Chereads / Tegarnya Si semata Wayang / Chapter 20 - Bab 19 Meleset

Chapter 20 - Bab 19 Meleset

Pagi ini mereka tidak bersekolah, karena hujan belum reda sejak kemarin sore. Jalan setapak yang merupakan akses penting bagi mereka pastinya tidak akan bisa mereka lalui karena jalannya yang berlumpur sekaligus licin. Pagi ini mereka sedang membantu ibu dirumah membuat kue tepung beras yang digoreng lalu dilumuri pakai gula merah cair. Setelah selesai membantu, mereka semua lalu sarapan pagi. Dan untuk mandinya, diskip dulu yah. Soalnya lagi hujan deras, air sungai lagi kotor terus takut nanti pada saat menuju sungai buat mandi tahu-tahunya ketemu sama abang buaya yang terdampar. Uuhhhh.... ngeri-ngeri sedap donk. hehehe

Aktifitas dirumah hari ini nihil, hanya bisa duduk-duduk didepan rumah melihat lebatnya hujan yang belum reda bersama keluarga ririn. Hingga akhirnya sebuah perbincangan terjadi...

"maaf nak dyah, om dan tante mau bertanya. Tapi nak dyah jangan tersinggung yah nak", ucap bapak ririn mencoba merangkai kata-kata

"iya om silahkan, tidak apa-apa kok. Tanya aja, saya akan jawab", ucapnya sambil tersenyum.

"apa kamu pergi seperti ini, kamu tidak dicari oleh orang tua kamu?", tanya bapak ririn

Dia sudah menduga maksud dari pertanyaan awal dari bapaknya ririn. Dia sudah santai dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini dan tidak perlu air mata lagi, karena dia sudah terbiasa mendapat pertanyaan berulang begini diluar sana. Lalu ada sebuah pernyataan menohok dari ibu ririn yang membuatnya kurang nyaman

"wajarlah kamu dicari nak. Bagaimana tidak, kamu bawa semua fasilitas orang tuamu, hp, motor, uang jajan keluar dari rumah mereka". ujar ibu ririn

"fasilitas ini saya tidak bawa lari tante, saya di kasih dan bukan atas kemauan saya. Saya dikasih pakai, masa saya tidak mau nikmati. Mubazir donk tante", jawabnya sambil tersenyum

"iya juga yah nak, tapi kasihan loh kamu seperti ini. pasti kamu tidak tenang bersekolah karena perasaan was-was. Terus kasihan juga orang tuamu pasti sangat risau mencari kamu. Apalagi kamu membawa barang-barang berharga yang orang kebanyakan belum ada yang memiliki. Mereka pasti akan khawatir jangan sampai kamu kenapa-kenapa diluar, di jambret atau dibunuh karena barang mewah yang kamu miliki nak", ibu ririn menasehati

Dyah hanya terdiam merenungi nasehat yang ibu ririn katakan. Hatinya yang terdalam menyuruhnya untuk pulang karena merasa rindu pada orang tuanya. Namun logikanya menolak, memaksa untuk tetap bertahan karena keadaan pasti akan sama atau bahkan lebih parah dari yang sebelum-sebelumnya.

"berpikirlah nak, jangan sampai karena merisaukan keadaanmu mereka jadi sakit, dan bila terjadi apa-apa pada mereka pastilah kamu yang akan menyesal nak", ujar ibu ririn

"kami tidak bermaksud mengusirmu nak, bahkan kami senang bila kamu berada disini bersama ririn dan adiknya. Hanya saja, kamu masih mempunyai orang tua. Mereka bertanggung jawab atas dirimu. Jangan biarkan mereka gelisah terus menerus karena memikirkanmu", tambah ayah ririn

"bila kamu sudah siap untuk pulang, kamu bisa pulang nak. Tapi bila hatimu belum siap, persiapkanlah kepulanganmu kembali kepelukan mereka nak. Saya juga adalah seorang orang tua yang pasti akan sangat khawatir bila anak perempuan kami tidak berada dirumah saat dia harus dirumah", ujar ibu ririn

"insyaa allah kamu akan paham saat kamu sudah memiliki anak yang dewasa. Namun untuk saat ini, pulanglah sebagai anak gadis orang tuamu nak", tambahnya

"baik tante, om. saya akan pikirkan. terima kasih atas perhatian dan nasehatnya", ucapnya

Malam menjelang, makan malam tiba dan setelahnya mereka lalu melanjutkan untuk beristirahat malam. Hingga besok saat ingin kesekolah, ban motornya bocor. Mungkin kena paku waktu pulang sekolah hari kemarin. Ririn dan adiknya yelah lebih dulu diantar oleh bapaknya, hingga tinggal dia seorang. Beruntung selama tinggal dirumah ririn dia tidak mengaktifkan hpnya, jadi baterainya aman,tidak berkurang. Lalu dia mencoba menghubungi adi untuk membantunya mendorong motor kebengkel.

