"Ja-Javier!" panggil Katherine, memegang pundak pria itu yang sedang berjalan di koridor sekolah, suaranya terdengar sedikit bergetar karena dia masih tidak percaya bisa bertemu dengan suaminya lagi.
"Apa yang kamu lakukan!" bentak pria itu tiba-tiba ketika melihat orang yang menyentuhnya adalah wanita aneh yang tiba-tiba menangis.
"Berani-beraninya kamu menyentuhku dengan tangan kotormu!" lanjutnya lalu menepis tangan Katherine.
Katherine sedikit terkejut dengan tingkah pria itu. Javier yang dia kenal tidak mungkin sekasar ini, dia adalah pria yang baik dan lembut, tapi kenapa Javier-nya berubah seperti ini?
"Maaf Javier, aku pasti membuatmu terkejut," ucap Katherine dengan pelan.
Sepertinya karena kejadian di kantin tadi, pria itu masih marah kepadanya.
"Kenapa kamu terus bersikap menyebalkan? Lagipula namaku itu James, bukan Javier! Aish! Dasar wanita aneh! Awas saja jika kamu terus menggangguku, aku akan menghajarmu!" ucap pria yang bernama James itu, lalu mengangkat tangannya seolah hendak memukul Katherine, sebelum akhirnya pergi dari situ.
Katherine kembali terkejut dengan pengakuan pria itu, namanya adalah James? Tapi… dia adalah Javier! Javier-nya! Kenapa dia mengaku sebagai orang lain?
Para siswa yang melihat kejadian itu hanya bisa berbisik diantara mereka, lalu segera berpura-pura tidak terjadi apa-apa ketika James melihat mereka.
Salah satu siswa yang melihat kejadian itu adalah Luca, ketika sedang berlari menuju kantin, dia tiba-tiba melihat Katherine yang hendak dipukul oleh seorang pria, dia lalu dengan buru-buru pergi menghampiri Katherine.
"No.. ehem, Kate, apa yang terjadi?" tanya Luca yang terlihat khawatir. Dia bukannya khawatir keadaan Katherine yang mungkin terluka, karena mustahil seorang manusia bisa melukai Katherine, tapi lebih khawatir karena Katherine sudah membuat masalah di hari pertamanya datang ke akademi.
"Lu..ke! Kita telah berhasil! Kita berhasil melakukannya!" ucap Katherine dengan wajah yang gembira dengan mata yang berkaca-kaca.
Dahi Luca berkerut ketika mendengar ucapan Katherine yang sama sekali tidak dimengerti olehnya. Berhasil? Apanya yang berhasil?
Namun, baru saja Luca akan membuka kembali mulutnya, bel kembali berbunyi, menandakan bahwa jam istirahat telah selesai dan waktunya kelas berikutnya.
"Apakah itu artinya kelas akan kembali dimulai?" tanya Katherine, menghapus air matanya.
Luca mengangguk.
"Tapi apa maksudmu kita berhasil?" tanya Luca dengan penasaran.
"Kita akan membahasnya nanti, aku harus segera ke kelas dulu. Sampai nanti, Luke!" ucap Katherine melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar, membuat Luca tanpa sadar ikut juga tersenyum melihat Katherine yang terlihat bahagia.
Sepertinya keputusannya untuk datang ke akademi tidak sia-sia, Nona-nya akhirnya bisa tersenyum lagi seperti dulu.
***
Sepanjang sisa pelajaran, suasana hati Katherine menjadi lebih baik dari sebelumnya, ekspresi wajahnya bahkan terlihat senang, tidak sabar untuk memberitahukan Luca apa yang terjadi, dan bertemu kembali dengan Javiernya.
Siapa yang mengira dia akan bertemu lagi dengan Javier dan yang lebih penting lagi, mereka bertemu di akademi! Salah satu tempat yang ingin dikunjungi oleh suaminya!
Bahkan, ketika Mary berusaha mengganggunya lagi saat sedang pergantian jam pelajaran, Katherine hanya tersenyum padanya lalu berusaha mengabaikannya. Suasana hatinya sedang baik dan dia tidak akan membiarkan wanita itu merusaknya, membuat Mary menjadi kesal akan sikap dari wanita itu.
Setelah jam pelajaran akhirnya berakhir, Katherine yang ingin segera menemui Luca, harus mengurungkan niatnya ketika guru perempuan yang menjadi wali kelasnya datang mengunjunginya, mengatakan bahwa dia akan mengantarkan Katherine ke kamarnya.
