Sebelum sempat untuk memohon untuk yang kedua kalinya. Telepon kantor yang berada di atas meja kerja pria tersebut, terdengar berdering untuk beberapa kali. Dan pria itu lebih memilih, untuk mengangkat panggilan tersebut, seraya mengibaskan tangannya kembali, untuk mengusir Jessie dan Trisia dari hadapannya.
Kedua gadis tersebut saling berpandangan satu sama lain. Karena memang tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan pada ruangan tersebut. Selain untuk pergi, dan mencari solusi untuk masalah yang sedang di hadapinya. Khususnya bagi Putri Azaela.
Akan tetapi, sebelum sempat melangkahkan kaki keluar dari ruangan tersebut. Mereka berdua kembali dikagetkan dengan suara Tuan Lumic, yang terdengar cukup keras dan lantang.
"Apa? Kenapa Putra CEO? Kenapa dia datang kesini secara tiba-tiba?" tanya Tuan Lumic pada telepon kantor yang masih tersambung.