Beberapa minggu belakangan, Kevin ketara sekali mendekati Yasmin dan hal itu membuat 7 kawannya bergosip ria.
mengejek Yasmin dan lain sebagainya, Cessillya sangat jengkel dengan semua itu.
Ingin sekali Cessillya melabrak mereka semua jika saja Yasmin tidak menghalanginya.
"Penjilat datang nih."
Ucap Cleo saat melihat Yasmin yang masuk bareng Cessillya, Yasmin tak peduli dan menarik Cessillya untuk segera ke tempatnya.
"Gue heran deh, kok bisa ya Kevin terjerumus hati sama cewek kaya gitu."
Sahut Pricilla menambah panas hati Cessillya, Yasmin berusaha mengalihkan perhatian Cessillya dengan mengajaknya bicara.
Yasmin ingin agar Cessillya bisa mengabaikan semuanya, tak akan ada ujungnya jika harus melayani setiap ejekan mereka semua.
"Kamu itu lemah Yas."
"Udahlah Si, biarkan saja itu hak mereka, mulut mereka sendiri kan."
"Lagian si Kevin itu bodoh banget, untuk apa dekati kamu kalau gak mau belain, atau jangan-jangan ini memang rencana dia agar bisa mengolok-olok kamu Yas."
"Suuttt udah diam ah, ini masih pagi kamu harus lebih baik dari mereka, jadi sudah jangan dilayanai gak untung juga kan."
"Tahu ah, kamu itu ya euh."
Yasmin menggeleng dan melirik 8 orang yang tampak asyik mengobrol itu, Yasmin juga melihat Kevin yang hanya diam tanpa menanggapi orang didekatnya.
Yasmin tak peduli dengan semuanya, karena Yasmin memang tak pernah meminta Kevin untuk mendekatinya.
"Tatap saja terus."
Yasmin mengerjap dan melirik Cessillya yang begitu sangat kesal kepadanya.
"Sudah diam tuh dosen datang.
Yasmin kembali mengalihkan perhatian Cessillya dari dirinya karena memang dosen telah memasuki ruangan.
Yasmin memijat pelipisnya, jika boleh jujur Yasmin juga jengah dengan semua kalimat buruk yang ditujukan pada dirinya.
"Kumpulkan semua tugasnya hari kamis, saya gak mau tahu kalian semua harus menyelesaikannya tepat waktu."
"Iya pak.
"Ya sudah kalau gitu kelas hari ini kita akhiri, sampai jumpa dipertemuan berikutnya."
Dosen berlalu setelah menyelesaikan tugasnya, semua tampak malas dengan tugas yang diberikan.
"Yas ke kantin yuk."
"Boleh aku haus."
Keduanya bangkit dan melangkah beriringan, belum sampai mereka keluar kelas.
Kevin memanggil Yasmin dan menyebabkan sorak ejekan dari penghuni kelas yang lain.
"Aku bilang apa, Kevin sengaja melakukan ini sama kamu, jangan diam saja dong."
"Iya, udah diam."
"Diam diam terus."
Cessillya berlalu meninggalkan Yasmin saat Kevin berada tepat dibelakangnya.
"Mau ke kantin ?"
"Iya, kenapa ?"
"Aku teman ya ?"
"Aku sama Sisi kok, gak perlu repot-repot."
"Munafik lo, so jual mahal banget."
Teriak Cleo menyela pembicaraan Yasmin dan Kevin, Yasmin memejamkan matanya sesaat.
Sampai detik ini Yasmin masih bisa sabar dengan semuanya dan Yasmin berharap kesabarannya akan tetap ada sampai semuanya berakhir.
"Aku duluan Kevin, permisi."
"Yas .... Yasmin .... Yas."
Kevin merasa kesal dengan kepergian Yasmin, Kevin sadar ini adalah ulah sahabatnya tapi entah kenapa Kevin enggan memutuskan pilihan antara keduanya Yasmin atau sahabatnya.
"Kasian banget nasib lo Vin, dianggurin sama cewek kaya gitu, so cantik."
Kevin menoleh saat Zian menyelesaikan kalimatnya, ingin sekali Kevin menghajar Zian saat ini juga karena sudah terlalu sering Zian mengucapkan kalimat-kalimat yang merendahkan Yasmin.
"Lo kenapa ?"
Leon menyadari perubahan ekspresi Kevin yang menunjukan kekesalan, sejak dulu mereka selalu menghindari keributan satu sama lain dan Leon ingin mempertahankan itu sampai saat ini.