Adi lalu sampai dan membantu dia mendorong motor sampai ke bengkel, butuh waktu 1 jam lebih untuk mereka sampai di depan bengkel. Setelah lumayan lama juga menunggu bannya di tambal, akhirnya selesai juga.

"apa yang kamu lakukan disini?, cepat pulang. bapak dan mama cari kamu", ujar seorang pria bersama seorang wanita

"iya tunggu sebentar, saya bantu temen saya dulu", jawab adi

Lalu mereka pergi begitu saja setelah mendengar jawaban adi

"mereka siapa?", tanyanya

"kakak dan iparku, Hamzah dan ida", jawab adi

"aduhhh.. gawat donk, ketahuan nih kita kalau lagi sama-sama", bisiknya pada adi dengan suara khawatir

"yah mau gimana lagi, sudah kepergok juga", jawab adi pasrah

Dan bergegaslah mereka untuk pergi dari bengkel tersebut.

"kita mau kemana?", tanya adi

"entahlah", jawabnya singkat

"bagaimana kalau kerumah erni?", ucap adi

"tidak bisa, tempat itu sudah didatangi oleh orang suruhan bapakku. Sudah tidak aman", jawabnya

"jadi bagaimana donk?", tanya adi

"kamu aku antar pulang saja, lalu aku kembali masuk kerumah teman aku. apalagi tadi kita sempat kepergok. nanti masalah jadi lebih besar lagi", ujarnya

"oke", jawab adi

Dia lalu singgah ke rumah erni, mencari tahu kabar tentang dirinya disana. Setelah mendengar berita dari erni, dia lalu pulang menuju rumah ririn kembali. Info terakhir dari erni, nihil. Jadi untuk tempat barunya yang sekarang, dia aman kembali. Satu jam kemudian, dia sudah sampai ke rumah ririn. Lalu masuk kedalam rumah untuk istirahat sejenak karena badannya terasa capek habis mendorong motor yang bannya bocor melewati gunung yang terjal dan jalannya licin selama satu jam lebih. Dan akhirnya dia tertidur pulas.

Pukul 5 sore menjelang, terdengar suara yang ramai dari teras depan rumah ririn, suara orang-orang yang tengah berbincang-bincang. Dan saat dia mendengar lebih seksama suara tersebut, ada sebuah suara yang dia kenal diantara orang-orang tersebut.

"tumben feelingku gag connect hari ini, seperti terjebak dalam kandang nih, tidak bisa kemana-mana", batinnya berkata

Lumayan lama dia terdiam didalan kamar, lalu diapun memberanikan diri untuk keluar kamar. Dan benar yang terjadi...

"Disini rupanya kamu nak, om dan bapak setengah mati keliling mencari kamu kemana-mana. Ayo pulang nak, ibu dan bapak mencari kamu dirumah. Mereka sangat mengkhawatirkan kamu disana", ujar om syam

Tanpa sepatah kata, dia lalu masuk kekamar untuk merapikan barang-barangnya. "Dari mana mereka tau tempat ini?!, padahal tempat ini sangat terpencil tapi bisa-bisanya mereka tahu",pikirnya sambil berbenah untuk pulang.

Tapi pertanyaannya tak mendapat jawaban dari siapapun. Dan dengan pasrah tanpa ada perlawanan, dia pamit pulang kepada ririn dan orang tuanya.

"makasih om, tante, ririn sudah mengizinkan saya tinggal disini selama beberapa hari. saya pamit om, tante, rin", ucapnya

"iya nak, baik-baik dirumah yah nak. kalau ada waktu, kesini lagi jalan-jalan yah", ucap ibu ririn

Dyah tersenyum dan berlalu dari pandangan ririn beserta keluarga.