"Hey jangan duduk seperti itu!" Ujar Yeonhong yang sedang menarik Leo dan August.
"Tidak apa…. tidak ada orang selain kita disini." August mencoba bertahan pada posisinya.
"Tetap saja itu tidak sopan….. lihatlah itu!" Bethony menunjuk kepada sesuatu.
"Kenapa ada tanda seperti itu?" Leo terkejut rambu-rambu yang aneh.
"Sudah pasti itu untuk kalian! jadi cepatlah turun!" Sahut Bethony yang membantu Yeonhong menurunkan teman-temannya.
"Graydle…. Graydle….. sebentar lagi kereta akan sampai di stasiun Graydle." Ujar Masinis.
Alat transportasi berupa gerbong besi ditarik oleh lokomotif yang sudah ditentukan jalurnya berupa rel. Gany dan teman-temannya berangkat ke Cichlid dengan naik kereta api. Sebenarnya Cichlid adalah desa terpencil dan jarang ada orang yang menggunakan kereta. Jadi kereta yang datang ke daerah itu hanyalah kereta barang untuk mengangkut hasil panen atau barang yang lainnya. Namun karena sang pahlawan kerajaan Gany dan Io ingin pergi ke daerah terpencil itu, disiapkanlah satu gerbong penumpang untuk mereka. Itulah mengapa tidak ada penumpang lain selain mereka.
Kereta berhenti, August dan Leo langsung jatuh tersungkur ke depan. Sekarang mereka berdua paham kenapa ada rambu-rambu aneh seperti itu. Rambu-rambu yang mengatakan kalau penumpang tidak boleh duduk diatas kursi. Di bagian paling atas kursi.
"Ohh…. Ternyata menurunkan mereka lebih mudah dari dugaanku." Ujar Yeonhong.
"Hahaha….." Bethony dan yang lain menertawakan mereka berdua.
"Hei… harusnya kalian menolong kami saat jatuh seperti ini." Ujar August.
"Tidak mau…. Kalian sudah kuperingatkan." Jawab Bethony.
Perjalanan yang jauh mereka tempuh mengingat Cichlid berada di bagian ujung provinsi Tetra. Oleh karena itu mereka berangkat pagi-pagi sekali agar latihan mereka lebih cepat dimulai. Mungkin karena terbiasa oleh peraturan sekolah jadi mereka berangkat dengan perlengkapan sederhana. Lagipula mereka berada di kampung halaman Leo jadi jika ada apa-apa mereka bisa kembali ke rumah Leo di dekat sana. Selain itu Ganymede sang pahlawan juga menemani mereka jadi orang tua Khan dan yang lain bisa tenang.
"Ayolah Khan jangan terlalu serius begitu. Santailah selagi bisa." August mencoba mencairkan suasana.
"Benar, maafkan aku." Jawab Khan.
"Ngomong-ngomong Gany, jenis latihan apa yang akan kamu ajarkan?" Tanya Leo.
"Iya benar, kita juga masih belum bisa menunggangi kuda dengan baik." Sahut Khan.
"Sepertinya aku belum pernah memberitahu kalian, Aku bisa memanggil kuda dari hutan Dryad." Jawab Gany.
"Benarkah? Baguslah kalau begitu." Sahut August.
3 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di Cichlid. Tempat yang masih hijau dan lapang akan rerumputan. Leo sangat antusias dan ingin mengajak teman-temannya berkeliling. Disana hanya ada desa biasa dengan beberapa kincir angin untuk para petani dan aula besar untuk para warga berkumpul. Hampir sama seperti di ingatan Io, ada menara besar yang berdiri disana. Tampaknya tidak banyak yang berubah dari tempat itu.
Mungkin hanya Lapis, Gany dan Leo yang tahu dengan masalah Io. Itulah kenapa mereka merasa cukup familiar dengan tempat-tempat disana. Setelah berpamitan di rumah Leo, mereka berjalan-jalan mengelilingi desa. Mereka mencoba napak tilas dengan yang sudah mereka alami yaitu ke rumah Io dan ke menara. Namun rumah Io ternyata sudah hancur, karena Calisto sudah membakarnya sebelum dia dan Io pindah ke kota. Meski begitu, Io merasa bernostalgia dengan tempat itu. Dia berterimakasih pada Leo karena sudah mengajaknya berjalan-jalan. Seperti biasa Leo menjadi salah tingkah saking senangnya.
