Chereads / Kisah Cinta Vampire Wanita / Chapter 24 - Sekarang Kita Berpacaran

Chapter 24 - Sekarang Kita Berpacaran

"Kenapa kamu terus menatapku? Apakah ada sesuatu di wajahku?" James akhirnya meletakkan sendoknya ketika sudah tidak tahan lagi melihat Katherine yang terus-terusan menatapnya.

Setelah insiden di toilet, mereka memang langsung pergi ke cafetaria untuk memakan makan siang dan James akhirnya membiarkan Katherine untuk duduk bersamanya setelah sebelumnya selalu menolak Katherine untuk duduk dengannya atau bahkan tidak menghabiskan makanannya karena ada Katherine.

Kalau dipikir-pikir ini adalah kedua kalinya mereka duduk bersama seperti ini.

"Ketampanan?" tanya Katherine sambil tersenyum nakal, membuat James tersedak begitu mendengarnya.

"Hentikan main-mainmu dan makanlah. Sebentar lagi bel akan berbunyi," ucap James yang mengambil kembali sendoknya dan melanjutkan makannya.

Katherine hanya tersenyum ketika melihat tingkah James yang sangat lucu. Padahal kelihatan jelas dia menyukainya dari wajahnya yang sedikit memerah, tapi dia malah terlihat malu-malu.

Meskipun Javier yang dulu bukan tipe yang malu-malu dan sering menggodanya, Javier yang malu-malu juga tidak buruk.

Ah, apakah karena Javier yang sekarang belum memiliki pengalaman?

"Jadi… karena kamu tadi sudah memelukku, aku anggap itu jawaban dari pertanyaanku tadi pagi," ucap Katherine yang menopang dagunya sambil memandang James.

"A-Apa maksudmu? Aku tidak memelukmu!" ucap James yang terdengar malu-malu.

"Syukurlah… kamu baik-baik saja. Kamu… Hmph" Katherine yang sedang meniru suara James tadi tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena tiba-tiba mulutnya ditutup oleh tangan James.

"Apa yang kamu lakukan! Hentikan! Itu memalukan!" ucap James yang wajahnya kembali memerah dan melotot kepada siswa-siswa yang sedang memperhatikan mereka.

Setelah melihat Katherine menganggukkan kepalanya, James akhirnya menarik kembali tangannya dan kembali duduk di kursinya.

"Sepertinya kamu masih mengingatnya. Jadi…" Katherine lalu memajukan badannya mendekati James. "Sekarang kita berpacaran," bisiknya dengan suara pelan dan sedikit serak.

Wajah James kembali memerah ketika mendengar hal itu.

"Lakukan saja sesukamu," ucapnya yang akhirnya menyerah.

James sendiri tidak tahu kenapa dia bisa khawatir dan memeluk wanita yang berada di depannya seperti tadi.

Apakah itu karena wanita itu akhir-akhir ini selalu ada di kehidupannya?

Atau apakah karena wanita itu tadi pagi mengakui perasaannya?

James tidak tahu kenapa dia bisa melakukan hal seperti itu, tapi sepertinya lebih baik menerima wanita itu saja, setidaknya itu tidak akan merepotkan, semoga saja.

"Tapi… apakah kamu harus selalu diawasi oleh sepupumu?" tanya James mengubah topik pembicaraan. Ketika dia tadi melototin orang-orang disekitar mereka, dia melihat pria berambut pirang yang merupakan sepupu wanita itu sedang menatap ke arah mereka seperti siswa-siswa yang lain. Namun, pandangan pria itu sedikit berbeda. Dia terlihat seperti sedang mengawasi Katherine.

"Ahh… Dia hanya mengkhawatirkanku saja. Kamu tahu, kekhawatiran sepupu kepada sepupunya, hehe," ucap Katherine dengan canggung.

"Begitu? Sepertinya kalian cukup dekat sebagai sepupu," ucap James dengan pelan, ekspresi wajahnya terlihat sedih.

Katherine mengerutkan dahinya ketika melihat itu, tapi detik berikutnya James sudah terlihat baik-baik saja sehingga membuat Katherine tidak yakin apakah dia melihatnya dengan benar.

"Kenapa kamu tidak makan?" pertanyaan dari James membuat Katherine kambali sadar dari lamunannya.

"Sebenarnya… aku tidak terlalu menyukai makanan di sini," bisik Katherine dengan pelan, membuat James membesarkan matanya.

