Aileen berjalan lebih dalam di lorong bekas penjara yang sudah penuh dengan lumut. Tetesan Air dari langit-langit Dungeon membuktikan kalau di atas sana terdapat aliran air yang mengalir bebas. Mereka berjalan, meskipun sebenarnya mereka tau kalau di belakang mereka terdapat sosok-sosok yang mengikuti mereka, terus dan terus. Namun ketika Aileen berwaspada dan menatap Lyve, tatapan Lyve seolah-olah mengatakan kalau ia harus tetap berjalan dan berpura-pura tak menyadari keberadaan mereka yang mengikuti 2 sosok ini.
"Aileen, Sekarang!"
"Jujur saja aku tak mengerti kenapa kamu mengumpulkan mereka, tapi, Haat!!" Aileen bergerak dengan cepat dibalik kegelapan, asassin adalah sosok yang dapat berkamuflase dengan bayangan sehingga ia bisa bergerak dengan lebih baik dalam kondisi gelap, karena itulah Lyve mematikan sihir cahayanya untuk menambah kekuatan Aileen.
"Skill : Sayatan Malaikat Maut." Semuanya menjadi gelap, hanya menyisakan sosok Aileen dan sososk lainnya, seolah-olah mereka berada di dunia lain, berada melayang di kehampaan, Namun dengan cepat Aileen langsung menebas mereka semua, dengan 1 tebasan, para Goblin dan Undead itu berubah menjadi potongan daging kecil yang berhamburan kemana-mana, darah bercipratan, mengotori pakaian Aileen, namun ia tak peduli, ia menatap Lyve yang mundur karena tak mau dirinya terkena oleh hujan darah tadi, untungnya ia sama sekali tak tersentuh oleh setetes darah pun, "Haah, baiklah, mungkin kita harus melanjutkannya sekarang."
"Benar, Aileen, tapi.. HEeekk!"
Siapapun akan merasa mual dengan apa yang disaksikannya, darah dan daging berjatuhan dan berciptratan kemana mana, bau darah yang pekat itu membuatnya merasa mual, "Sepertinya tadi itu rencana buruk ya.." Ujarnya dengan tatapan jijik pada potongan tubuh para monster yang sudah dicabik-cabik oleh pedang milik Aileen.
"Kau benar, lagipula ini semua idemu bukan?" Aileen mengambil kain yang sudah ia siapkan sebelumnya dan membersihkan pedangnya yang sudah menjadi merah karena darah. Ia tersenyum seraya membersihkan pedangnya dan berkata, "Kau tau, sebelum aku datang ke dunia ini, aku sangat takut dengan darah, padahal darah ada pada diriku sendiri." Ia membersihkan pedangnya sambil berjalan. Lyve tertawa kecil, "Haha, aku bukannya takut sama darah, tapi baunya itu menyengat."
"Kamu tau, bau dari darah sama seperti bau dari besi, itu karena atom pusat dari darah adalah Fe, simbol unsur besi."
"Kamu mengetahui banyak ya." Lyve tersanjung mendengar penjelasan dari Aileen, meski dirinya seorang dewi, tapi dia tak pandai dalam hal seperti itu, "Dulu aku pernah belajar di sekolah." Senyumannya berubah menjadi senyuman lirih, kata sekolah mengingatkannya dengan kenangan buruknya. Mereka berdua berjalan dengan tenang tanpa ada gangguan. Meski begitu, sebenarnya Aileen tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Biasanya jika suasana tenang seperti ini, pasti akan ada sesuatu yang berbahaya di depan sana menunggu mereka, karena itulah ia tetap berhati-hati.
"Lyve, jangan lengah." Aileen mengaktifkan skill Night Vision yang baru ia pelajari, "Matikan cahayamu." pintanya, mereka mengintip dari dinding batu menuju tempat yang ada di depan mereka, 'Sialan, itu bossnya.' Batin Aileen, melihat monster sebesar pohon beringin tua itu, Lyve langsung gementaran, ia tak bisa bertarung di dalam Dungeon karena itu ia merasa panik. "Lyve dengar, aku akan menghajarnya, kamu hanya perlu memperhatikan Hp dan Mp ku, lakukan pemulihan secara rutin, mengerti?" Aileen mengambil jubah dari dalam Inventorynya, ini adalah jubah yang diberikan oleh Lyve ketika pertama kali bertemu.
