Chereads / Orange And Lemon / Chapter 3 - Des Dessin et des Lettres

Chapter 3 - Des Dessin et des Lettres

ASSAULT BOREALIS!!

 

 Sebuah aurora borealis muncul di langit. Aurora borealis tersebut bergerak dengan cepat dan membuat sebuah lingkaran sihir. Sebuah pilar cahaya muncul dari langit dan jatuh ke arah bayangan hitam yang menakuti Lapis. Penggunaan sihir yang secara tiba – tiba itu membuat Io dan yang lainnya sangat terkejut. Ternyata bayangan hitam beserta papan hanyalah ilusi dan bukan secara fisik nyata. Jadi ketika Yeonhong bertanya mengapa Lapis melakukan itu, Lapis menyembunyikan alasan sebenarnya. Dia berdalih kalau ada tikus lewat jadi dia sedikit terkejut dan refleks menggunakan sihir. Setelah itu Lapis langsung mengajak semuanya agar berjalan lebih cepat.

 

"Apa ini? Apa ini? Kenapa dia mengeluarkan sihir?" Venus terkejut.

"Apa aku ketahuan? Dia hendak menyerangku?" Pikir Venus.

 

 Selama ini Venus mengintai Io secara diam – diam sejak keluar gedung Teater. Dia mengikutinya dan bersembunyi di balik pepohonan. Ketika Lapis menyerang, Venus langsung terdiam di posisinya. Jantungnya berdegup kencang berpikir kalau dia ketahuan. Namun setelah Lapis dan yang lain pergi, Venus merasa lega. Untungnya Venus mengetahui tujuan mereka jadi dia bisa menunggu agar keadaan lebih tenang. Kemudian ketika Venus hendak melanjutkan kegiatannya, dia melihat sebuah kunci tergeletak di jalan. Kunci Dessin ketiga ditemukan di bekas sihir Lapis. Sepertinya hanya Venus yang mendapatkan perkembangan diantara anggota lain klub Profilernya.

 

"Tadi sebelum pulang, temanku Claudia memberiku ini." Io menunjukkan papan permainan.

"Ya ampun! itu Ouiea!" Bethony sangat terkejut.

 

 Papan Ouiea adalah papan dengan huruf – huruf dan angka di atasnya. Selain itu ada plat besi kecil dengan lubang di tengahnya yang harus dipegang bersama – sama. Kemudian arwah yang ada di sekitar akan bisa berkomunikasi dengan menggerakkan plat itu. Claudia meminjamkan papan itu ke Io karena tahu Io akan menginap bersama teman – temannya. Io menerimanya dan sekarang ingin memainkannya dengan Lapis dan yang lain.

 

"Arwah? Kita akan berkomunikasi dengan arwah? Aku tidak mau" Lapis menolak.

"Ayolah Lapis, tidak ada yang namanya arwah. Pasti ini adalah trik seperti sulap tadi." Sahut Yeonhong.

"Apa kamu tidak penasaran apa ada hantu di kamar ini?" Bethony mencoba menakuti Lapis.

"Tidak! Aku tidak penasaran." Jawab Lapis.

"Tenang saja Lapis, Temanku Claudia telah membayar Subscription bulanan jadi hanya akan ada 1 iklan saat mengaktifkannya." Io mencoba menenangkan Lapis.

"Benda itu ada iklannya??" Lapis terkejut.

 

 Bethony dan Yeonhong sangat antusias dan langsung membukanya saat Io mencoba meyakinkan Lapis. Setelah di buka, plat besi bergerak sendiri dan menunjuk huruf demi huruf. Benar kata Io, muncul suatu iklan produk kesehatan yang dipromosikan oleh Dokter Sri Farida Dokter. Kemudian Bethony, Io dan Yeonhong mencoba memainkannya sementara Lapis memperhatikan dari kejauhan.

"Io, apa kamu sering bermain benda ini?" Tanya Lapis.

"Pernah, tapi tidak sering." Jawab Io.

"Apa kamu pernah melihat hantu?" Tanya Bethony.

"Tidak." Jawab Io.

"Dengar itu Lapis? benda ini aman." Sahut Yeonhong.

 

 Io dan yang lain sudah bermain cukup lama tapi Lapis tidak melihat hal – hal horor atau arwah – arwah yang muncul di sekitarnya. Akhirnya Lapis memberanikan diri untuk ikut bermain.

 

 Sementara itu Venus masih mengikuti Io dan yang lainnya sampai ke rumah Calisto. Dia memberanikan diri menguping untuk tetap memata – matai dan menguping dari luar rumah. Calisto yang merasakan hawa keberadaan asing di rumahnya langsung pergi memeriksa. Untungnya Calisto tidak langsung menyerang saat memergoki Venus. Dia menepuk pundaknya dan ketika Venus berbalik, dia langsung menutup mulutnya. Telunjuk Calisto menutup mulutnya yang mengisyaratkan untuk tetap tenang.