Sebelum terlalu sore, Gany meminta Leo untuk menunjukkan danau yang dia katakan sebelumnya. Dengan dipandu oleh Leo, mereka semua berjalan melewati hutan. Setelah sekitar satu atau dua jam perjalanan, akhirnya sampai di suatu danau. Seperti kata Leo, danau itu sangat luas dan berada ditengah hutan. Tidak banyak warga desa yang pergi kesana tapi tempat itu bukanlah tempat angker yang tidak pernah dikunjungi. Warga desa terkadang pergi ke sana untuk memancing walau tidak sering. Setelah melihat keadaan sekitar danau, Gany memutuskan untuk berkemah di sisi terjauh danau jika dilihat dari desa.
Setelah tempat ditentukan, mereka membagi tugas. Para laki-laki mendirikan tenda dan para perempuan mencari bahan makanan. Bisa dibilang mereka melakukan hal yang sama seperti Training Camp. Waktu sudah sore dan beranjak malam, mereka mulai menyalakan api unggun dan memakan apa yang mereka dapat.
"Jadi kapan latihannya dimulai?" Tanya Bethony.
"Wow… aku pikir kalian tidak akan bertanya." Ujar Gany. "Baiklah sekarang aku minta kalian berbaris." Gany mulai bangkit dari duduknya.
Setelah makan mereka semua berbaris seperti pasukan militer. Gany melihat mereka terlalu dekat satu sama lain jadi dia meminta bantuan Io untuk melonggarkan barisan mereka. Mereka bergerak semakin jauh, jauh, dan lebih jauh lagi. Sampai mereka tidak lagi berpikir kalau mereka sedang berbaris dan hanya beridiri di titik yang acak. Masing-masing dari mereka berjarak 10 meter satu sama lain karena itu Gany sampai berteriak-teriak dalam memberi komando.
"INGATLAH KATA-KATAKU! KALIAN PASTI BISA!!" Seru Gany. "Lapis aku yakin padamu kamu pasti bisa." Gany yang berada didekat Lapis tersenyum sembari memegang pundak pundaknya.
Tiba-tiba Gany meruntuhkan tanah yang dipijak kaki-kaki mereka. Mereka semua terjatuh dalam lubang yang besar dan sangat dalam. Terkejut, mereka tidak bisa bereaksi apa-apa dan hanya menerima kenyataan bahwa mereka terjatuh. Untungnya tidak ada yang terluka namun mereka berteriak mempertanyakan tindakan Gany. Teman-temannya sangat terkejut dan bingung. Mereka berteriak mempertanyakan tindakan Gany. Mereka semua berteriak dari dasar lubang dan saling berbicara walau sebenarnya mereka tidak terlalu mendengar suara dari luar lubangnya. Jadi Gany mendatangi satu per satu teman-temannya di setiap lubang dan menjelaskan misi pertama mereka.
"Keluarlah dari lubang! Gunakan semua kemampuan kalian, semakin cepat semakin baik." Ujar Gany.
Tentu mereka mengeluh dan bertanya apa hubungannya naik dari lubang dengan naik kuda. Tapi Gany tidak terlalu mendengar mereka jadi dia hanya duduk di dekat api unggun bersama Io dan menikmati pemandangan. Malam semakin larut, suara teriakan mereka sekarang menghilang. Mereka semua mengubah mulai sudut padangnya. Berteriak tidak akan membuat mereka keluar jadi mereka mulai memanjat. Mereka berusaha memanjat namun tidak sampai setengah jalan mereka jatuh lagi karena licinnya tanah disana. Suara tubuh orang yang terjatuh terdengar sepanjang sampai hampir tengah malam. Namun ada satu lubang yang tidak lagi ada suara orang terjatuh. Benar saja, Lapis sudah berhasil keluar dari lubang itu.
"Sudah kuduga kamu yang pertama." Ujar Gany.
Lapis langsung mendatangi Gany dan mencubit pipinya. Lapis merasa kesal dan gemas kepada Gany karena telah menjatuhkannya ke lubang. Setelah puas mencubit, Lapis langsung tertidur di dekat api unggun bersama dengan Io. Fajar menyingsing tapi Teman-teman Gany belum ada yang bisa keluar. Semuanya kelalahan karena memanjat semalaman. Keadaan semakin bertambah parah ketika ada aroma makanan yang mereka cium. Gany memasak banyak makanan untuk sarapan. Hal itu sengaja dia lakukan agar mereka semua semakin terpacu.