"Balik sini, lo ngapain diam disitu."
Tambah Leon dengan tenang, Leon tahu apa yang diinginkan Kevin terhadap Yasmin tapi untuk saat ini semua hanya akan menjadi lelucon bagi sahabatnya yang lain.
"Hey Yas, lo gak diuber Kevin lagi ?"
Tanya seorang Mahasiswa yang berpapasan dengan Yasmin saat akan menuju kantin.
"Sudah puas kali ya mainin lo."
"Maksudnya apa ?"
"Lo fikir Kevin beneran ngejar lo karena cinta, halu banget lo, dia pasti cuma ingin mainin lo doang biar lo jadi ejekan disini."
"Gak apa-apa, kita lihat nanti."
Yasmin berlalu meninggalkan sosok yang menambah kejengkelannya saat ini.
"Ngarep, baper lo."
Teriaknya yang juga pergi meninggalkan tempatnya.
"Oooww Princess Kevin disini."
"Kok sendiri Yas .... fans lo mana ?"
Yasmin mendelik tak peduli dan kembali melanjutkan langkahnya.
"Sombong banget sih tuh anak."
"Berasa ok kali karena baru masuk udah bisa gaet Kevin."
Ocehan-ocehan murahan itu masih tetap bisa Yasmin dengar, Yasmin tetap berusaha tak peduli dengan semuanya.
Yasmin menguatkan diri dengan mengingat tujuannya di kampus untuk belajar bukan untuk ribut sana sini.
"Gimana yas .... stres kan .... masih mau diam, sampai kapan ?"
"Apa sih Sisi."
"Apa sih Sisi."
Cessillya mengejek Yasmin dengan mengulangi kalimatnya.
"Dengar ya, kalau kamu masih diam saja kaya gini, aku yang akan lawan mereka, enak saja ngata-ngatain kamu kaya gitu, kenal juga enggak."
"Sudahlah diam, kamu harus belajar sabar."
"Sabar sabar, kamu itu bukan sabar tapi lemah tahu gak."
Yasmin terdiam tak ada lagi yang ingin Yasmin katakan untuk menjawab kalimat Cessillya.
"Yas, ingat ya hari minggu kita buka warungnya."
"Iya aku ingat, nanti aku tidur di rumah kamu."
"Ok, tapi pulang kampus aku harus belanja lagi, masih banyak yang harus dibeli."
"Ya udah aku temani, tenang aja."
"Makasih."
Yasmin tersenyum dan mengangguk menjawab Cessillya, Yasmin hanya ingin diam tapi Cessillya tetap saja mengajaknya berbicara.
Warung spaghetti Cessillya memang gagal dibuka di waktu yang telah ditentukan, dan baru minggu ini warung itu akan dibuka.
"Yas dicariin Kevin."
Yasmin menoleh bersamaan dengan Cessillya.
"Ditunggu di lapang basket katanya."
"iya, makasih."
Cessillya mendecak mendengar jawaban Yasmin, udah sadar dijadikan bahan ejekan tapi Yasmin masih saja nanggepin Kevin.
"Aku pergi dulu ya Si."
"Bisa gak sih tolak, nanti disana kamu dibully loh."
"Berfikirlah positif."
"Positif gimana orang hasilnya juga memang selalu negatif."
"Siapa tahu saja kali ini enggak."
Cessillya malas terus berdebat dengan Yasmin karena pada akhirnya Yasmin akan tetap membela Kevin.
Yasmin pun berlalu meninggalkan Cessillya untuk menemui Kevin, Yasmin melangkah dengan tenang meski sebenarnya Yasmin kesal dengan keadaannya sekarang.
Yasmin melihat sekitar, memperhatikan setiap orang yang juga memperhatikan dirinya.
Yasmin merasa menjadi layar bioskop karena ditonton semua orang padahal Yasmin tidak mendapatkan apa pun dari tatapan itu.
"Sabar Yas, semakin lama mereka juga pasti akan lupa dengan semuanya dan kamu akan bisa tenang lagi seperti dulu."
Yasmin berbicara sendiri sambil menundukan kepalanya, menguatkan dirinya sendiri saat kemarahan semakin kuat mendominasinya saat ini.
Yasmin membuka pintu lapang basket, memajukan kepalanya untuk mencari sosok yang memanggilnya.
Yasmin memasuki lapang tersebut saat melihat punggung dari seseorang yang berdiri tegap dihadapannya, Yasmin mendekat dan dengan ragu Yasmin menyapanya.