 

 Calisto si pemilik asli Dessin meminta penjelasan atas tingkah laku Venus dan meminta laporan perkembangan investigasi Dessin. Kabar baiknya adalah Dessin benar – benar bereaksi dari waktu ke waktu dan bahkan Venus memiliki satu kunci dari Dessin. Namun kabar buruknya adalah Dessin hilang dicuri dan yang terakhir Venus ketahui adalah Gany, Drona dan Houdini sedang menyelidiki kandidat pencuri yaitu Jonas.

 

"Maafkan kami!" Venus menunduk ke Calisto.

"Tenang – tenang, aku tidak begitu khawatir. Dessin itu kotak hitam yang aneh. Kalau bisa ku buang maka Dessin akan sudah ku buang dari dulu." Jawab Calisto.

"Dibuang?" Venus bingung.

"Seperti kunci itu yang tiba – tiba muncul, Dessin akan selalu kembali." Calisto menunjuk ke kunci yang dibawa Venus.

"Tunggu, jadi bagaimanapun juga Dessin akan tetap hilang dari tangan kami dan kembali padamu? Jadi soal kehilangan ini kami tidak perlu khawatir?" Tanya Venus.

"Walau kembali padaku pasti aku akan mengatakannya. Bisa dibilang kalian tidak perlu khawatir Dessin bakal hilang tapi kalian perlu khawatir dengan pencuri itu." Jawab Calisto.

"Bukankah nanti bakal kembali juga?" Tanya Venus.

"Iya kalau hanya hilang biasa. Tapi pencuri itu secara spesifik mencuri Dessin yang berarti si pencuri tahu betul apa itu Dessin dan ada kemungkinan kalau dia tau cara menanganinya." Jelas Calisto.

"Oh iya, ada kemungkinan seperti itu." Venus baru sadar.

"Tapi ada Arche di sisi kalian dan dia pasti bisa menemukannya." Jawab Calisto.

 

 Di sisi lain Arche, Gany, Houdini dan Drona sedang berdiskusi mengenai Dessin. Houdini, Drona dan Gany menceritakan seluruh cerita dari awal mereka berencana ke teater dan sampai akhir teater. Menanggapi cerita mereka, Arche menjelaskan kalau dia tidak yakin Jonas adalah dalangnya. Dessin diserahkan ke klub profiler hari Jum'at dan hari ini hari sabtu malam sudah dicuri. Pemberian Dessin juga bukanlah suatu yang terencana melainkan Calisto memberikannya secara tiba – tiba. Berarti si dalang kebetulan berada di sekolah, dia tahu apa itu Dessin dan memang ingin mendapatkannya.

 Lebih jauh lagi si dalang tahu kalau klub Profiler akan berencana menuju teater dan membuat rencana untuk mencurinya pada saat itu. Yang dilakukan Jonas adalah pencurian yang cukup matang. Dia mengintervensi teater dengan membuat acara intermezo lalu menraktir semua pegawai teater dengan minuman. Semua itu perlu modal yang tidak mungkin didapatkan begitu saja oleh pesulap tanpa nama dan sedang mencari panggung. Tidak mungkin kalau pesulap yang sedang mencari panggung akan mengeluarkan usaha sebesar itu dan mau melakukan pencurian yang kemungkinan besar bakal menjatuhkan namanya.

 

"Bagaimana kalau Jonas adalah pelajar yang membuat character baru yang bernama Jonas? Jadi Jonas dan si dalang adalah satu orang." Tanya Houdini.

"Tidak masalah, yang penting kita tahu kalau dalangnya bukanlah persona bernama Jonas melainkan pelajar yang terobsesi dengan Dessin." Jawab Arche.

"Syaratnya adalah pelajar dan tahu tentang Dessin. Siapa diantara pelajar sekolah Tetra yang memenuhi syarat tersebut?" Gumam Gany.

 

 Semua terdiam mendengar gumaman Gany tersebut. Mereka melirik satu sama lain karena mereka semua adalah pelajar dan tahu tentang Dessin. Perkataan Gany itu menyiratkan kalau salah satu dari mereka adalah dalang pencurian. Arche menyadari suasana canggung tersebut dan memecahkannya. Tiba – tiba dia memberi kata – kata motivasi yang mengatakan bahwa semua anggota klub Profiler adalah orang – orang yang paling dia percayai di dunia. Semua yang mendengarkan itu sedikit terkejut dan banyak terharu. Tapi momen menyentuh itu tidak bisa lama – lama karena mereka harus menjalankan rencana selanjutnya.