Khan yang kelelahan beralih menggunakan kepalanya. Dia mempunyai ide yang dia ajukan kepada August dan Yeonhong yang kebetulan lubangnya berdekatan dengannya. Dia berteriak meminta August untuk membuat lubang agar semua lubang bisa terhubung. Itu adalah ide yang bagus tapi August sudah kelelahan. Tanah tebal dan padat susah untuk dimanipulasi oleh August. Tapi Khan belum menyerah, dia meminta Yeonhong yang kebetluan lubangnya berada disebelahnya untuk melunakkan dinding August dengan air. Berhasil, Yeonhong dan August terhubung dan mereka bisa bersama. Namun tepat setelah Yeonhong melewati lubang penghubung itu, lubang itu langsung longsor tertutup lagi. Sepertinya tanah yang terlalu lembek tidak mampu menahan lapisan diatasnya. Khan mempertimbangkan lagi idenya untuk menghubungkan mereka semua.
Khan menemukan ide baru lagi. Dia meminta August dan Yeonhong melakukan hal yang sama lagi tapi tidak untuk mereka lewati. August bingung dengan permintaan Khan tapi Yeonhong memintanya untuk percaya. Setelah lubang August dan Khan terhubung, Khan langsung menggunakan sihir apinya untuk membakar lubang penghubung itu. Khan membakarnya karena terinspirasi dengan pembuatan porselen. Sekarang lubang penghubung itu memiliki dinding yang kuat untuk menahan lapisan atasnya. Akhirnya rencana Khan berhasil dengan sempurna. Perlahan tapi pasti, satu persatu mereka menghubungkan semua lubang. Beruntung Gany membuat lubang yang cukup untuk menampung 5 orang.
"Baiklah Khan sekarang apa?" Tanya Leo.
"Sebenarnya aku belum memikirkan sejauh itu." Jawab Khan dengan tersenyum.
"Kamu membuatku melakukan semua itu dan ternyata hanya sia-sia?" Sahut August.
"Tenanglah kita sudah berada dalam satu lubang, itu sudah sebuah kemajuan." Yeonhong mencoba berpikir positif.
Mereka semua berhenti dan istrirahat beberapa saat untuk berpikir. Sekarang yang Bethony mempunyai sebuah ide. Bethony mengusulkan agar mereka akan saling berpegangan dan memunggungi satu sama lain dan memanjat dengan kaki mereka bersamaan. Itu adalah ide yang lebih baik daripada menaiki punggung satu sama lain. Dengan cara itu mereka bisa keluar bersamaan. Mereka setuju dan melaksanakan ide Bethony. Mengaitkan tangan dan mendorong punggung satu sama lain, mereka mulai berjalan ke atas. Semuanya tampak lancar, mereka memanjat dengan tanpa hambatan. Mereka tampak senang dan hampir sampai ke permukaan.
"Wooow… ayo sedikit lagi!" Sorak Gany.
Kedatangan Gany yang tiba-tiba membuat semua teman-temannya terkejut. Mereka sedikit kehilangan kendali atas kaki-kakinya dan menjadi tergelincir karenanya. Untungnya mereka tidak tergelincir kembali ke dasar dan bisa menahan sampai setengah jalan.
"Apa yang kamu lakukan Gany! jangan mengagetkan kami." Seru Leo.
"Baiklah… baiklah…. aku akan menunngu di tenda." Jawab Gany.
Mereka kembali memanjat keatas lagi. Dengan tanpa hambatan seperti sebelumnya, sekarang mereka sampai permukaan. Tapi setelah sampai di permukaan, mereka menemui masalah lain.
"Jadi Bethony, bagaimana kita akan keluar?" Tanya Leo.
"Bukankah jika salah satu dari kita melepas pijakan, kita semua akan jatuh?" Tanya August.
"Jangan Tanya aku, aku juga tidak memikirkan sejauh itu." Bethony malu karena memberi ide yang tidak sempurna.
"Jangan menyerah! Kita sudah hampir berhasil. Hanya kurang satu sentuhan lagi kita akan berhasil." Seru Khan.
"Oh iya, Bethony! Leo! Gunakan sihir angin kalian untuk menghembuskan kita semua." Ujar Yeonhong.
