Luca segera membuang pikiran itu ketika barrier yang dia buat mendapatkan sebuah garis yang seperti retakan setelah Leonardo menyerangnya dengan sihirnya. Jika Leonardo terus menyerangnya seperti itu, maka tidak butuh waktu lama bagi barriernya untuk bertahan.
Christine tersenyum puas ketika melihat serangan Leonardo seperti berhasil. Dia memandang ke arah Luca yang terlihat kesulitan dan Javier yang berdiri terdiam di tempatnya.
Bagaimana ekspresi mereka berdua nanti ketika dia memakan mereka?
Bagaimana rasa keduanya nanti? Apalagi manusia itu yang menjadi suami dari Katherine.
"Bisakah kamu menyelesaikan ini dengan cepat, Leonardo?" ucap Christine yang menjadi tidak sabar ketika pikiran tersebut terlintas di benaknya.
Leonardo mengangguk mengerti dan mulai merapalkan serangan yang lebih besar daripada serangan sebelumnya.
Luca yang merasakan Leonardo akan menjadi lebih serius daripada sebelumnya, menengok ke arah belakang untuk melihat ke arah Javier.
"Javier!" panggil Luca.
"..."
Luca menggertakkan giginya ketika melihat Javier yang terdiam di tempatnya.
"Sadarkan dirimu, manusia rendahan!" bentak Luca dengan kasar.
Javier terperanjat ketika mendengar kata-kata kasar dari Luca, meskipun dia tahu Luca tidak menyukainya, tapi selama ini Luca tidak pernah berbicara sekasar itu padanya.
Melihat Javier yang sepertinya sudah tersadar dari pemikirannya, Luca segera berkata.
"Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan ini semua. Cepat berdiri dibelakangku dan pegang pundakku. Aku akan mengirimmu di tempat yang aman!" ucap Luca dengan nada memerintah.
Sebelumnya Luca tidak memikirkan pilihan ini karena memindahkan dua orang sekaligus membutuhkan waktu yang lebih lama daripada memindahkan satu orang saja. Dengan Christine yang bersiap menyerangnya kapan saja, Luca tidak ingin mengambil resiko.
Namun, keadaan sekarang benar-benar berubah. Jika dia hanya mengirimkan Javier untuk pergi dari sini seorang diri. Dia percaya diri bisa melakukannya lebih cepat meskipun Christine dan Leonardo berada di depannya.
"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Javier dengan tatapan khawatir. Dari perkataan Luca, sepertinya pria itu hendak mengirimkannya seorang diri.
Luca tersenyum menyeringai ketika mendengar nada khawatir dari Javier.
"Apakah kamu mengkhawatirkanku? Hah! Aku tidak menyangka manusia rendahan akan mengkhawatirkanku. Jangan khawatir, aku akan menyusulmu nanti," ucap Luca dengan tenang.
Meskipun dia sebenarnya tidak percaya diri bisa melawan Christine dan Leonardo seorang diri, tapi setidaknya dia telah melakukan perintah nona Katherine untuk melindungi Javier.
"Baiklah, pastikan untuk menyusulku!" ucap Javier menganggukkan kepalanya lalu berdiri sejajar dengan Luca dan memegang pundak pria itu.
Luca menatap ke arah depan kembali ketika merasakan tangan Javier di pundaknya. Dia hanya memiliki satu kesempatan untuk menurunkan barrier yang dia buat dan mengirimkan Javier ke tempat yang aman. Itu adalah saat di mana Leonardo akan menyerangnya kembali.
Namun, detik berikutnya wajah Luca yang tadinya terlihat fokus dan tenang, berubah menjadi panik ketika serangan dari Leonardo langsung menghancurkan barrier yang dia buat.
Luca buru-buru melafalkan mantranya untuk segera mengirimkan Javier ke tempat yang aman, tapi detik berikutnya Luca merasakan suatu tekanan datang dari sebelah kirinya dan mendorong tubuhnya.
"Ahh," Luca mengeluarkan erangan ketika tubuhnya terlempar ke dinding. Luca berusaha untuk kembali mendekat ke arah Javier, tapi tekanan tersebut terlalu kuat dan terus menahan tubuhnya.
Melihat tidak ada lagi yang menjadi penghalangnya, Christine langsung melesat dan menggigit leher Javier. Javier mengeluarkan erangan kesakitan ketika Christine melakukan hal tersebut.
