"Ya, nanti pulang sekolah mau ikut gue gak?"
"Kemana?"
"Ke acara ulang tahun sepupu gue. Seharusnya gue datang bareng bokap tapi dia sibuk kerja, gue males ka"Ya, Lo kenapa ngumpet pas ada Megantara?" tanya Rena setelah situasi reda. ia menunggu saat yang tepat agar sahabatnya bisa di ajak bicara.
Sebelumnya, ketika Ayana dan Rena berjalan menuju kantin. Keduanya berpapasan dengan Megantara, laki-laki populer dengan sifat dingin terhadap semua perempuan. Ayana yang menyadari hal itu, langsung menarik Rena untuk mengumpat di balik tembok kelas.
"Aya gak berani ketemu Megantara."
"Kenapa?"
"Itu karena Aya taruh sesuatu di loker Megantara."
"APA???"
Suara Rena yang kencang membuat Ayana panik, gadis itu segera membekam lagi mulut sahabatnya kemudian memastikan tidak ada satu orang pun yang mendengar percakapan mereka tadi.
Tak hanya mulutnya, tangan Ayana juga menutup hidung Rena. Gadis itu hampir kehabisan nafas, tangannya memukul-mukul lengan Ayana agar melepaskan belakangnya. Setelah menyadari sahabatnya sulit bermafas, Ayana melepaskan bekapannya pada Rena. Rena terengah-engah mengatur nafasnya, syukurlah ia belum mati.
"Lo itu apa-apaan sih, Ya!" kesal Rena memegangi lehernya. "Kalo gue mati gimana? Nanti gak ada lagi cewek cantik di sekolah ini."
"Hehehe maaf, habis tadi Rena teriak," ucap Ayana meminta maaf.
"Huh."
"Terus apa yang lo taruh di loker Megantara?"
Sambil berjalan menuju kantin, Rena menanyakan hal itu pada Ayana. Rena memang termasuk cewek yang kepo, sekali dibuat penasaran pasti akan meminta penjelasan sedetail-detailnya.
"Aya selipin surat di lokernya Megantara."
"Surat apa?"
"Surat Cinta."
"WHAT??? SURAT CIN—" Rena menutup mulutnya, gadis itu memelankan . "Surat cinta? Lo kasih surat cinta ke Megantara?"
Ayana mengangguk semangat.
"Hahahaha …."
"Kenapa lo ketawa?" tanya Ayana. Apa ada yang lucu dalam memberi surat cinta di otaknya? Kemudian Rena menjawab, "nggak. Lucu aja gitu, ini tuh jaman teknologi, Ya. Lo kan bisa chat dia atau DM di Instagram gitu kalo suka sama Megantara. Malah kirim surat."
Ayana memanyunkan bibirnya.
"Tapi, cara lo ini so sweet. Kayak di film-film."
"Rena bilang begitu tapi dalam hati bilang kalo cara Aya ini norak kan?"
"Bukan begitu, Ya. Maksud gue tuh, cara lo mengungkapkan perasaan lo ke Megantara itu unik bukan norak.
"Tahu ah."
"Yee, ngambek. Jangan ngambek dong, nih ya, lo tahu sendiri kan berapa banyak cewek-cewek di sini menggunakan berbagai cara untuk mendekati Megantara? Dari yang spik-spik nanya tugas, modus nanya pensi karena dia anak OSIS, ada juga yang nembak dia langsung ya meskipun ujung-ujungnya ditolak juga sama dia.
"Dari beberapa cara mereka buat deketin Megantara, cara lo paling unik," kata Rena Mengakhiri kalimatnya.
"Oh, jadi begitu ya?"
"Iyaaa …."
"Tapi, kok Rena tahu banget soal Megantara?" tanya Ayana. "Jangan-jangan Rena suka ya sama Megantara?"
Ayana tidak tahu kenapa bisa menyimpulkan hal seperti itu. Tapi, untuk memastikan tidak ada kesalahpahaman diantara mereka, Ayana menanyakannya langsung pada Rena.Memang kedengarannya gila, tapi Ayana tidak tahu harus bagaimana jika ia dan sahabatnya menyukai satu cowok yang sama.
"Hah? Ya nggak lah. Gak mungkin gue suka sama dia."
"Kenapa?"
"Gue udah punya pacar."
"Oooh…."
