Chereads / Pungguk Tak Merindukan Bulan / Chapter 27 - 27, Jangan Anggap Aku Ada

Chapter 27 - 27, Jangan Anggap Aku Ada

"Kami baru saja melihat ada beberapa catatan yang ditulis oleh dokter Andini di sini, dokter Lia. Beberapa penyimpangan di tubuh Tuan Raharja sudah terurai namun karena di rumah tidak melakukan PR dengan baik maka penyimpangan tersebut masih tetap bahkan lebih ekstrem daripada penyimpangan sebelum terapi."

Kemudian mengambil catatan yang ada di tangan Zaskia lalu ia mencoba membaca satu persatu analisa dokter Andini terhadap Tuan Raharja. Beberapa kali dia menganggukkan kepalanya mengerti pada catatan yang digoreskan oleh sahabatnya.

"Penyimpangan di tubuh anda benar-benar sangat serius Tuan. Tipe pinggang anda adalah bambu Spine dan ini membutuhkan ekstra terapi rutin. Kalau tidak rutin dilakukan, saya khawatir tensi darah Tuan akan tetap tinggi dan tidak stabil seperti yang kita inginkan. Ada beberapa fungsi rongga organ tubuh yang tidak berfungsi dengan maksimal dan hal ini memicu penyakit yang diderita oleh Tuan Raharja semakin parah."

"Lalu apa yang harus saya lakukan dokter? Apa saya harus mengulangi dari awal terapi ini? Mengapa terapi yang sudah dilakukan sia-sia dan nyaris tidak ada perubahan?"

Zee tersenyum mendengar pertanyaan dari Raharja. Beberapa kali di awal dia sudah menjelaskan tentang perlunya melaksanakan terapi secara rutin setiap hari dengan pendampingan dari keluarga pasien, namun karena Raharja tidak melakukannya maka penyimpangannya masih tetap seperti semula tidak ada perubahan sama sekali.

"Lupakan semuanya dan di klinik ini saya berharap bisa mendampingi terapi Tuan Raharja setiap hari. Tidak usah berpikir memberi imbalan yang banyak kepadaku karena aku tidak memiliki tujuan akhir dalam kehidupanku tentang harta dan dunia. Fokus murni kepada bagaimana membantu para pasien selebihnya silakan tuan dan keluarga fokus pada Bagaimana menyiapkan bekal kita menghadap yang maha kuasa. terapi ini adalah terapi aktif dan saya berharap Tuan benar-benar bisa diajak untuk bekerja sama.

***

Beberapa jam berada di ruang gawat darurat Zee akhirnya meninggalkan Raharja yang kini sudah menyewa satu ruang perawatan. Zee segera keluar dan melangkah menuju ruang kerja yang berada di lantai dua. Beberapa kali dia mengecek kamera CCTV dan meyakinkan bahwa anak buahnya masih belum datang ke klinik tersebut. Beberapa kali ia menarik nafas dalam. Dia benar-benar merasa tidak berdaya menghadapi mafia yang menculik Andini.

"Andini, katakan kepadaku di mana kamu berada saat ini sehingga aku bisa membawamu kembali ke sini. Jangan buat aku bersedih seperti sekarang. Kau adalah saudara perempuanku yang akan selalu kujaga sebagaimana engkau menjagaku."

Zee akhirnya berdiri dan melangkah menuju ke jendela. Dari sana dia memandang ke bawah mencoba melihat pergerakan beberapa pengunjung kliniknya. Ia berharap bisa melihat kedatangan anak buahnya dengan membawa Andini saat itu juga, namun beberapa menit ia berdiri, ia harus menarik nafas kecewa. Tidak ada satu orang pun anak buahnya yang datang.

Ia kembali melangkah dan menghampiri kursi kerjanya. Ingin sekali dia menelepon Irawan, Laki-laki yang sangat menyebalkan namun memiliki banyak channel dengan para mafia. Ia ingin meminta kepada laki-laki itu untuk membantunya mencari keberadaan Andini.

Beberapa kali dia mencoba untuk menuliskan beberapa pesan kepada Irawan namun beberapa kali pula dia menghapus dan mengurungkan niatnya.

"Ada apa Zee? Mengapa engkau tidak mengirimkan pesanmu dalam jangka lama? Aku melihat engkau sedang mengetik namun beberapa lama kutunggu pesanmu tidak juga kunjung masuk."

