu hubungan penyihir dengan alam, sehingga kemungkinan mereka tidak akan bisa menggunakan sihir mereka yang biasanya.
Itu adalah resiko yang harus ditanggung jika penyihir menggunakan sihir terlarang.
"Luca!" bentak Katherine dengan marah.
Apa maksudnya dia harus menerima Javier telah pergi?
Dia tidak akan pernah menerimanya!
Tidak jika dia bisa menyelamatkannya!
"Nona Katherine, kamu harus menerimanya. Sejak awal bukankah kamu sudah tahu bahwa kehidupan manusia itu hanya sebentar dan suatu saat Javier akan pergi?" tanya Luca sambil menatap Katherine, tatapan matanya terlihat tajam.
Dia tahu bahwa saat ini Katherine sedang bersedih dan merasa kehilangan, tapi seseorang harus menyadarkan wanita itu. Luca bersedia untuk menjadi orang yang melakukannya.
Katherine menundukkan kepalanya dan menatap Javier yang kini terletak di lantai dengan genangan darah dari tubuh pria itu.
Luca menarik nafas dengan lega ketika melihat Katherine yang hanya diam saja dan tidak berkata apa-apa. Sepertinya dia berhasil menyadarkan wanita itu.
"Nona Katherine, ayo kita…"
Luca yang ingin memegang pundak Katherine menghentikan langkah dan kata-katanya ketika merasakan aura yang sangat mencekam keluar dari tubuh Katherine. Tanpa sadar Luca mundur beberapa langkah ke belakang karena merasakan bahaya.
"Luca Ridcully!"
Katherine secara perlahan-lahan menaikkan wajahnya dan menatap Luca dengan tajam. Bagian putih di bola mata Katherine yang sekarang berubah menjadi hitam membuat tatapan mata wanita itu terlihat menakutkan dengan iris mata yang berwarna merah gelap.
Luca tanpa sadar mundur beberapa langkah ketika melihat penampilan Katherine saat ini. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Katherine dalam bentuk yang seperti ini.
"Ini perintah!" ucap Katherine yang kini terdengar sangat dingin.
Luca menelan ludahnya ketika mendengar hal itu. Dia sudah bisa menebak apa yang akan diperintahkan oleh Katherine.
Luca yang sedang berdiri segera berlutut dan menatap Katherine dengan tatapan memohon.
"Nona Katherine, kumohon… kumohon jangan lakukan hal ini," ucap Luca dengan putus asa. Air mata bahkan keluar dari matanya yang berwarna biru kristal itu, memohon agar Katherine tidak melakukan hal yang akan segera dia lakukan.
Luca bahkan rela mencium kaki Katherine jika hal itu bisa menghentikan wanita itu. Dia akan melakukan apa saja, asalkan bukan hal itu.
"Gunakan sihir kebangkitan pada Javier!" ucap Katherine dengan nada memerintah dan menatap Luca dengan tatapan tajam, tak peduli wajah pria itu kini berderai air mata.
"Nona Katherine…" ucap Luca dengan lemah, tidak menyangka Katherine akan memberikan perintah seperti itu padanya.
DEG
"Kumohon… tarik kembali perintahmu," mohon Luca yang bisa merasakan jantungnya kini berdegup dengan kencang.
Katherine hanya diam saja dan menatap Luca yang kini telah memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Tak peduli bagaimana Luca memohon padanya.
Yang Katherine pikirkan saat ini hanyalah menyelamatkan Javier, suaminya.
Luca akhirnya berdiri dari posisi berlututnya setelah melihat ekspresi Katherine yang sama sekali tidak berubah.
Hati Luca terasa sakit.
Tidak, itu bukan karena efek dari dia yang menentang perintah Katherine, tapi itu karena perasaannya terluka, hatinya hancur. Luca mengira kebersamaannya selama ini dengan Katherine setidaknya akan membuat wanita itu mengerti akan dirinya.
