Selama berada di rumah Embahnya, Dyah begitu dimanjakan oleh bibi-bibinya. Setiap hari dia bisa jalan-jalan bersama bibi-bibinya juga sepupunya hanya sekedar cuci mata di mall atau di pasar grosiran. Seakan-akan jadwal Dyah berkegiatan di kota tersebut tak ada habisnya, namun inilah yang sebenarnya Dyah cari yang tak dia dapatkan di sana.
Hari ini jadwal Dyah bersama bibinya untuk pergi ke sebuah Swalayan yang berada di dalam sebuah mall untuk belanja bulanan. Seperti biasanya, Dyah tak pernah absen dalam hal jalan-jalan. Dan kali ini sepertinya banyak yang ingin ikut bersama, termasuk ibunda Dyah. Katanya beliau ingin juga jalan-jalan bersama walaupun itu hanya sekedar mencuci mata saja... Semua sudah siap, dan tiba saatnya untuk pergi. Dengan banyaknya mereka yang ikut, akhirnya angkot yang ditumpangi penuh dengan mereka sekeluarga.
Setibanya swalayan tersebut, Dyah dan yang lain berkeliling mencari keperluan bulanan tantenya dirumah. Yang tadinya ibunda Dyah katanya hanya sekedar mencuci mata, sekarang sudah memegang troli dan memilih barang-barang juga. Belum cukup lima belas menit, keranjang troli ibu dan maminya mulai penuh, maka disuruhlah Dyah mengambil dua troli sekaligus untuk mengisi barang-barang yang tidak cukup di troli yang penuh tadi. Namun ditengah jalan, Dyah tiba-tiba pusing dan penglihatannya mulai gelap. Namun Dyah kemudian duduk sejenak diantara etalase produk untuk beristirahat sampai perasaannya baik kembali.
"hampir saja, kalo jatuh beneran tadi siapa yang nolongin", pikirnya.
Setelah beberapa menit beristirahat, Dyah kembali melanjutkan perjalanannya menuju ibu dan maminya yang sedang berbelanja.
"aneh yah, kok akhir-akhir ini sering banget mau pingsan. Terus bawaannya cepet capek. Kenapa yah?", pikirnya kembali
Dyah memang gadis yang fisiknya sangat kuat, namun beberapa waktu belakangan ini dia merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Dan sampai saat inj dia tidak mengetahui apa gerangan yang terjadi. Dyahpun tak mau ambil pusing dengan apa yang terjadi, yang dia pikir adalah ini waktu yang tepat buat dia untuk selalu dekat dengan bibi-bibi dan embahnya yang sangat dia rindu.
"kamu dari mana? kenapa lama sekali?", ujar ibunda Dyah
"habis keliling cari troli, soalnya tadi habis di tempatnya", ucap Dyah memberi alasan palsu
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan, namun belum cukup beberapa meter Dyah terlihat sangat capek seperti berjalan mendaki gunung saja yang dia rasakan. Beruntungnya dia, pada saat ibu dan maminya sedang memilih-milih barang terlihat sebuah kursi diantara etalase pajangan produk bekas pegawai swalayan mengatur pajangan yang telah berkurang.
"huffff, untung saja ada kursi buat duduk. Capek juga ini betis, seperti mau meledak", bathinnya
Lalu ibu dan maminya melanjutkan memilih barang, namun Dyah masih saja terduduk di tempat itu.
