Chereads / Kasih Tak Terbalas / Chapter 4 - Bab 4 Mempertimbangkan

Chapter 4 - Bab 4 Mempertimbangkan

📩 Istirahatlah, aku tahu kamu sudah merindukanku. Tidurlah agar kita bisa bertemu dalam mimpimu. Jangan lupa besok pagi akan kujemput. Berikan kecup sayangku pada jagoanku juga.

***

Pagi ini Zivana bangun agak telat dari biasanya, Zivana merutuki Dewa yang sudah membuat dia susah untuk tidur karena pesan dan kata-kata dia semalam.

Setelah Zivana bersiap, dia langsung keluar kamar. Saat keluar dari kamar Zivana dikejutkan dengan pemandangan yang cukup menguras emosinya. Di sana, di ruang tamu apartment nya, Dewa duduk dengan memangku Zion yang tidak mau lepas dari Dewa. Bahkan terlihat jika Zion sangat nyaman berada di dalam pelukan Dewa. Dewa tidak tanggung-tanggung bahkan Dia rela menyuapi Zion yang sedang menghabiskan sarapannya dibantu oleh pengasuh Zion.

"Maaf sayang, Mama terlambat bangun. Sini bareng Mama aja, kasian Om Dewanya udah wangi, nanti ketumpahan makanannya Zion lagi." Kata Zivana seraya mencium Dewa dan mau mengambil Zion dari pangkuan Dewa.

Tapi Zion tidak mau diambil Mamanya, dia merengek tetap mau digendong Dewa.

"Udah gak usah, biar sama Papanya aja, Mama ke dapur aja dulu sarapan. Kan Mama baru siap ganti baju." Kata Dewa yang sontak membuat pipi Zivana bersemu.

"Apaan sih mas, sini Zionnya, biar sama aku aja. Atau sekalian aja kita sarapan bareng. Masih sempat kan ini?." Tutut Zivana dengan salah tingkah.

"Mama malu sayang, yuk kita makan meja makan, jarang-jarang loh Papa ditawari Mama makan bareng." Kata Dewa pada Zion yang dibalas kekeh tawa anak itu.

Akhirnya mereka bertiga sudah siap duduk di meja makan bersama dengan Zion yang masih belum lepas dari pangkuan Dewa. Zivana mengambilkan makanan pada piring mereka berdua dan dibalas terima kasih oleh Dewa. Dewa sulit untuk makan sendiri karena ada Zion di pangkuannya dan itu tidak luput dari perhatian Zivana, bahkan Dewa dengan terang-terangan mengatakan bahwa dia sudah untuk memakan makanannya.

"Duh Papa jadi pengen nih kayak Zion ada yang nyuapin, kan kita sama-sama susah makan yah nak?." Kata Dewa pada Zion, tapi maksudnya menyindir Zivana, dan hanya dibalas kekeh tawa dari Zion. Anak itu seolah tau bahwa om Dewanya lagi berusaha mendekati mamanya.

Zivana yang melihat dan mendengar semua tingkah Dewa dan Zion akhirnya memberanikan diri untuk menyuapi Dewa. Dengan perlahan, Zivana mulai menyendokkan nasi goreng buatan ART nya tersebut ke mulut Dewa yang diterima dengan senang hati oleh Dewa. Bahkan seakan mengerti jika tujuan om Dewa nya berhasil, Zion dengan sumringah bertepuk tangan bahagia. Tentu semua itu membuat ke dua hati Dewa dan Zivana menghangat melihat tingkah lucu Zion. Bahkan bukan cuma mereka berdua, tapi pengasuh Zion dan ART Zivana juga.

Saat hendak berangkatpun, Zion tidak mau melepaskan Dewa. Akhirnya Dewa membujuknya dan menjanjikan akan menengoknya kembali setelah pulang kantor. Seakan mengerti janji om nya itu, Zion langsung melepaskan pelukan Dewa dan berpindah ke pengasuhnya. Dia melepaskan keperigian Zivana dan Dewa dengan riang.

Dalam perjalanan, mereka berdua saling melempar candaan. Saat sampai di lobby kantorpun mereka berdua seperti pasangan yang dimabuk cinta. Tepat jam makan siang keduanya makan bersama di cafe depan kantor mereka. Terlihat dari gerak-gerik Dewa bahwa dia ingin membicarakan sesuatu yang penting.

"Van, kamu punya waktu gak entar malam?. Aku pengen ajak kamu sama Zion dinner. Please, jangan nolak ya." Kata Dewa dengan mimik muka penuh harapan.

