Setelah insiden yang tidak menyenangkan itu, suasana hati Katherine sedikit memburuk, ini sama sekali tidak seperti yang dia bayangkan. Dia pikir, dia akan disambut dengan baik oleh teman-temannya dan berteman dengan beberapa orang baru. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa dia akan diganggu dan dibuat seperti orang bodoh di depan gurunya!
Namun, suasana hati Katherine sedikit membaik ketika guru wanita itu memulai pelajarannya. Dia akhirnya bisa belajar tentang pengetahuan manusia! Dengan bersemangat, Katherine mengikuti pelajaran itu, begitu pun dengan pelajaran selanjutnya yang diberikan oleh guru lain.
Tak lama kemudian, bel kembali berbunyi, menandakan kelas telah berakhir. Katherine yang tidak sabar untuk melihat apalagi yang akan dia pelajari, mengerutkan keningnya ketika melihat beberapa siswa berdiri dari tempat duduk mereka dan berjalan keluar kelas.
Siswa-siswa yang tadinya terlihat ingin menyapa Katherine, segera mengurungkan niat mereka begitu melihat ekspresi wajah Mary yang duduk dibelakang Katherine terlihat tidak senang. Hal itu membuat dahi Katherine berkerut, dia menyadari bahwa Mary membuat teman-temannya tidak mau menyapanya, tapi kenapa gadis itu melakukan hal itu kepadanya?
Apakah mereka pernah bertemu sebelumnya?
Katherine menggelengkan kepalanya, sepertinya tidak begitu.
Akhirnya, karena penasaran kenapa beberapa siswa pergi keluar kelas, Katherine memutuskan untuk pergi keluar kelas. Katherine akhirnya tahu bahwa saat ini adalah waktunya istirahat setelah bertanya kepada siswa dari kelas lain yang juga keluar dari kelas.
"Ah, bukankah tadi Luca sudah menjelaskannya kepadaku? Kalau tidak salah dia mengatakan untuk bertemu di kantin," pikir Katherine yang tiba-tiba mengingat perkataan Luca tadi yang mengajaknya untuk bertemu di kantin ketika jam istirahat.
Sambil bertanya-tanya kepada beberapa orang, Katherine akhirnya mengetahui di mana letak kantin itu dan segera pergi menuju ke sana.
***
Katherine menatap nampan makanan yang berada di depannya yang berisi makanan yang dimakan oleh manusia. Ada kentang, daging babi, dan sayur-sayuran. Padahal dia hanya mengikuti anak-anak yang membuat barisan dan ikut mengantri karena penasaran. Dia tidak menyangka mereka ternyata sedang dibagikan makanan.
Sejujurnya, Katherine bisa memakan makanan yang dimakan oleh manusia, dia bahkan bisa menelannya, tapi rasanya sama sekali tidak sesuai dengan selera Katherine, itu terasa hambar dan mengerikan, membuat Katherine memilih untuk tidak memakan makanan itu lagi.
Ketika dia pertama kali memakan makanan manusia, itu adalah saat dia bersama dengan Javier. Wajah Javier terlihat bersemangat ketika sedang mentraktir Katherine sebuah cake dan dengan wajahnya yang tampan itu, Javier menatap Katherine untuk menanyakan bagaimana rasa dari cake tersebut.
Awalnya, Katherine terlihat sedikit ragu untuk mencobanya. Bagaimana pun, selama ini dia tidak pernah memakan makanan manusia, tapi ketika melihat wajah Javier yang menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, Katherine akhirnya memberanikan diri untuk mencoba memakannya.
Katherine langsung mengatakan bahwa cake itu tidak enak, dia bahkan memuntahkan cake itu, membuat Javier menatapnya dengan aneh karena itu adalah cake yang terkenal, mahal, dan tentu saja enak. Saat itu, Katherine menyadari bahwa, dia memang bisa memakan makanan manusia, tapi tidak bisa merasakan makanan itu seperti manusia biasanya.