Katherine mengangkat alisnya, tidak mengerti apa yang dikatakan guru itu, tapi guru itu menjelaskan bahwa FA Akademi memiliki asrama dan semua siswanya wajib tinggal di asrama, guru itu sedikit bingung karena Katherine tidak mengetahui informasi itu, padahal barang-barang milik Katherine sudah diletakkan di kamar miliknya.
"Ahh… aku pasti melupakannya, hehe," ucap Katherine yang menjadi salah tingkah. Dia sepertinya pernah mendengar hal ini sebelumnya dari Luca.
Ketika Katherine akhirnya tiba di kamarnya, dia bisa melihat kamar itu terlihat cukup oke dan tidak terlalu buruk, yang membuat Katherine sedikit merasa bingung adalah kamar itu memiliki dua tempat tidur, apakah itu artinya dia akan sekamar dengan Luca?
Namun, Katherine langsung menemukan jawabannya ketika tak lama kemudian setelah gurunya itu pergi, seseorang mengetuk pintu kamarnya dan orang itu adalah Luca.
"Tunggu dulu. Kamu tidak akan sekamar denganku? Lalu siapa orang yang akan sekamar denganku?" tanya Katherine setelah mendengar jawaban dari Luca, wajahnya terlihat terkejut.
"Iya, itu aturannya, nona Katherine, mereka membagi kamarnya berdasarkan jenis kelamin. Meskipun kita adalah kakak adik, aturan sekolah tidak mengizinkannya."
"Awalnya aku memikirkan untuk menyihir kepala sekolah itu, tapi setelah dipikir-pikir lagi, jika aku melakukan hal itu, orang lain pasti akan bertanya-tanya kenapa kita bisa satu kamar dan itu akan menarik perhatian, aku tidak mungkin menyihir semua orang di FA Akademi ini," ucap Luca mengakhiri penjelasannya.
Katherine mengangguk mengerti ketika mendengar hal itu. Luca adalah orang yang dia bisa andalkan dan pasti memikirkan yang terbaik untuk dirinya, jika Luca menganggap dia satu kamar dengan manusia bukanlah hal yang buruk, maka Katherine bisa melakukannya.
Meskipun Katherine sedikit gugup, sih, karena selama ini manusia yang berhubungan dekat dengannya adalah Javier, ini pertama kalinya dia akan dekat dengan manusia lain. Yah… Katherine hanya berharap dia bisa melakukannya dengan baik.
"Maafkan aku, Nona Katherine. Aku sudah mencoba memikirkan maksud dari perkataan Nona Katherine tadi di koridor sekolah, tapi aku tidak bisa menemukan jawabannya," ucap Luca tiba-tiba, meminta maaf.
"Bisakah Nona Katherine memberitahukan maksud dari perkataan Nona? Apanya yang berhasil?" tanya Luca yang terlihat gugup. Setelah berpisah dengan Katherine dia tidak bisa berhenti memikirkan hal itu, tapi bagaimana pun dia memikirkannya, dia tidak mengerti perkataan Katherine.
Luca merasa gagal dan malu untuk menanyakan hal ini, tapi dia harus menanyakannya.
"Ah, iya, aku ingin segera membahas itu denganmu tapi tiba-tiba wali kelasku menjemputku," ucap Katherine yang terlihat bersemangat, lalu segera memegang tangan Luca yang duduk di tepi tempat tidur, disampingnya.
"Kita berhasil melakukan sihir Kebangkitan! Javier telah kembali!" lanjut Katherine yang terlihat bersemangat.
Luca yang awalnya sedikit salah tingkah karena Katherine memegang tangannya, langsung mengubah ekspresinya ketika mendengar hal itu.
"Apa maksudmu, Nona Katherine? Tapi… sihir itu gagal, Nona melihatnya sendiri ketika Javier menghembuskan napas terakhirnya. Javier… sudah meninggal," ucap Luca yang mengatakan kalimat terakhirnya dengan pelan.
Dia tidak tahu kenapa Katherine tiba-tiba mengatakan bahwa sihirnya berhasil dan Javier telah kembali ketika saat itu mereka melihat sendiri tubuh Javier yang diam tidak bergerak dan sudah tidak bernapas lagi.
Mereka bahkan mengunjungi makam Javier!
Apakah Nona Katherine telah melupakannya karena kejadian itu sudah lama terjadi?