Chereads / Tegarnya Si semata Wayang / Chapter 19 - Bab 18 Hampir saja

Chapter 19 - Bab 18 Hampir saja

Aktifitas pertama dirumah ririn terlihat seperti aktifitas yang dia lakukan dirumahnya, yaitu bangun lebih awal. Hanya saja bila dirumahnya dia bekerja, dirumah ririn berbeda. Bangun pagi dengan cuaca yang sangat dingin sekali, dia bangun sholat lalu bergegas menuju ke sebuah anak sungai yang air panasnya terletak ditengah-temgah sungai tersebut yang harus dia tempuh selama lima menit berjalan kaki melewati jalan setapak yang dipinggirnya merupakan jurang yang bila salah melangkah maka sungai besar yang didalamnya terdapat banyak buaya menjadi sasaran.

Dipagi buta seperti ini yang mataharipun belum nampak walau sedikit dan cuaca yang sangat dingin tersebut, mereka harus mandi dengan air sungai yang lebih dingin lagi. Dengan segera dia menyelesaikan mandinya karena tidak tahan dengan air dan cuaca yang menusuk tulangnya. Lalu dia bersegera naik diatas batu untuk menunggu ririn dan saudaranya selesai mandi.

"brrrrr, kalian tidak dingin apa berlama-lama mandi disitu", tanyanya sambil berselimut sarung

"tidak kakak, sudah biasa", jawab adik ririn

"huuff, ampun saya mau menangis gag kuat sama dinginnya. Masih lama yah kalian mandi, naik yuk gak kuat nih kedinginan", pintanya

Akhirnya ririn dan adiknya segera menyudahi mandinya lalu bergegas kembali ke rumah. Bila pagi hari embun sangat tebal dan dedaunan basah oleh embun, juga jalan setapak ini, terlihat licin karena embun pagi. Mereka berjalan sangat hati-hati menyusuri tepi gunung yang mereka lalui. Saat dia menoleh ke arah sungai, nampak oleh mata dyah buaya sedang berenang menyusuri sungai. Kali pertama dia melihat hewan predator tersebut terpampang nyata di sungai pinggiran kota.

"ternyata ada juga yah buaya disini, ckckck", ujarnya sambil memperhatikan buaya tersebut.

"ya iyalah, kan hutan disini masih asri sayang. Jadi habitat mereka belum terjamah sama manusia", ujar ririn

"wah ternyata buaya asli masih banyak berkeliaran yah, kirain hanya buaya buntung aja.. hahahahah", ujarnya bercanda

"hahahaha, ada-ada aja kamu. Orang lagi serius, jawabnya malah becanda", ucap ririn

"habis kamu serius banget menjelaskan... hahahah. ya udah, lanjut yuk jalannya. Dingin banget nih", sambungnya

Mereka akhirnya melanjutkan langkahnya menuju rumah ririn . Setibanya disana mereka lalu bergegas untuk pakaian, sarapan dan bersiap-siap untuk kesekolah. Dia menaiki motornya sendiri, dan ririn beserta adiknya diantar oleh sang ayah kesekolah.

"sepulang sekolah, tunggu aku yah didepan gerbang sekolah kamu. Kita pulang bareng-bareng", ucapnya

"okey, aku menunggu", ucap ririn sebelum berpisah di pertigaan jalan.

Dyah berbelok ke arah kanan dan ririn ke arah kiri. Saat ririn sudah sampai disekolahnya, dia malah sampai didepan rumah erni kembali. Pintu dia buka, lalu masuk ke kamar erni.

"hei er, aku balik lagi nih", ucapnya mengagetkan erni

"astagahh.. kamu ini, suka ngagetin deh", ujar erni

"heheheh, maaf sayang.. maaf", ucapnya merasa bersalah

"aduh, kok kamu balik kesini sih say?!", ucap erni spontan

"loh, emang gag boleh?!. Katanya aku boleh balik kapan aja aku mau, ini aku balik lagi. Tapi siang aku pergi lagi, hehehee", ujarnya bercanda