"Aku sudah melakukannya semalaman, aku tidak bisa menerbangkan diriku sendiri apalagi kita semua." Jawab Leo.
"Itu karena kamu melakukannya sendiri. Sekarang lakukan dengan Bethony. Singkronkan sihir kalian." Sahut Yeonhong.
"Benar kata Yeonhong. Kalian pasti bisa!" Sahut August.
Akhirnya Bethony dan Leo terdiam. Mereka sedang mengumpulkan mana memfokuskan sihir mereka. Binggo!! Mereka membuat tornado didalam lubang. Sebelumnya saat Leo mencoba tidak muncul tornado karena lubang itu terlalu kecil dan tidak cukup angin untuk membuat tornado. Namun sekarang karena semua lubang sudah terhubung ada cukup angin untuk membuat tornado. Memang terlalu kecil untuk dibilang tornado tapi itu cukup untung melambungkan mereka semua keudara.
Mereka semua terhembuskan tinggi keluar lubang oleh tornado. Gany dan Io kagum dengan mereka semua yang terbang diudara. Namun karena belum telalu bisa mengendalikan angin, hembusan mereka tidak terarah. Untungnya mereka semua terjatuh dan mendarat di tanah lapang kecuali August. Perasaan senang sudah keluar lubang berubah seketika dia sadar kalau dia akan terjatuh kembali kedalam lubang. Untungnya Saat hampir masuk ke dalam lubang, Gany langsung menutup lubang tersebut. Mereka semua berhasil keluar dari lubang dan berhasil melewati ujian pertama Gany. Semuanya sangat senang, semuanya sangat bahagia tapi terlalu lelah untuk merayakannya. Mereka langsung berbaring dan tertidur ditanah.
"Kerja bagus kalian semua." Ujar Gany sembari membenarkan posisi tidur mereka.
Matahari sudah pada puncaknya, mereka semua terbangun karena kepanasan. Mereka langsung berteduh ditenda mereka masing-masing dan berusaha untuk beristirahat lagi. Tiba-tiba perut mereka berbunyi. Mereka ingat kalau mereka terjaga semalaman dan belum makan. Walau berlelah-lelah dan mengantuk, mereka terpaksa pergi keluar untuk mencari makan. Beruntung segera saat keluar dari tenda, mereka mendapati Io yang sedang membersihkan ikan dan hendak membakarnya. Dia sedang mempersiapkan makan untuk mereka semua.
"Kalian semua bersihkan diri kalian dan makanlah." Ucap Io menyambut mereka.
Mereka semua sangat senang dan langsung pergi ke sungai untuk membersihkan diri. Saat mereka hendak pergi, Lapis datang dengan basah kuyup. Ternyata Lapis sudah berlatih berenang semenjak pagi. Tidak hanya itu, dia jugalah yang menangkap ikan bersama dengan Io dan Gany. Lebih jauh lagi Lapis berburu tidak dengan menggunakan baju renang melainkan seragam untuk prajurit kerajaan. Dan juga sedari kecil dia menggunakan seragam tentara milik kerajaan untuk berenang oleh karena itu dia tidak memiliki baju renang. Berenang dengan seragam militer memanglah berat dan menguras banyak tenaga. Mulai saat itu teman-temannya mengerti betapa jauh perbedaan level mereka dengan Lapis.
Sembari memakan sarapan mereka, terdengar suara burung kenari yang saling bersautan-sautan satu sama lain. Bethony berpikir kalau hutan itu masih sangat asri sampai bisa mendengar burung-burung itu bernyanyi. Tapi Leo sedikit membantah argumen itu. Memang hutan itu masih sangat asri tapi burung-burung itu seharusnya bersautan di pagi hari bukan siang hari. Ternyata suara itu disebabkan oleh Gany. Dia datang dengan membawa 6 ekor unicorn dari hutan dryad. Unicorn-unicorn itu datang diikuti dengan burung-burung kenari yang mengawal mereka.
Kedatangan yang sangat megah dan epic, Mereka takjub dengan kedatangan Gany. Unicorn adalah mahluk yang sangat jarang ditemui dan Gany bisa membawa 6 ekor sekaligus. Tanduk spiralnya yang bersinar dan ekornya yang begitu lebat membuat mereka terpana. Mereka takjub, tapi mereka bingung dengan keberadaan unicorn-unicorn itu.