Makanan di cafetaria akademi Faith Alive sangat terkenal dan enak sampai setiap hari cafetaria nya selalu penuh dan para siswa hampir tidak mendapatkan tempat duduk.

Ini pertama kali James mendengar ada orang yang mengatakan bahwa makanan di cafetaria ini tidak enak.

Apakah Kate pernah memakan makanan yang lebih enak dari ini sampai makanan di sini sudah bukan seleranya lagi?

***

Kecurigaan James terhadap Kate terus berlangsung setelah berhari-hari mereka berdua menghabiskan waktu bersama. Selain Kate tidak mau makan makanan di cafetaria, wanita itu tidak mengetahui apa-apa, dia bukan seperti wanita polos tapi benar-benar tidak tahu apa-apa tentang Kerajaan Verte!

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu terus menerus berlatih pedang?" tanya Katherine suatu hari ketika sedang duduk dan menonton James yang latihan pedang di belakang bangunan asrama pria.

"Tentu saja karena aku ingin menjadi ksatria kerajaan," ucap James yang telah berhenti mengayunkan pedangnya dan berjalan menghampiri Katherine untuk mengambil minumannya.

"Ksatria kerajaan?" tanya Katherine yang terlihat bingung. "Apa itu?"

James yang sedang minum menatap Katherine dengan tatapan seolah-olah apakah Katherine sedang bercanda, tapi melihat Katherine yang menatapnya dengan serius membuat James yakin bahwa dia tidak tahu apa-apa.

"Pasukan yang bersumpah untuk melayani Kerajaan Verte dan pergi berperang jika diperlukan. Bukankah hal ini sudah diberitahukan sejak kelas satu? Setelah kita lulus dari sekolah, para siswa bisa memilih untuk bergabung menjadi ksatria kerajaan, kupikir semua sekolah pernah menjelaskan hal itu," ucap James menjelaskan dengan dahi berkerut.

"Ah, iya, aku melupakannya karena aku tidak berniat menjadi ksatria kerajaan," ucap Katherine yang terlihat salah tingkah.

"Jadi mimpimu adalah menjadi ksatria kerajaan?" lanjutnya agar James tidak bertanya lebih lanjut.

"Ya, mereka sangat keren dan aku berniat menjadi salah satu dari mereka. Bagaimana denganmu?" tanya James yang kini mengambil tempat untuk duduk disamping Katherine.

"Aku?" tanya Katherine.

James mengangguk.

"Ya, apa mimpimu?" tanya James menoleh ke arah Katherine.

"Itu… Aku tidak tahu," ucap Katherine dengan pelan. Dia memang telah berniat untuk berbaur dengan manusia dan mempelajari hal-hal tentang manusia, tapi kalau bicara soal mimpi… Katherine benar-benar tidak tahu.

Mungkin sebelumnya mimpinya adalah untuk mencari Christine dan membalaskan kematian suaminya, tapi saat ini suaminya telah hidup kembali. Katherine tidak tahu apakah dia masih ingin mencari Christine atau tidak.

"Begitu?" ucap James yang kembali terkejut. Ketika mereka pertama kali masuk akademi, para siswa sudah ditanya mengenai apa mimpi mereka. Apakah sekolah lama Katherine tidak menanyakan hal itu?

"Lalu apa yang kamu ingin lakukan setelah lulus sekolah? Meneruskan bisnis keluarga, atau mungkin memulai bisnis? Kulihat kamu pintar dalam belajar," tanya James lagi dengan sengaja mengatakan bisnis.

Penampilan sepupu Katherine terlihat seperti seorang bangsawan yang berarti kemungkinan besar Katherine juga bangsawan dan biasanya setelah lulus dari akademi, para bangsawan sering meneruskan bisnis keluarga mereka.

Selama ini James sebenarnya penasaran dengan keluarga Katherine, tapi dia terlalu malu untuk menanyakan hal itu secara langsung.

"Hmm…" Katherine terlihat berpikir sebentar. Sejujurnya dia masih belum memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah lulus sekolah.

"Menikah denganmu?" tanya Katherine sambil tersenyum manis.

James kembali tersedak ketika mendengar hal itu. Dia memandang Katherine dengan tatapan tidak percaya.

"Apa maksudmu? Jangan bercanda seperti itu!" ucap James dengan wajah yang memerah.

"Tapi aku tidak bercanda. Aku menyukaimu dan ingin menikah denganmu. Apakah kamu tidak mau menikah denganku?" tanya Katherine yang terlihat serius.

James hanya diam saja ketika mendengar itu.