Luca hanya bisa membesarkan matanya dan berteriak marah ketika melihat kejadian yang terjadi di depannya.
Dia telah gagal melindungi Javier!
"Nona Christine, sebaiknya kita pergi sekarang," ucap Leonardo setelah beberapa saat.
Christine yang saat ini masih sedang menghisap darah Javier di leher pria itu, segera melepaskan pria itu dan menusuk perutnya dengan cakarnya sebelum akhirnya membiarkan pria itu jatuh ke lantai.
Christine tersenyum puas ketika melihat Javier berada di lantai dengan perut yang terluka dan darah yang berceceran. Itu adalah trademark yang sering dilakukan oleh Christine ketika memburu manusia. Dia tidak ingin dianggap sebagai vampir biasa ketika seseorang menemukan korbannya.
"Baiklah, ayo kita pergi, misi telah berhasil," ucap Christine sambil menjilat darah segar yang keluar dari bibirnya.
"Lalu bagaimana dengan Luca?" tanya Leonardo yang saat ini masih menahan Luca.
Christine yang hendak pergi, segera berbalik dan mendekat ke arah Luca.
"Penyihir kecil, kemampuan bertahan milikmu sepertinya berguna. Apakah kamu mau menjadi pengikutku?" tanya Christine sambil mengelus pipi Luca dengan kukunya.
"Da...lam mim..pi..mu, j*lang!" ucap Luca yang kesulitan berbicara karena tekanan yang diberikan oleh Leonardo. Dia tak lupa meludah ke wajah Christine.
"Ahh…" erang Luca ketika merasakan sakit di perut miliknya.
Setelah menghisap darah yang berada di kukunya, Christine akhirnya melangkahkan kakinya ke luar.
Leonardo melirik ke arah Luca sebentar sebelum akhirnya pergi menyusul Christine. Setelah mereka keluar dari rumah itu, Luca yang tertahan di dinding akhirnya bisa bergerak dengan bebas.
"Uhuk," Luca kembali mengerang ketika merasakan sakit di bagian perutnya. Di buru-buru mengarahkan tangan kanannya ke luka itu dan menyebutkan sebuah mantra.
"He.. al," ucapnya dengan pelan. Tangan kanan Luka tiba-tiba mengeluarkan sebuah cahaya berwarna putih. Luka yang tadinya terus mengeluarkan darah secara perlahan-lahan mulai berhenti dan menumbuhkan kembali bagian tubuhnya.
"Ahh,"
Luca yang tadinya duduk bersandar di dinding, segera mengangkat kepalanya.
"Javier?" Luca benar-benar tidak percaya ketika mendengar suara itu.
Javier masih hidup!
Dengan perut yang masih terluka, Luca merangkak secara perlahan mendekati Javier. Luca bisa melihat mata Javier masih terbuka dan mulutnya bergerak, mencoba untuk mengatakan sesuatu.
"Lu..ca, syukurlah.. kamu.. baik-baik... saja," ucap Javier dengan pelan. Luca bahkan hampir tidak bisa mendengar suara pria itu.
"Berhentilah bicara! Aku akan menyembuhkanmu!" ucap Luca yang bersyukur Javier ternyata masih hidup. Mantra penyembuhan miliknya hanya berfungsi pada makhluk yang masih hidup, jika mereka sudah mati, dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Luca awalnya berpikir Javier telah pergi dengan luka dan darah yang keluar sebanyak itu, tapi sepertinya pria itu lebih tangguh dari yang Luca pikirkan.
"Heal," ucap Luca sambil mengarahkan tangan kanannya ke arah perut Javier yang penuh luka.
Luca menarik nafas dengan lega ketika melihat Javier yang masih hidup. Dia tidak tahu bagaimana dia akan menemui Katherine nanti jika Javier telah pergi. Namun, kelegaan di wajah Luca langsung menghilang ketika dia melihat sesuatu yang aneh pada tubuh Javier. Tubuhnya tidak beregenerasi..
"Heal!" ucap Luca lagi, kali ini lebih berkonsentrasi dan menyalurkan energi miliknya lebih banyak. Namun, usaha yang dilakukan oleh Luca tampak sia-sia.
"Apa yang terjadi?" pikir Luca yang benar-benar kebingungan melihat tubuh Javier yang sama sekali tidak beregenerasi kembali.
"Javier?"
Luca yang sedang memikirkan alasan di balik hal itu segera menoleh ketika mendengar ada suara yang terdengar.
Itu adalah Katherine!