"Jadi Gany kenapa kamu membawa unicorn itu?" Tanya Bethony.
"Tentu saja untuk kalian tunggangi sebagai latihan berkuda." Jawab Gany.
"Apa!?!? Memangnya unicorn digunakan sebagai balapan seperti berkuda?" Leo yang sangat terkejut.
"Kenapa tidak? Mereka sejenis dengan kuda" Jawab Gany dengan santainya.
"Gany apa kamu tahu kuda zebra? Mereka juga sejenis tapi tidak ada yang menggunakannya sebagai tunggangan dalam lomba pacuan kuda." Khan mencoba menjelaskan perbedaan presespi mereka.
"Kamu benar, seharusnya kalian menggunakan kuda zebra saat balapan agar kuda-kuda yang lain kebingungan melihat warnanya." Gany mulai memikirkan ide gila.
"Bukan itu intinya!" Khan sudah kehabisan kata-kata. "Huuh… aku mulai berpikir apa kamu benar-benar pernah naik kuda." Tambahnya.
"Apa susahnya? Lihat, aku bisa menjinakkan 6 ekor unicorn dan membawanya kepada kalian." Jawab Gany. "Sudahlah jangan pikirkan detilnya, naiklah dan mulai berlatih." Tambahnya.
Mereka tidak bisa berkata apa-apa lagi. Akhirnya mereka menaiki Unicorn mereka masing-masing. Mereka sudah berlatih dengan guru Shan menaiki kuda biasa dan sekarang mereka sudah mahir untuk naik ke punggung kuda. Masalahnya duduk diatas kuda adalah hal yang berbeda dengan menungganginya. Saat berlari terlalu cepat mereka sering kehilangan keseimbangan.
"Sekarang aku bertanya pada kalian, apa yang kalian pelajari saat menaiki lubang tadi malam?" Tanya Gany.
"Kami belajar kalau dengan kerja sama kami bisa menyelesaikan masalah." Jawab Khan dengan tegas.
"Yaahh sebenarnya yang ingin aku katakan adalah gunakan otak kalian." Jawab Gany. "Kalian hanya akan belatih selama sebulan. Kalian tidak mungkin menandingi kemampuan orang-orang yang berlatih bertahun-tahun. Jadi gunakan otak kalian untuk menang." Tambahnya
"Gany, sebenarnya siapa yang mengajarimu semua ini?" Yeonhong sedikit kagum dengan pengajaran Gany.
"Kakak lapis yang mengajariku untuk menggunakan otakku." Jawab Gany.
"Lalu apakah dia juga yang mengajarimu untuk menjerumuskan seseorang kedalam lubang?" Sahut August dengan emosi.
"Tidak, kalau itu para penghuni hutan Dryad yang mengajariku." Jawab Gany.
"Oh... oke." August kehabisan kata-kata.
"Baiklah kalian akan mengelilingi danau dengan barisan pararel. Khan kamu yang paling mahir disini, kamu pada bagian paling depan. Dan juga jangan terlalu dekat." Seru Gany.
"Baik!!" Jawab mereka semua.
Mereka semua mengikuti perkataan Gany dan mulai berlari perlahan mengelilingi danau sepanjang siang sampai sore. Sementara Gany dan Io tetap berada diperkemahan.
"Dengan Khan berada didepan, dia menjadi pelindung terpaan angin agar teman-teman dibelakangnya dapat berjalan lebih ringan benarkan?" Tanya Io.
"Iya kamu benar." Jawab Gany.
"Gany apa kamu pernah menunggangi kuda sebelumnya?" Tanya Io yang merasa curiga.
"Tentu saja belum." Gany menjawab dengan santai.
"Tapi tadi kamu bilang kamu bisa." Tanya Io.
"Aku bilang 'apa susahnya' bukan berarti aku bisa menungganginya." Jawab Gany sembari tertawa dan tersenyum lebar kepada Io.
"Huuhh… Semoga mereka semua dapat tenang dialam sana." Io menghela nafas dan mendoakan mereka.
"Hahaha… kamu mulai mengikutiku." Ujar Gany. "Iya semoga mereka tenang, Amin." Tambahnya.
