Andini masih duduk dalam posisinya mencoba untuk menata perasaan gundahnya. Walaupun takut dia sama sekali tidak ingin memperlihatkannya kepada Leo karena dia tahu saat Leo melihat perasaannya yang sebenarnya, saat itu juga Leo akan menghancurkannya tanpa ampun. Ia ingin mengulur waktu agar Leo tidak segera melakukan eksekusi dan memberi kesempatan kepada anak buah Zee untuk datang dan menyelamatkannya.
"Katakan kepadaku di mana chip yang kamu ambil dari Afzal. Jangan pernah bilang bahwa kamu tidak tahu sama sekali tentang benda itu karena kamu adalah satu-satunya orang yang mengetahui keberadaannya."
Andini masih tetap diam. Walau sebenarnya dia bingung dengan apa yang diucapkan oleh Leo kepadanya, namun dia memilih untuk melindungi dirinya dari intimidasi laki-laki yang sangat menakutkan. Dia hanya mampu berpikir bahwa orang yang berurusan dengan chip dan Afzal adalah Zee, bukan dirinya, namun ia yang tidak tahu menahu apapun harus menghadapi lawan yang sangat menyeramkan.
"Jangan pernah bilang kamu tidak mengetahui apapun tentang Afzal. Kalau kamu sama sekali tidak mengetahuinya tentu saja kamu tidak akan pernah menolongnya. Aku tahu tidak ada manusia tulis di dunia ini menolong seseorang karena terpanggil urusan kemanusiaan. Aku yakin kamu mengelurkan tanganmu untuk menolong absen hanya untuk mencari chip yang ada di di tangannya agar bisa memenuhi semua keinginanmu."
"Terserah apa maumu dan apa yang kamu katakan kepadaku. Aku tidak butuh orang lain percaya bahwa seseorang bisa saja menolong orang lain karena kemanusiaan dan sama sekali tidak berpikir tentang keuntungan dan kerugian yang akan dia dapat."
"Bullshit Aku tidak percaya dengan apa yang ada dalam pikiranmu. Manusia zaman sekarang semuanya munafik dan aku yakin kamu tidak berbeda dengan mereka. Jangan pernah mengelak karena aku sudah paham sekali dengan para wanita yang hanya ingin harta semata."
Andini diam lalu menggelengkan kepalanya. Tidak ada gunanya melanjutkan perdebatan dengan orang yang sudah memiliki pemikiran kotor terhadap orang lain.
"Sekarang katakan apa maumu." Ucap Andini dengan suara lemah seperti orang putus asa, namun bagi Leo ini justru membuat dia lebih yakin kalau Andini memiliki rahasia seperti yang ia tuduhkan.
"Aku ingin kamu mengembalikan chip itu. Semua hartaku ada di sana dan laki-laki yang kamu tolong telah mencurinya dariku. Aku menyuruh seorang ahli untuk merangkai sebuah jaringan canggih yang akan bisa digunakan oleh manusia dimuka bumi ini untuk mengembangkan bisnisnya sehingga mereka bisa memiliki keuntungan sepuluh kali lipat dari modal yang mereka keluarkan dalam beberapa hari, namun laki-laki yang kamu tolong sungguh memiliki sikap serakah. Dia merebutnya dariku sebelum aku mengambilnya dari para ahli yang aku suruh."
Andini mengerutkan keningnya mencoba menganalisa dan menghubungkan beberapa peristiwa yang dialami di Assyifa dan apa yang dikatakan oleh Leo saat ini. Dia berjanji akan segera membuat laporan kepada Zee apabila dia sudah bisa melepaskan diri dari markas orang-orang yang sudah menculiknya dari Assyifa.
"Kalau kamu mengatakan aku mencuri dan ingin meminta benda itu dariku, mohon maaf dan segala kejujuran yang ada dalam diriku, aku menolak tuduhan itu. Kalaupun aku ada menolong laki-laki yang membawa Jeep itu, aku tidak tahu menahu dengan benda yang kamu maksudkan. bahkan aku sama sekali tidak pernah melihat benda tersebut."