"Tapi, Ya," ucap Rena mengalihkan pembicaraan. "Di surat yang lo kirim itu lo kaisih nama Kan?" tanya gadis itu.
"Nggak," jawab Ayana sambil menggeleng kepala.
"HAH? KENAPA GAK DIKASIH NAMA???"
"Habis Aya bingung, Aya harus mencantumkan nama atau engga."
"Ya kalo gitu dia gak bakal tau dong surat itu dari siapa?"—Rena menghela nafas berat—"Aya, Aya, lo itu mau bilang suka ke orang lewat surat tapi gak lo kasih nama lo, gimana dia bisa tahu kalo lo orang yang kirim surat itu? Yang ada nanti dia kebingungan."
"Ya gak apa-apa, kan Aya jadi kayak misterius gitu hehehe …."
Rena menepuk jidatnya, bagaimana bisa gadis itu menembak orang yang ia suka melalui surat tanpa sebuah nama. Bukankah itu akan terkesan mengganggu? dan apa itu tadi? misterius? bagaimana bisa dia akan menjadi misterius hanya dengan cara yang seperti itu?
Bukankah banyak sekali gadis yang menyukai Mengantar selain Aya? Bagaimana kalau nanti ada seseorang yang mengaku surat itu darinya dan Mengantara menerima perasaan si pengaku itu? ini tidak bisa dibiarkan? yang menulis surat tersebut adalah Aya dan laki-laki itu harus mengetahuinya.
"Gak apa-apa gimana? Kalo ada orang yang ngaku-ngaku kalo itu surat dia gimana? Kalo yang ngaku itu ternyata type-nya Megantara gimana? Kalo akhirnya mereka berdua jadian gimana?'
Kata-kata Rena seketika membuat Ayana panik. Benar yang dikatakan oleh gadis itu, bagaimana kalau ada yang mengaku surat itu darinya? padahal Aya yang mengirimnya.
"Oh iyaaa!"
"Duuh, gimana ini Renaaa???"
Perihal surat tersebut Megantara tidak terlalu memedulikannya. Ia menyimpan surat tersebut di dalam tas ranselnya dan memilih untuk tidak menceritakannya pada siapa-siapa. Ketika bel istirahat berbunyi, laki-laki itu berjalan menuju ruang OSIS, karena ada banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan di sana. Untuk urusan makan, laki-laki itu tidak mempermasalahkannya karena ia bisa kembali seuluh menit setelah bel karena ijin keanggotaan OSIS.
"Permisi," ucap Nina membuka pintu ruangan OSIS. Gadis itu datang imabelas menit setelah bel istirahat berbunyi.
Naila yang sedang sibuk di mejanya terkejut dengan kehadiran Megantara yang awal sekali. Padahal bel istirahat baru saja berbunyi, tapi laki-laki itu langsung datang ke Ruang OSIS. "Lo gak istirahat?" tanya Naila. Megan berjalan masuk dan duduk di hadapan gadis itu.
"Ka berkas yang kemarin belum selesai gue kerjain, gue mau selesaiin hari ini juga," ucap Megantara tanpa menjawab pertanyaan Naila. Kakak kelasnya itu lantas mengambil berkas yang dikerjakan Megan kemarin dan memberikannya pada laki-laki itu. Sebenarnya, Megan tidak harus datang ke ruang OSIS lebih awal, ia bisa menyantap makanan kantin terlebih dahulu baru mengurus berkasnya.
"Megan, untuk acara akhir tahun lebih seru kita Adain promnight atau camping?" tanya Naila.
"Camping bagus," jawab Megantara.
"Oh, oke."
Naila melirik Megantara yang fokus dengan kerjaannya. Kenapa pertanyaan yang ia lemparkan pada laki-laki itu tidak dijawab jika tentang dirinya, namun jika ia menanyakan tentang pekerjaan mereka, dia langsung menjawab. Gadis itu bertanya-tanya dalam hati, apa yang sebenarnya Megantara pikirkan? Laki-lakipada umumnya akan merasa senang jika ia dikelilingi banyak wanita, tapi Megantara beda.
"… kan Kak?" tanya Megantara.
"Kak? Kak Naila!"
Naila tersadar dari lamunannya ketika Megantara melambai-lambaikan tangan ke arahnya. "Ah, iya? Kenapa?"
"Kakak ngelamun?" tanya Megan.
"Oh, nggak. Tadi lagi gak fokus aja, tadi lo nanya apa?"
*****