Zivana yang mendengar dan melihat mimik wajah Dewa itu masih belum memberikan jawaban pada laki-laki itu. Dia masih menimbang-nimbang ajakan Dewa. Karena dia sendiri jarang menerima ajakan laki-laki untuk dinner. Dewa yang melihat Zivana masih belum membuka suaranya, akhirnya memberikan kesempatan untuk Zivana berpikir.

"Kalau kamu emang belum bisa kasih jawaban sekarang gak masalah buat aku. Yang terpenting kamu mau aku ajak dinner bareng Zion. Aku suka dekat sama dia, apalagi tadi aku kan udah janji buat ketemu Zion setelah pulang kantor. Aku gak mau bohong sama anak kecil, itu gak baik. Itu sama aja kita dengan kita mendidik mereka untuk tidak menepati janji Van." Tutur Dewa lugas.

Mendengar penjelasan dari Dewa, Zivana yang awalnya bimbang antara menerima atau menolak ajakan Dewa akhirnya luluh juga saat mendengar alasan Dewa yang terakhir, lebih logis menurutnya. Jika Dewa tidak mengunjungi Zion malam ini, nanti Zion akan kecewa dan bisa saja Zion nantinya sudah tidak bisa ditenangkan dengan cara seperti tadi lagi. Bukan maksud Zivana hanya ingin mengumbar janji ke Zion, tapi dia takut jika sewaktu-waktu nanti anaknya tidak akan percaya lagi dengan perkataannya.

Zivana akhirnya menerima ajakan Dewa, sontak hal ini membuat pria itu senang dan mengatakan bahwa akan mengantarkan Zivana pulang dan kembali untuk menjemput diriny dan Zion serta akan menuju ke restoran bersama.

***

Saat perjalanan pulang dari kantor menuju apartment Zivana, Dewa dan Zivana hanya membahas mengenai seputaran pekerjaan mereka. Saat sampai di apartment Zivana, Dewa mengantarkan Zivana sampai ke unitnya dan bertemu dengan Zion yang sudah harum karena baru siap dimandikan oleh pengasuhnya. Dewa mencium bayi gembul itu dan mengatakan untuk bersiap-siap dan akan diajak jalan-jalan oleh Dewa. Seakan mengerti ucapan Dewa, Zion mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kalau gitu aku pulang untuk bersiap dulu ya Van. Kamu juga siap-siap. Dandan yang cantik dan jangan lupa jagoan Papa juga harus ganteng ya." Tutur Dewa sambil menatap Zivana dan Zion bergantian. Dewa sengaja selalu menggoda Zivana dengan menekankan kata Papa di hadapan Zion. Wanita itu hanya bisa tersenyum malu mendengar ucapan Dewa.

Kini mereka bertiga telah sampai disalah satu restoran terkenal di ibukota. Mereka bertiga langsung disambut pramusaji dan diarahkan ke meja yang sudah dipesan sebelumnya oleh Dewa. Selama perjalanan tadi, Zivana dan Dewa sama-sama diam hanya diisi oleh celotehan Zion, mereka masih mengagumi bagaimana penampilan masing-masing dari mereka. Zivana yang tampil dengan midy dress press body berwarna dark red dan Dewa dengan kemeja slim fit berwarna dark red juga serta dipadu dengan celana chinos hitam dan tak lupa Zion kecil juga menggunakan warna yang sama dengan mamanya, bedanya Zion menggunakan celana berwarna ash gray.

Setelah pesanan dari mereka datang. Mereka bertiga makan dengan tenang, Zivana dan Dewa bergantian menyuapi Zion, sehingga terdengar celetukan dari meja di sebelah mereka yang memuji keharmonisan mereka bertiga. Ditengah suasana harmonis itu, Dewa menyatakan sesuatu yang mampu membuat Zivana membeku di tempatnya.

"Van, aku pengen bicara serius sama kamu." Terlihat Dewa menarik nafasnya sebentar seolah bertanya apakah dia ijinkan berbicara atau tidak dan Zivana menganggukkan kepalanya memberikan ijin untuk Dewa melanjutkan perkataannya. "Mungkin ini terlalu cepat, tapi jujur aku merasa nyaman sama kamu. Disaat bersamaan juga jantungku serasa mau lepas dari tempatnya Van. Jika ini benar pertanda bahwa aku suka dan cinta sama kamu, apakah kamu juga memiliki pertanda yang sama dan mau menerimaku Van?."