 

 Menanyai semua pelajar dengan baik – baik bukanlah hal yang bisa diandalkan. Oleh karena itu Arche punya cara lain untuk melakukan interogasi. Hari minggu pagi, dia pergi mendatangi rumah Leo dan berpura – pura menjadi asisten dari Jonas. Arche mengaku bahwa dia sedang melakukan survey kepada para penonton teater semalam. Survey tersebut ingin mengetahui bagaimana pendapat para penonton terhadap sulap secara umum dan juga tentang penampilan Jonas semalam. Awalnya Leo hanya mengikuti permainan Arche dan menjawab banyak pertanyaan. Namun setelah disodorkan gambar boks hitam, Leo mulai tegang. Mengamati Reaksi tegang, Arche melanjutkan interogasi terselubungnya. Arche memberi suatu pertanyaan yang bakal membedakan boks hitam biasa dengan Dessin milik klub Profiler.

 

"Apa hubunganya kotak hitam ini dengan gambar ini?" Arche menunjukkan gambar Io.

"Apa maksudnya ini?" Tanya Leo.

"Apa yang akan terjadi jika dia tahu kalau kotaknya dicuri?" Tanya Arche.

"Bagaimana kamu tahu?" Leo mulai terpojok.

"Reaksimu selama aku membicarakan Jonas. Sebelumnya Khan dan August hanya bersikap polos sedangkan kamu… kamu seakan tahu kalau Jonas tidak punya asisten sepertiku." Jawab Arche.

"Bukan menjebak dengan kotak hitam melainkan dengan Jonas ya?" Ujar Leo.

"Kalau sudah bereaksi aneh dengan Jonas, baru ku tanya soal kotak hitam." Jelas Arche.

 

 Arche memanggil Gany yang selama ini berdiam di luar ruangan. Sebagai bentuk penjagaan, Gany dan Arche mengawal Leo untuk mengambil Dessin yang telah dia curi. Sementara itu Houdini dan Drona pergi ke rumah Calisto untuk memanggil Venus. Houdini tahu keberadaan Venus karena sebelumnya dia meminta Venus untuk mengawasi Io sebelum dia pergi menemui Jonas. Sekarang Io, Klub Profiler dan Leo berada di dalam sekolah di dalam ruangan klub Profiler.

 Pada akhirnya hanya ada 3 kunci yang muncul. Venus, Houdini dan Drona masing – masing memasukkan kunci dan memutarnya. Suara klik terdengar dan Dessin terbuka. Kotak hitam pembawa masalah kini bisa dibuka seperti kotak kayu pada umumnya. Dalamnya terdapat sebuah buku kecil. Des Dessin et des Lettres, itulah judul bukunya. Gambar dan Huruf, sepertinya itu adalah buku harian bergambar untuk anak – anak. Pada sampulnya bertuliskan nama Io.

 

"Io kamu tahu buku ini?" Tanya Arche.

"Tidak, aku tidak mengenalinya." Io menggelengkan kepalanya.

 

 Mereka membuka harian itu di sebuah meja dan meninggalkan kotak hitam di belakang mereka semua. Semua terlalu fokus terhadap buku harian itu dan tidak memperhatikan kotak hitam itu. Tiba-tiba Lapis merasa merinding dan langsung menyerang kotak hitam tersebut.

 

ASSAULT BOREALIS!

 

"Lapis? Darimana kamu datang?" Semua orang terkejut.

 

 Lapis yang berada di luar ruangan langsung melompat masuk ke dalam ruangan dengan menghancurkan jendela. Dia sudah bersiap dengan Espada Ropera di tangannya dan menunjuk pada kotak Dessin. Lapis menjelaskan kalau dia melihat sosok mengerikan yang hendak keluar dari kotak tersebut. Bayangan hitam dengan mata bulat berwarna putih nan menyala. Sosok yang sama yang dia lihat semalam di tengah jalan saat hendak ke rumah Io.

 

 Semua orang bingung dengan apa yang Lapis lakukan dan apa yang dia katakan. Gany mendekati Lapis dan mencoba untuk menenangkannya tapi Lapis tetap dalam keadaan siaga. Kemudian Io membalikkan buku harian dan mendapatkan penemuan yang mengejutkan. Sosok yang dijelaskan oleh Lapis sebelumnya benar – benar ada di buku harian tersebut. Pada halaman itu terdapat gambar bayangan hitam dengan mata bulat putih dan mulut bulat yang terbuka lebar dengan gigi yang menempel di seluruh sisi rongga mulutnya. Shallow, itulah yang tertulis di bawah gambar itu dan mereka menganggap kalau itulah namanya. Tiba – tiba mata dari gambar itu menyala dan muncul apa yang dikatakan Lapis. Dengan cepat bayangan itu keluar dan membawa Io kedalam kotak.