"Di mana Luca? Kenapa dia belum datang juga?" pikir Katherine yang sama sekali tidak berencana untuk menyentuh makanan itu dan menengok ke arah luar kantin untuk mencari Luca. Dari tempat duduknya, Katherine bisa melihat banyak siswa yang datang bersamaan ke kantin, ataupun sedang mengantri makanan mereka, tapi dia tidak melihat Luca!
"Apa yang dia lakukan? Kenapa dia lama sekali?" pikir Katherine yang mulai merasa bosan menunggu sendirian. Dari tempatnya, dia bisa melihat beberapa siswa sedang duduk bersama dan saling bercerita, hanya dia sendiri yang terlihat seperti orang tersesat yang duduk sendirian.
Katherine sebenarnya ingin segera berdiri dan pergi mencari Luca, tapi tempat duduk di kantin terlihat penuh dan ada kemungkinan ketika mereka datang kembali, mereka tidak akan mendapatkan tempat. Meskipun dia baik-baik saja untuk tidak makan, tapi Luca masih tetaplah manusia, penyihirnya itu membutuhkan makanan.
Ketika Katherine menengok kembali, tiba-tiba di depannya sudah ada seorang pria yang sedang memakan makanannya, membuat Katherine sedikit terkejut. Sejak kapan pria itu berada di depannya?
"Apa? Kamu tidak berpikir untuk memakan sendirian tempat ini, kan?" tanya pria itu dengan dingin ketika menyadari Katherine sedang menatapnya.
Suasana di kantin saat ini cukup ramai sehingga pria itu tidak mendapatkan tempat duduk untuk makan, ketika dia melihat ada satu tempat kosong yang diduduki oleh seorang wanita, tanpa berpikir lama dia langsung duduk di situ.
Katherine terdiam, menatap wajah itu lekat-lekat. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang aneh ketika dia melihat wajah pria itu. Pria itu memiliki kulit putih dengan wajah tampan, dan berambut pirang. Katherine tahu ini baru pertama kalinya dia melihat pria itu, tapi… ada suatu kerinduan ketika dia menatap pria itu.
"Javier…" gumam Katherine dengan pelan.
Ya! Perasaan yang dirasakan Katherine saat ini adalah perasaan familiar yang dia rasakan ketika sedang bersama dengan Javier, suaminya. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia bisa merasakannya, pria yang berada di depannya adalah Javier, suaminya!
Tanpa sadar, air mata Katherine kembali menetes.
Pria itu menjadi sedikit salah tingkah ketika wanita yang berada di depannya tiba-tiba menangis dan mulai menarik perhatian para siswa yang melihat mereka.
"Apa yang kalian lihat?!" tanya pria itu dengan dingin, seolah menantang siswa-siswa yang menatap mereka. Siswa-siswa itu lalu membuang wajah mereka, dan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Pria itu lalu menatap Katherine dengan tatapan dan ekspresi wajah yang terluka.
"Kamu ternyata sama saja," gumamnya dengan pelan.
Sebelum tatapan pria itu berubah menjadi dingin dan wajahnya menunjukkan ekspresi jijik.
"Tch." decaknya lalu segera berdiri dan pergi keluar dari kantin tanpa menghabiskan makanannya.
Segera setelah pria itu keluar, beberapa siswa kembali menatap Katherine, wajah mereka terlihat khawatir, tapi tidak ada yang berani menghampiri Katherine karena selain mereka tidak pernah melihat Katherine sebelumnya, wanita itu tadi sedang bersama dengan pria itu.
Katherine buru-buru menghapus air matanya setelah menyadari bahwa pria itu telah pergi. Tanpa menunggu kedatangan Luca lagi, Katherine segera berdiri dan berlari menyusul pria berambut pirang itu.
Meskipun semua tentang pria itu berbeda dengan Javier, suaminya, Katherine yakin bahwa pria itu adalah Javier!
"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi syukurlah… syukurlah kamu telah kembali. Kali ini, aku tidak akan meninggalkanmu lagi," pikir Katherine yang terlihat bahagia.
Dia tidak menyangka akan bertemu dengan suaminya lagi!
Katherine merasakan dadanya berdegup dengan kencang ketika dia akhirnya menemukan pria berambut pirang itu. Dengan langkah yang pasti, Katherine menghampiri pria itu.