"Apakah kamu berpikir aku begitu mudah untuk mempercayai semua ucapanmu? Aku ingin kamu mengembalikan chip itu. Aku sudah lama berkecimpung di dalam dunia mafia dan aku sama sekali tidak akan percaya dengan omongan Rival yang mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah melihat benda yang aku maksud. Itu sudah biasa dikatakan oleh para pecundang seperti kamu jadi jangan berharap aku akan percaya begitu saja. Jangan pula kamu berharap aku akan lepaskanmu dengan kondisi yang utuh seperti sore ini. Sebelum aku melakukan apa yang aku katakana, kamu boleh berdoa terlebih dahulu agar bisa diselamatkan oleh Tuhanmu. Bersiaplah dan aku berharap wajah cantikmu ini tidak akan membuat orang lain kecewa karena sebentar lagi akan rusak karena ulah anak buahku."
Andini sebenarnya merasa sangat gentar mendengar apa yang dikatakan oleh Leo tentang wajah rusak dan anak buah yang diucapkan oleh laki-laki arogan di depannya, namun dia tidak ingin menunjukkan rasa yang dia simpan begitu dalam di dalam hatinya. Itu dia lakukan karena yakin laki-laki itu akan menertawakannya apabila melihat tubuhnya bergetar dan mulutnya komat-kamit membaca doa karena ketakutan mendengar ucapan Bos mafia di hadapannya.
Leo yang sebenarnya tahu bahwa Andini sedang menyembunyikan sesuatu darinya kini mencoba menatap kembali layar ponselnya dan meminta beberapa anak buah yang berjaga di halaman untuk masuk dengan mengirimkan satu simbol kepada mereka.
Tidak berselang lama, lima anak buah datang menghadap sambil membungkukkan kepala menunggu perintah.
"Ampun Bos. Kami menghadap dan siap melaksanakan perintah."
Leo tersenyum tipis melihat kesigapan kelima anak buahnya yang sangat cepat berada di hadapannya. Ia melirik Andini, mencoba meyakinkan bahwa gadis di hadapannya sedang menahan rasa takut dan menyembunyikannya dari pandangan matanya.
"Aku ingin bertanya hal penting kepada kalian."
"Siap"
"Ada gadis cantik di hadapan kita. Kira-kira hukuman terbaik apa yang harus kita berikan kepadanya agar dia tidak selalu tutup mulut dan mengatakan bahwa dia sama sekali belum pernah melihat chip kita?"
Lima anak buah yang memang sejak melihat Andini sudah tertarik pada dokter muda tersebut tersenyum. mata mereka menyala seolah mengatakan semua isi hatinya. Lidah mereka menjulur menjilat bibir masing-masing, membuat Leo terbahak.
"Ha ha ha, aku tahu jawabannya. Kalian memang terbaik. Aku atau kalian yang akan mengeksekusi? Ah, aku sama sekali tidak sudi dengan gadis ini. wanitaku lebih menarik dibandingkan dengan dia. Apakah kalian mau membantuku?"
"Siap, Bos."
"Kalian yang melakkukan dan aku yang memviralkan. Video permainan kalian akan segera melejit dan menjadi tontonan palings eru sepanjang sejarah. Apakah kalian siap?"
"Siap"
"Bagus, buat gadis cantik di hadapan kita ini menyesal karena dia tidak jujur kepadaku hari ini. Dia baru saja mengatakan bahwa tidak mengetahui keberadaan chip yang dibawa oleh penjahat itu. dia bahkan berani bilang kalau sama sekali tidak melihat benda itu. apakah kalian percaya?"
"Tentu saja kami lebih percaya kepada ucapanmu, Bos."
"Bagus. Laksanakan perintahku!"
Kelima anak buah Leo memandang Andini secara serempak. Andini menggigit bibirnya mencoba untuk menguatkan perasaannya agar ia tidak menangis karena ketakutan. matanya Ia Arahkan ke pintu masuk mengharap kehadiran dewa penolong. atau malaikat maut yang muncul pertama kali di sana. ia menyesal telah bermain-main dengan situasi yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Terlibat dengan mafia dan dia sama sekali tidak memiliki kesiapan apapun.