Genap sebulan sudah Zion resmi menjadi anak dari Zivana Athasyia dan menajdi cucu dari Rico dan Zeti, pemilik perusahaan pertambangan batu bara terbesar di Kalimantan.
Bayi gembul yang benama lengkap Zion Putra Zivana Athasyia ini sekarang berusia 1 tahun 2 bulan. Dia tumbuh menjadi bayi laki-laki yang periang dan selalu menjadi bahagia sang Mama.
Zivana selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat agar dia bisa pulang tepat waktu dan menghabiskan waktunya bersama dengan anaknya di rumah. Zivana juga sudah berniat untuk pindah ke apartment yang dia dapatkan sebagai hadiah dari orang tuanya waktu dia lulus SMA. Dia berniat untuk hidup mandiri bersama Zion anaknya itu.
"Yah, Bun, Zivana sudah memutuskan bahwa Zivana dan Zion akan tinggal di apartment, bukan hanya karna jarak apartmen dengan kantor yang dekat, tapi Vana juga menginginkan untuk hidup mandiri bersama Zion." Pungkas Zivana kepada orang tuanya.
"Ayah dan Bunda akan selalu mendukung keputusanmu, selagi itu baik untuk kamu nak. Tapi jangan lupa untuk selalu mampir ke sini." Kata Rico kepada putrinya tersebut.
"Bunda gak nyangka, putri bunda yang selalu manja dan gak pernah lepas dari bunda, sekarang sudah tumbuh menjadi wanita mandiri. Bunda bangga pada Vana, diumurmu yang masih muda ini, kami mengambil Zion menjadi tanggungjawabmu. Kamu putri kami yang luar biasa." Haru Zeti, bunda Zivana.
"Vana pasti akan selalu mampir ke sini setiap weekend bersama Zion. Biar Zion juga bisa main-main dan menghabiskan waktu bersama Oma Opanya. Kan Zion?." Pungkas Zivana sambil menggendong anaknya tersebut.
***
Zivana sudah sampai di apartmen miliknya di salah satu kawasan elit di Ibu Kota. Zivana tidak hanya sendirian, tentunya dia bersama anak kesayangannya, seorang pengasuh Zion dan juga seorang ART yang diberikan oleh bundanya. Sebenarnya Zivana sudah menolak keinginan bundanya, tetapi bundanya mengatakan jika Zivana tidak menerima bantuan bundanya tersebut, maka Zion tidak boleh keluar dari rumah bundanya. Maka Zivana pun hanya bisa pasrah, karena dia pun melihat bundanya sangat menyayangi Zivana juga Zion.
Zivana menjelaskan keadaan apartmen nya kepada pengasuh dan ART nya, juga menjelaskan apa saja yang menjadi tanggung jawab dari kedua orang tersebut.
Zivana beristirahat dengan Zion di dalam Zivana. Karena memang Zivana tidak mau tidur terpisah dengan Zion.
Pagi ini Zivana sampai di kantor lebih awal dari biasanya karena Zion sudah membangunkannya dari jam biasanya dia bangun.
"Duh si cantik pagi banget datangnya." Sapa Dewa pada Zivana. Dewa yang memang kerap kali berusaha memperlihatkan ketertarikannya dengan Zivana selalu berusaha mengambil hati gadis cantik ini.
"Gak usah digoda, udah punya anak nih." Kata Zivana membalas sapaan Dewa dengan ramah.
Sontak perkataan Zivana mengundang atensi khusus dari Dewa. Dewa syok mendengar perkataan Zivana. Pikirnya Zivana hanya bergurau, karena status Zivana yang Dewa ketahui adalah gadis lajang, dan bukan wanita bersuami atau janda.
"Kalau mau bohongin orang tuh lihat-lihat Neng, masih gadis gitu nyebut-nyebut anak. Emang lo janda apa?. Gak percaya gue, kalau lo udah punya anak, secara lo selalu sendiri, gue gak pernah liat lo dijemput atau datang dintar cowo." Sewot Dewa.
"Terserah lo aja, yang penting gue udah bilang ke elo." Pungkas Zivana.
Jam istirahat siang, Zivana tidak keluar dari ruangannya, bahkan dia makan di dalam ruangannya sambil menelepon seseorang dan terdengar suara anak bayi dalam panggilan videonya itu. Terang saja hal itu diamati Dewa, karena Dewa sendiri tidak makan di kantin kantor atau keluar kantor untuk mencari makan siang.