Luca tidak pernah mengharapkan lebih. Dia tidak masalah jika Katherine pada akhirnya akan menggunakan perintah untuk menyuruhnya, tapi setidaknya… tidak akan menyuruhnya menggunakan sihir terlarang.
Tapi ternyata manusia itu lebih penting daripada dia dimata Katherine.
Luca lalu mulai bergumam sesuatu sambil menahan rasa sakit di dadanya. Dia masih berusaha mengingat bagaimana cara menggunakan sihir terlarang Kebangkitan, jadi efek Perintah yang dikatakan oleh Katherine masih bisa dirasakan olehnya.
Gumaman Luca secara perlahan-lahan mulai terdengar keras dan jelas, meskipun Katherine sama sekali tidak tahu apa yang dikatakan oleh pria itu.
Suasana di sekitar mereka mulai berubah, deru angin mulai memasuki rumah itu, petir yang menggelegar terdengar, dan suasana di sekitar situ terasa dingin.
Wajah Luca terlihat meringis ketika menyadari apa yang terjadi. Alam sedang mencoba untuk menghentikannya melakukan apa yang sedang dia lakukan. Namun, Luca tidak bisa berhenti.
Luca menjulurkan tangannya ke depan, ke arah tubuh Javier yang sudah terbaring kaku. Sebuah lingkaran sihir berwarna hitam muncul di bawah pria itu.
"Wahai jiwa yang telah pergi. Aku, Luca Ridcully, memanggilmu untuk datang kembali. Resurrection!" ucap Luca mengakhiri mantranya.
Sebuah cahaya berwarna hitam muncul dari lingkaran sihir itu dan menyinari tubuh Javier. Luca menutup mVamatanya, dia telah melakukan sihir terlarang. Hubungannya dengan alam telah terganggu.
"Tidak apa-apa… asal nona Katherine bahagia," pikir Luca yang merasakan sakit di hatinya.
"Luca!"
Luca membuka matanya ketika mendengar suara Katherine yang memanggilnya. Sebuah perasaan lega dirasakan oleh Luca karena Katherine ternyata tidak melupakannya padahal Javier baru saja kembali dari kematiannya.
"Ada…" Luca tidak bisa melanjutkan kata-katanya ketika Katherine tiba-tiba lebih dulu bersuara.
"Apa yang terjadi? Kenapa Javier masih terasa dingin dan tidak membuka matanya?" tanya Katherine yang memandang Javier dan Luca secara bergantian.
Pada awalnya Katherine berpikir itu memang akan membutuhkan sedikit waktu agar Javier membuka kembali matanya. Namun, jangankan membuka matanya, wajah tampan suaminya itu terlihat semakin pucat dan terasa lebih dingin.
Luca terkejut ketika mendengar hal itu. Dia berlutut dan memeriksa keadaan Javier. Dia bahkan menggunakan sihir penyembuh, yang butuh usaha lebih lama baginya daripada sebelumnya, untuk membantu penyembuhan Javier, tapi pria itu sama sekali tidak membuka matanya dan jantungnya tidak berdetak.
"Ini aneh… Aku telah melakukan sihir kebangkitannya, nona Katherine!" ucap Luca ketika Katherine memandangnya dengan tatapan curiga.
"Lakukan lagi!" ucap Katherine dengan pandangan tajam dan nada dingin.
Luca merasa sedikit enggan untuk melakukannya sekali lagi. Itu artinya dia akan sekali lagi melakukan sihir terlarang dan itu akan membuat hubungannya dengan alam akan semakin terganggu.
Namun, ketika dia melihat ekspresi wajah Katherine yang tidak ingin dibantah, Luca hanya bisa menghela napasnya lalu berdiri kembali dan mengucapkan mantranya sekali lagi.
"Wahai jiwa yang telah pergi. Aku, Luca Ridcully, memanggilmu untuk datang kembali. Resurrection!"