Zee yang mendapat pesan dari Irawan sama sekali tidak pernah menyangka kalau Irawan sedang memperhatikan dirinya melalui aplikasi pesan whatsapp-nya.

"Apakah kamu mengintipku? Jangan-jangan selama ini engkau selalu mengamati diriku melalui aplikasi ini. Jangan bilang engkau ingin memata-matai pergerakanku. Awas aja kalau sampai terjadi, Aku pasti akan membuat kamu benar-benar tidak berdaya sama sekali dengan mengikatmu di pohon di tengah hutan dan menambahkan semut merah agar kamu tidak bisa melakukan itu lagi kepadaku."

"ha ha ha, kamu yakin bisa melakukannya? Aku kira engkau sudah jatuh cinta kepadaku sehingga tidak mungkin kamu bisa menyiksaku seperti apa yang kamu katakan."

"what?"

"Apa? Apakah ada yang salah dengan ucapanku? Jangan bilang kamu membenciku selama ini. Ingat bahwa aku adalah laki-laki satu-satunya yang selalu menjagamu dengan caraku. Jadi kamu harus berterima kasih kepadaku. Berikan hatimu hanya untukku maka kehidupanmu akan bahagia selamanya."

"Siapa yang menjamin kebahagiaan? Aku tidak percaya dengan ucapan manusia sepertimu."

"Maksudnya?"

Zee mengedikkan bahunya. Ia benar-benar mati kutu karena sudah meladeni Irawan. laki-laki gila yang selalu membuat dia tidak bisa berbuat banyak. Irawan yang menunggu jawaban dari Zee namun tidak segera datang setelah melakukan panggilan video. Ia tahu hatinya sedang merindukan gadis itu namun beberapa hari ia mencoba untuk menahan perasaannya agar tidak mendahuluinya mengirimkan pesan. Hari ini saat Zee mencoba untuk mengirimkan sesuatu kepadanya, ia memanfaatkan situasi.

Melihat panggilan video yang dilakukan oleh Irawan, akhirnya Zee menolak. Selain dia tidak mau membuat laki-laki itu berharap terlalu banyak kepadanya, dia memang tak biasa saling pandang via video.

"Terima telponku atau aku akan datang ke klinikmu saat ini juga."

Akhirnya Zee menuruti apa yang diucapkan oleh Irawan. Dia berpikir lebih baik menerima panggilan video dari Irawan daripada mendapatkan kehadiran laki-laki menyebalkan itu. Saat dia membuka panggilan di depannya, tampak seorang laki-laki sedang merebahkan diri di ranjangnya dengan bertelanjang dada. zee segera menutup kedua matanya dan hal ini membuat Irawan tertawa.

"Apakah ada sesuatu yang aneh sehingga engkau menutup matamu seperti itu? Mulai hari ini kamu harus membiasakan diri melihatku seperti ini karena kelak kamu akan lebih sering melihatku tidak memakai selembar benangpun di tubuhku."

"Jangan terlalu berpikir jorok seperti itu karena aku akan semakin menjauh darimu. Katakan kepadaku apa yang ingin kamu ucapkan sehingga engkau menelponku dengan video? Apa hanya engkau ingin memamerkan tubuhmu kepadaku? Benar-benar menjijikan. Kamu sudah menodai mata suciku."

"Hahaha, Apa yang kamu bilang? Aku sama sekali belum menodaimu. So aku belum menodai mata sucimu. Oh iya ya katakan secara langsung apa yang ingin kamu katakan tadi."

"Tidak ada"

"Ada."

"Tidak tidak jadi. Tadi aku hanya ingin menanyakan tentang beberapa mafia yang kamu kenal, namun aku sama sekali tidak yakin dengan kemampuanmu untuk memberi tahuku dengan cuma-cuma. Lebih baik aku mencari dengan caraku sendiri dan tidak melibatkan dirimu dalam hal ini."

" Kamu tidak menganggapku mampu? Atau kamu menganggapku orang lain yang tidak pantas untuk kamu minta bantuan kan? Oke mulai hari ini kita bukan siapa-siapa. Kamu boleh melakukan apapun tanpa meminta dan memberi informasi kepada ku. Tapi ingat ketika suatu saat nanti engkau memiliki masalah jangan sekali-kali engkau berharap aku akan datang mengunjungimu."