Zivana terlihat bersemangat dalam berbicara dengan lawan bicaranya di panggilan video tersebut. Bahkan Dewa mendengar sendiri bahwa Zivana menyebut dirinya sendiri Mama. Rasa penasaran Dewa semakin tinggi akan Zivana. Karena, Zivana sendiri sengat menarik dimata Dewa, dan Dewa merasa dia sudah mulai jatuh hati dengan Zivana. Tapi kejadian hari ini tidak pernah dibayangkan oleh Dewa sendiri, ini di luar ekspetasi Dewa.
Zivana berbegas menyelesaikan seluruh pekerjaannya tepat waktu. Dewa terus mengamati gerak gerik Zivana. Saat jam kerja selesai, Zivana terlihat berbegas membereskan barang-barangnya dan bersiap pulang.
"Van, gimana kalau kita mampir dulu ke cafe depan?. Kebetulan cafe itu tengah ada promo mingguan nih. Sekalian kita bahas-bahas kerjaanlah." Kata Dewa.
Zivana menimbang-nimbang permintaan Dewa, karena beralasan kerjaan. Karena memang ada beberapa kerjaan melibatkan mereka berdua secara bersamaan.
"Okelah, tapi gak lewat sejam ya Wa. Soalnya gue harus cepat pulang. Udah kangen berat ni sama anak gue." Tutur Zivana dengan mimik wajah menggemaskan mengingat anaknya.
Sontak Dewa hanya terkekeh di tempat karena menganggap Zivana hanya membual saja tentang anaknya.
Sudah sejam mereka berdua menikmati beberapa kue dan juga coffee latte di cafe tersebut, namun sampai sekarang Dewa belum ada tanda-tanda mengakhiri pembahasan mereka.
"Wa, gue gak bisa lebih lama lagi Wa. Kasihan anak gue di rumah hanya tinggal sama pengasuhnya. Gue harus balis sekarang. Sorry ya, nanti kita sambung lagi di kantor esok." Kata Zivana dengan raut wajah sesal dan bercampur gelisah ke Dewa. Zivana gelisah karena terus memikirkam Zion di rumah dan menyesalkan kurangnya waktu untuk membahas soal pekerjaannya dengan Dewa.
"It's Okay lah. Besok juga bisa.Ya udah yuk, gue anterin pulang." Kata Dewa sekalian berniat mengantarkan Zivana ke rumahnya.
Sejam kemudian mereka sampai di rumah, karena terjebak macet yang luar biasa menguras waktu dan kesabaran. Padahal kalau di jam normal dan bukan jam pulang kerja, hanya membutuhkan 20 sampai 30 menit dari kantor ke apartmen Zivana.
Zivana menawarkan untuk mampir sebentar ke Dewa, karena sudah mengantarkan Zivana ke apartmen dengan selamat.
"Masuk aja Wa, anggap aja apartmen milik sendiri. Duduk dulu, lo mau minum apa?. Biar nanti dibuatkan sama mbak." Tawa Zivana ke Dewa seraya mengarahkan Dewa untuk duduk di sofa.
"Gak usah repot. Katanya disuruh anggap apartmen sendiri, kok repot sih. Gue bisa ambil sendiri di kulkas, yang penting ada isinya noh kulkas lo." Seloroh Dewa ke Zivana.
Zivana meninggalkan Dewa sebentar. Zivana membersihkan diri sebentar dan keluar membawa Zion dalam pelukannya. Sontak hal ini mengangetkan Dewa jika Zivana memang mempunyai bayi. Tapi Dewa tetap positive thinking bahwa itu bukan bayi Zivana. Dia beranggapan bahwa itu bayi kerabat Zivana.
"Udah cocok jadi ibu Van." Seloroh Dewa kembali.
Zivana hanya mengatakan bahwa memang benar bahwa dia sudah menjadi ibu dan Zion adalah anaknya. Dewa tidak habis pikir bahwa Zivana sudah memiliki anak. Karena status Zivana adalah belum pernah menikah. Dewa menyimpan banyak tanya. Dia masih belum mau menanyakan kehidupan Zivana terlalu dalam. Dia mau mendekati Zivana sesuai alur yang ada saja. Let it flow saja, itulah pemikiran Dewa.
Zivana, Zion dan Dewa saling bercengkrama. Zivana sangat senang melihat interaksi antar Zion dan Dewa. Sampai saat Dewa akan meninggalkan apatmen Zivana ada satu pertanyaan yang mengganggu pikiran Zivana semalaman.
"Kalau Zion belum ada papanya. Mau gak Zion jadi anaknya Om Dewa?."