Ia memakainya, jubah yang menyatu dengan tudung hitam itu membuat kesan asassinnya terasa, jubah yang ia pakai adalah jubah penambah status sehingga kekuatannya akan meningkat ketika mengenakannya. Begitupula dengan Lyve, ia mengenakan tudung putih yang diberikan oleh Aileen, tudung yang sepasang dengan pakaiannya itu tak memberi efek apa-apa, tapi dia menjadi lebih fokus ketika menghadapinya.
"Aku mulai!"
"Support Skill: Attack Up, Mana Boost!"
Mereka langsung melaksanakan rencana mereka, 'Ini berbeda dengan saat itu..' Lyve terus memberikan perlindungannya pada Aileen seraya mengingat kejadian yang mengingatnya.
(1 Tahun yang lalu)
"Aku akan menghukummu, Raja Iblis!" Sosok dewi dengan pakaian anggun itu mengangkat tinggi tangannya, namun ketika itu, tangan tangan panjang tiba-tiba menariknya dan membantingnya, tatapan dari sang raja iblis itu menyerap energi dewi yang ia miliki, jeritannya terdengar keras, rasa sakit ketika kekuatan dewi diambil lebih menyakitkan dari nyawa yang diambil. "Lyvemon!" Sosok wanita tiba-tiba memberikan pelindung pada Lyvemon, ia membawanya pergi menjauh, meninggalkan raja Iblis yang sudah melahap habis kekuatan dewi milik Lyvemon.
"Lyve, tetap fokus!" Aileen menegurnya ketika Lyve malah melamun, ia melupakan tugasnya dan tanpa sengaja memberhentikan Healingnya, Hp dari Aileen hanya tersisa 20%, namun dengan cepat ia langsung melakukan Healing lagi. "Fokuslah, tantangan utama kita ada di depan." Aileen tersenyum, ia mengeratkan pegangannya pada kedua pedang kecilnya, "Aktifkan rantai sihir." Ujarnya, tiba-tiba rantai sihir dari ujung gagang pedang itu muncul dan menghubungkan satu sama lain, Aileen tetap bertarung dengan posisi yang sama, namun kali ini ia mencoba untuk menjerat leher monster itu dengan menggunakan rantai sihirnya, dan benar saja, ia berhasil menjeratnya, monster itu mencoba berontak, namun nafasnya sudah sangat susah, ia kehilangan banyak oksigen, kesadarannya mulai hilang, tubuhnya mulai goyah. Ia berlutut dengan lemas, namun tanpa ampun Aileen langsung menghabisinya dengan menguatkan jeratannya.
"Hah, monster miniboss seperti ini saja sudah membuatku kewalahan." Ujarnya. Ia berjalan menuju peti yang dijaga oleh monster tadi, dan benar saja. Isinya terdapat banyak hadiah, salah satunya adalah sebuah buku kuno yang mana buku itu berisi tentang Skill Skill kuno. "Lyve, kamu boleh mengambil sisanya." Ujar Aileen, disana terdapat banyak koin emas, namun mereka memutuskan untuk menjual semuanya. 1 Peti koin emas, bisa mendapatkan berapa ratus ribu chartam. "Sepertinya kita sudah selesai, keluar sekarang?" Tanya Aileen pada Lyve, dan tentu saja Lyvemon menyetujuinya, "kalau tidak salah.. ini dia." Aileen menyentuh sebuah tuas yang berfungsi sebagai sistem Escape jika mereka tak mau lelah berjalan jauh lagi. Dengan Escape, mereka akan dikirim ke safe point terakhir sehingga mereka takkan membuang waktu lebih lama.
~Buku Harian Aileen~
Tak kusangka kalau aku dapat mengalahkan boss di Dungeon itu dengan mencekiknya dengan menggunakan rantai, ya itu karena Lyve memberikan ku Buff yang dapat menaikan kekuatanku, selanjutnya, kami akan menjual item rampasan ini dan akan membeli sebuah rumah, sepertinya kami akan menetap di sini meskipun kami akan berkelana keluar sana, namun tak ada salahnya untuk membeli tempat tinggal, lama-lama aku tak tega melihat Lyvemon tidur meringkuk di atas tikar.
Tentu saja, aku takkan tinggal sekamar dengan Lyve, aku ini pria tau.
Bersambung