Walau Gany tidak berpengalaman menunggangi kuda tapi tampaknya latihan Gany membuahkan hasil bagi teman-temannya. Teman-temannya tidak sering terjatuh berkat arahannya, setidaknya tidak sesering sebelumnya. Lebih dari itu, semakin hari mereka semakin mahir menungganginya. Karena memang dari awal mereka sudah bisa dan hanya perlu membiasakan diri. Selain berkuda, setiap pagi mereka juga berlatih berenang melewati danau. Mereka berenang dengan formasi berbentuk V. Formasi itu terinspirasi dari beberapa jenis unggas yang mampu terbang melintasi benua. Pemimpin berada diujung sebagai pemecah aliran udara agar yang dibelakangnya lebih ringan dalam terbang.
Dengan konsep yang sama, Lapis yang paling kuat fisiknya berada di bagian ujung untuk memecah aliran air. Namun formasi Gany memiliki sedikit modifikasi. Saat semua temannya berada di bagian sayap, Yeonhong berada tepat di bagian belakang. Dia bertugas sebagai wakil dan juga secara konstan menggunakan sihir airya agar membuat air lebih tenang sehingga Lapis dapat melakukan tugasnya lebih baik lagi. Setiap pagi mereka berenang melewati danau sampai siang lalu berkuda sampai sore. Dalam beberapa hari latihan mereka membuahkan hasil. Mereka tidak lagi terjatuh dalam menunggangi kuda dan juga fisik mereka sudah lebih tahan dalam berenang.
Melihat kemajuan mereka yang pesat, akhirnya Gany mengganti latihan mereka dengan balapan. Tidak hanya itu, Gany juga menambah latihan mereka dengan berlari ke desa Cichlid dan kembali ke perkemahan. Hari pertama setelah perubahan konsep, mereka langsung kelelahan. Lebih kelelahan dibanding saat berkuda dan berenang pertama kali. Sekarang mereka semakin mengerti kalau dengan strategi dan kerja sama, semuanya akan lebih mudah. Bahkan dihari esoknya tanpa sadar mereka berenang dan berkuda dengan formasi.
Seminggu berlalu, mereka sekarang sudah sangat siap menghadapi babak pertama Mana Spirit. Tapi tujuan mereka adalah memenangkannya dan bukan hanya lolos babak pertama. Oleh karena itu Gany mulai mengajari mereka bertarung. Untuk memotivasi mereka, mereka bertarung dengan hukuman yang kalah akan mencari makanan untuk makan malam. Leo dan Bethony memiliki elemen angin. Khan dan Yeonhong masing-masing memiliki elemen Api dan Air. Yang memiliki elemen yang sama dengan Gany hanyalah August. Walau demikian, Gany meminta mereka semua langsung menyerangnya. Tidak seperti disekolah dulu, mereka dengan hati-hati memperhatikan sikap Gany. Mereka semua diam dan saling mengawasi dengan waktu yang cukup lama.
"Terlalu lama." Ujar Gany.
Tiba-tiba tanpa sadar mereka terjatuh ke tanah. Mereka semua jatuh kecuali Lapis yang melompat dan menerjang Gany. Lapis tahu kalau Gany menggeser tanah yang mereka pijak lalu membuat mereka terpeleset dan jatuh.
"Selama tidak menginjak tanah aku akan aman" Gany mengucapkan apa yang dipikirkan Lapis.
"Kenapa kamu tahu?" Lapis mengayunkan pedangnya.
"Kamu belahan jiwaku tentu saja aku tahu." Jawab Gany sembari tersenyum menahan serangan Lapis.
Mereka berdua langsung melanjutkan pertarungan brutal mereka sama seperti saat pertama kali bertarung di sekolah. Teman-temannya berpikir Gany akan lengah dengan pertarungannya dan berniat menyerangnya diam-diam. Tapi Gany menggeser tanah lagi dan membuat mereka terjatuh lagi. Leo dan Bethony menggunakan sihir anginya untuk bermanuver agar tidak terjatuh tapi Gany langsung menciptakan tangan tanah dan menangkap kaki mereka. Akhirnya mereka semua tetap terjatuh begitu juga dengan Lapis. Seharian latihan yang mereka semua lakukan hanyalah terjatuh dan terjatuh lagi. Akhirnya mereka semua beristirahat karena hari sudah sore.
"Kalian sepertinya melupakan salah satu hal paling dasar dalam menggunakan sihir." Gany mencoba mengevaluasi latihan hari ini.
"Hal dasar? Maksudmu merasakan aliran mana?" Tanya Yeonhong.
"Iya… tapi bukan itu maksudku" Gany sedikit ragu untuk menjawab.