"hei, bikin apa kamu disitu?. Ayok sini bantu dorong troli donk", ucap Mami Nana
"bentar mam, lanjut aja dulu. nanti kalo saya sudah tidak liat mami berjalan, baru saya cari lagi, hehehe", ujar Dyah
"mmm, bilang aja kalo masih mau istirahat disitu, iya kan?!", ujar mami kembali
Tak selang beberapa lama, Mami dan Ibundanya sudah tak nampak di mata Dyah. Lalu dia berjalan untuk mencarinya, dan ternyata mereka telah sampai di antrean kasir untuk membayar belanjaannya. Dan beruntunglah Dyah lagi, dia mendapati sebuah kursi kosong lagi tidak jauh dari kasih tempat ibu dan maminya mengantre.. Setelah selesai membayar barang-barang kebutuhannya, mereka lalu kembali kerumah. Dan sesampainya dirumah Dyah lalu tertidur karena tdk mampu menahan sakitnya kepalanya.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 atau jam dua sore, Dyah lalu terbangun setelah perasaannya mulai enakan. Pada saat Dyah keluar dari kamar, dia mencium bau yang sangat menyengat dan membuatnya merasa mual karena bau tersebut. Dyah lalu bergegas menuju ke lantai bawah untuk menghindari bau menyengat tersebut. Saat menuruni tangga, bau tersebut semakin sangat menyengat dan semakin membuat perut Dyah tambah mual. Dyah melihat ke arah dapur yang tepat berada dibawah tangga, adik sepupunya tiara sedang membuat mie goreng instan. Ternyata yang membuat perut Dyah terasa mual yaitu bau dari mie goreng instan tersebut.
"mmm, busuk banget baunya mie kamu ti", teriak Dyah sambil berlari turun dari tangga.
"mana ada kak, baunya enak gini bilang busuk. Ihhh aneh deh kakak", ucap tiara
Banyak yang mendengar percakapan mereka pada saat itu, termasuk Embah Wedo Dyah. Pada saat Dyah keluar ke ruang keluarga, mbah Dyah memperhatikan gelagat Dyah dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.
"seperti ada yang aneh sama anak ini, ada yang berbeda darinya", pikir Embah Wedonya
Pada saat itu, Mbah Dyah sedang bersama sang ibu diteras rumah lagi mencari uban Embah.
"kenapa anakmu terlihat aneh mi?", ujar embah Dyah kepada ibunya
"aneh kenapa ma?", tanya sang ibu penasaran
"saya liat seperti bukan dia, sepertinya ada yang tidak beres dengan dia", tambah embah lagi
"masa ma?, memang mama nampak yah melihatnya perbedaannya?. saya tidak pernah perhatikan soalnya", ujar ibunya kembali
"iyalah nampak, lah wong anak ini lama tinggal disini sama kami pastilah kelihatan.... Apa sebenarnya yang terjadi sama dia selama disana?, kenapa saya tidak menemukan jiwa cucuku didalam dirinya", tanya embah Dyah
"sebenarnya begini ma....", ibu Dyah mulai menjelaskan semua peristiwa yang terjadi selama disana secara perlahan kepada Embah Dyah, agar Dyah dan yang lainnya tak mendengar percakapan mereka.
"Besok kita pergi ke tempat orang pintar (dukun), biar kita tahu apa yang terjadi sebenarnya sama anakmu", ujar Embah Dyah setelah mendengar semua cerita dari ibunda Dyah
"tapi jangan beritahu yang lain ya ma kemana tujuan kita besok", pinta ibu Dyah
"iya tidak, besok kita ke pasar dulu, setelah itu baru kita singgah ke sana. Semoga saja orang yang kita cari itu ada ditempat, soalnya dia susah ditemui karena banyak yang cari untuk berobat dan dijemput langsung di rumahnya untuk mereka bawa ke orang sakitnya", terang Embah Dyah
"iya ma, semoga rejeki kita bisa bertemu dengannya", ujar ibu Dyah.
Ibu Dyah lalu melanjutkan mencari uban di kepala Embah Dyah tanpa percakapan seperti sedia kala seolah-olah tak terjadi apa-apa pada mereka dan hanya fokus pada mencari uban dan menikmati uban yang dicabut sampai tertidur.
Dikamar bawah, Dyah kembali menyembunyikan wajahnya didalam kamar karena takut bau mie goreng instan tersebut akan membuat perut Dyah mulai mual kembali. Sesaat setelah Tiara selesai makan, lalu tiara masuk ke dalam kamar dimana Dyah bersembunyi.
"ngapain gayanya begitu kak?", tanya tiara
"sembunyi dari bau makananmu.... Eh kok kamu makan, kan puasa", tanya Dyah
"heheheh, tiba2 halangan kak. mau gimana lagi, jadi harus buka deh. maaf yah sudah buat ngiler", ucap tiara sambil tersenyum konyol