"bukan gitu maksudku, kamu udah gag bisa disini lagi sayang. Soalnya semalam ada beberapa orang pria mencari kamu, katanya sudah beberapa hari ini kamu tidak pulang kerumah, dan ada orang yang melihat kamu juga kendaraan kamu disini. Makanya mereka kesini menanyakan keberadaan kamu dan mencari kamu di semua kamar disini, mereka pikir kami memyembunyikan kamu", terang erni

"ternyata firasatku kemarin benar", ujarnya singkat

"iya yah, firasat kamu kuat banget. Dan ternyata mereka sampai mencari kamu kesini, entah mereka dapat info dari siapa. Dan mereka juga tahu kalau selama kamu disini, adi juga ada disini", ucapnya kembali

"terus apa yang kamu katakan pada mereka?", tanyanya kembali

"yah aku membenarkan keberadaan kamu disini selama beberapa hari ini, tapi tidak mengiyakan keberadaan adi disini juga saat ada kamu. Aku bilang aku gag tau masalah yang kamu alami, sekiranya kamu minta tolong buat nginep yah aku tolonglah. Itu doang aku bilang sama mereka", jelas erni

"terus ada lagi yang mereka tanyakan selain itu?", dia mencoba menginterogasi

"udah gag ada, mereka lalu meminta izin buat memeriksa kamar satu persatu. Gag ada yang luput say dari pemeriksaannya, sampai-sampai lemari juga digeledah. Seperti polisi aja lagi nyari buronan", terang erni

"waww... Sadis juga. Mereka tidak menanyakan kemana aku perginya setelah dari sini", tanyanya lagi

"oh iya, mereka bertanya. yah aku bilang gag tau, karena waktu aku tidur kamu udah gag ada sama barang-barang kamu semua, aku bilangnya gitu. Dan emang bener juga kan aku gag tau kamu tinggal dimana sekarang, soalnya kamu gag memberitahukan aku kamu dimana. Dan pliss yah, gag usah memberitahukan aku. Aku gag mau saat aku tahu, terus mereka datang kembali dan mendesak aku untuk berbicara tentang keberadaan kamu terus aku keceplosan. o mai gat, enggak, enggak, enggak. aku gag mau kamu bilang aku yang nyebar info ke mereka dan kamu membenci aku. enggak, enggak dan enggak, titik!", tegas erni

"huhuhu... aku terharu. Makasih banget yah say", ucapnya

"iya sama-sama. Sekarang kamu pergi deh dari sini, aku takutnya mereka diluar sedang mengintai rumah aku. lalu kamu kepergok disini. Jadi cepet-cepet pergi deh", ucap erni

"ok say, aku pamit yah. Sekali lagi thank you yah", dia berpamitan dan segera pergi meninggalkan rumah erni

Erni tersenyum mengantar kepergian dyah, namun perasaan kasihan menyesakkan hati erni. Tapi apa mau dikata, hidupnya adalah hidupnya. Semua orang punya hidup dan cerita masing-masing. "Berjuanglah dyah, sampai kamu menemukan kebahagiaanmu. Jangan putus asa, doaku selalu untuk kebaikan kamu", ujar erni sambil meneteskan air mata tanda pedulinya pada temannya.

dyah lalu menuju ke sekolah ririn, bersembunyi di kantin sekolah ririn sambil menunggu ririn pulang. Setelah penantian yang cukup lama lalu mereka pulang bersama-sama menuju rumah ririn kembali. Cuaca hari ini nampak mendung, mereka lalu segera bergegas sebelum hujan turun. Karena bila hujan, tanah untu mereka berpijak menuju kerumah ririn akan semakin becek seperti bubur.

Tidak sampai 5 menit kedatangan mereka dirumah ririn, hujanpun dengan lebatnya menyambut mereka. Angin kencang menambah kesan dinginnya siang menjelang sore ini.

"kalian makan lah di dalam, lalu kalian istirahat. Pasti kalian capek", ucap lembut ibu ririn

"iya mak, sebentar lagi", ucap ririn

"masuklah nak, teman kamu pasti lapar", lanjut ibu ririn

"iya tanye, sebentar lagi. tunggu keringatnya kering. heheh", ucapnya

ibu ririn lalu tersenyum melihat tingkah kami dan berkata "cuaca dingin nak, keringat kalian sudah kering dari tadi".

Kami pun tertawa konyol, lalu masuk kedalam rumah untuk menikmati santap siang