Gany lanjut penjelasannya. Merasakan aliran mana dalam diri adalah hal dasar namun merasakan aliran mana dari daerah sekitar adalah latihan tingkat lanjut. Saat hendak mengeluarkan sihir, biasanya Magus akan mengeluarkan lingkaran sihir yang menyala di daerah yang sudah ditentukan. Mengeluarkan bola api dari tangan maka lingkaran sihir akan keluar di telapak tangan. Mengeluarkan pilar batu maka akan keluar lingkaran sihir di tanah. Perlu diingat bahwa Mana yang dikeluarkan akan berubah dari energi menjadi kenyataan. Jadi lingkaran sihir adalah sesuatu yang nyata. Itulah kelemahan dari lingkaran sihir.
Lingkaran sihir itu bisa jadi serapuh kertas walau biasanya sekuat kaca. Tetapi tidak jarang lingkaran sihir bisa jadi sekuat baja atau bahkan tidak bisa dihentikan. Oleh karena itu Magus juga perlu latihan fisik. Jika Magus tidak bisa melawan sihir musuh, maka dia bisa memukul lingkaran sihir sampai hancur. Jika lingkaran sihir yang muncul saat merapal sihir dihancurkan oleh lawan atau hal lain, maka sihir akan batal dikeluarkan. Mempercepat rapalan sihir, memperkuat lingkaran sihir atau merubah warna dari lingkaran sihir sehingga berbaur dengan sekitar. Itu adalah cara-cara agar bisa mengeluarkan sihir tanpa gangguan.
"Saat aku menggunakan sihir, Kalian seharusnya bisa melihat lingkaran sihir yang muncul di tanah dan bisa menghancurkannya." Ujar Gany.
"Baik Gany…" Yeonhong dan yang lain menyadari kesalahan mereka.
"Tapi Gany, aku tidak pernah melihatmu mengeluarkan lingkaran sihir saat merubah dirimu menjadi berlian." Sahut Leo yang penasaran.
"Ini adalah tingkat yang lanjut, Aku dan Io tidak perlu lingkaran sihir saat mengeluarkan sihir kami." Gany mengangkat tangannya dan merubahnya menjadi berlian. "Sihir kami terjadi begitu saja dan hampir mustahil untuk dihentikan" Gany mencoba mencontohkan kepada teman-temannya.
Setelah selesai Evaluasi, Gany menjelaskan tentang rencana latihan mereka untuk kedepannya. Besok Io akan menemani Lapis, Leo, Bethony, dan Yeonhong latihan. Io memiliki elemen badai yaitu air, petir, dan angin. Seharusnya itu cukup untuk menemani mereka. Sementara itu August dan Khan akan latihan bersama dengan Gany. Gany bisa mengajari August karena memiliki elemen yang sama dan juga dia tahu bagaimana panglima jendral Europa menggunakan sihirnya. Jadi Gany bisa mengarahkan Khan.
Berbicara tentang hukuman saat latihan. Selain Lapis, teman-teman Gany terlalu sering terjatuh. Karena semuanya terlalu sering terjatuh, mereka dianggap kalah dan dihukum mencari makanan di hutan. Sore yang menjelang malam, mereka dipaksa harus pergi ke hutan mencari makan. Karena gelap mereka tidak menyebar dan mencari bersama-sama. Kurang efektif tetapi lebih aman untuk mereka. Malam hari saat mereka kembali, mereka melihat Gany dan Lapis yang saling menyuapi sesiung jeruk dan seiris lemon. Melihat itu, August dan Leo langsung histeris.
"Hentikan mereka!" Seru August.
Mereka semua langsung menyergap Gany dan mengamankannya. Tidak hanya Gany, Lapis juga diamankan oleh Bethony dan Yeonhong. Mereka semua bertindak seperti itu karena di Praha mempunyai sebuah budaya unik. Saat menikah kedua mempelai akan saling menyuapi sesiung jeruk dan seiris lemon. Dengan kata lain, mereka bermesraan didepan teman-temannya. Hal itu membuat Khan, Leo dan August menjadi iri. Akhirnya Gany menyerah dan menuruti kata-kata teman-temannya. Setelah puas dengan penyerahan Gany, mereka semua kembali ke tendanya masing-masing dan tidur. Tidur untuk bersiap menghadapi latihan babak selanjutnya.