 

 Refleks, Gany dan Lapis mencoba menghadang namun mereka berdua malah ikut terseret ke dalam kotak. Ketika bayangan itu terbang meluncur ke dalam kotak, buku harian juga terbang mengikutinya. Arche dan Leo mencoba menahan buku tersebut agar tidak terbang namun mereka berdua juga ikut terseret ke dalam. Semua kejadian itu berlangsung sepersekian detik sehingga tidak banyak yang bisa diperbuat. Kesimpulannya hanya tersisa Drona, Venus, dan Houdini di ruangan itu. Io, Arche, Gany Lapis dan Leo semuanya masuk ke dalam buku tersebut.

 

 Tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba Arche dan Lapis terbangun dalam suatu ruangan. Ruangan yang tertutup yang tidak terlalu besar tapi memiliki banyak barang didalamnya. Dengan keadaan setengah sadar, Arche duduk dan mencoba mengingat apa yang terjadi. Sementara itu Lapis mencoba berkeliling untuk melihat-lihat ruangan itu. Lapis mencoba membuka sebuah pintu tapi tidak bisa karena terkunci. Lalu dia melihat sebuah lukisan di dinding. Sebuah lukisan seorang anak kecil yang membawa buku bergambar. Tampak lukisan itu terlihat sangat tua dan mulai terkelupas. Dia melihat lukisan itu terus – menerus karena tampak tak asing dengan anak itu.

 

"Hey ketua, bukankah itu Io?" Tanya Lapis.

"Benarkah?" Arche berdiri dan melihat lukisan itu. "Sepertinya kamu benar. Ini lukisannya saat dia masih kecil." Jawabnya.

"Lalu siapa yang dibelakangnya itu?" Tanya Lapis.

"Aku tidak tahu." Arche melototi lukisan itu tapi tetap tidak bisa mengetahuinya.

 

 Sesosok siluet hitam berdiri dibelakang Io kecil pada lukisan itu. setelah mencermati lukisan itu beberapa waktu, Lapis mengingat apa yang terjadi.

 

"Kita harus keluar dari sini!" Ujar Lapis dengan tiba-tiba.

"Iya, aku tahu dimana ini. Kita masuk dalam kotak itu." Arche juga mulai mengingat apa yang terjadi.

"Pasti disekitar sini ada kunci dari pintu itu." Lapis mulai menggeledah sekitarnya.

 

 Mereka berdua mulai membuka laci meja, mencari dibawah sofa, membuka lemari pakaian dan mencari pada rak buku. Mereka berdua tidak tahu mana kunci yang benar jadi akan memakan waktu yang sedikit lama. Sembari mencari, Lapis menanyakan pada Arche tentang apa yang sebenarnya terjadi. Yang Lapis ketahui adalah semalam Gany dan klub Profiler sedang mencari sesuatu dan Lapis ingin Arche melanjutkan dari sana. Arche sedikit menghela nafas karena kalau dari titik itu, berarti Lapis tidak tahu apa – apa. Tapi karena sekarang Lapis sudah terlibat maka Arche harus menjelaskannya. Mulai dari datangnya kotak hitam Dessin sampai ke penangkapan Leo.

 

"Lalu bagaimana sebenarnya cara Jonas mencuri? Bukannya dia masih di panggung ketika Drona pergi dan Drona kembali?" Tanya Lapis.

"Sebenarnya kamu menanyakan pertanyaan yang salah kalau ingin mengungkapkan kasus. Bagaimanapun caranya Dessin tetap hilang dan berpindah ke tangan si dalang dari pencurian. Menemukan Dessin, itulah yang penting." Jawab Arche.

"Tapi kalau kamu memang penasaran tentang cara mencurinya, kemungkinan meja milik Jonas ada jalur pelariannya. Jadi saat Leo tertimpa papan, dia menyelinap keluar untuk mencuri Dessin dan Jonas hanya dijadikan pengalihan saja. Begitu pula saat Jonas dikejar – kejar oleh Gany." Jelas Arche.

 

 Setelah mencari dan terus mencari, Lapis menemukan buku harian sama seperti yang dibaca Io. Berpikir kalau itu pasti milik Io, Lapis pun membukanya. Mungkin ini pelajaran untuk semua orang agar tidak melanggar privasi orang lain. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan terdapat Io kecil dibaliknya. Dia tampak marah, matanya bersinar putih dan terdapat awan hujan di belakangnya. Tentu saja Arche dan Lapis kaget dan ketakutan melihat Io yang seperti itu. Apalagi mereka membaca buku harian orang secara sembarangan membuat mereka merasa bersalah.

 

 Lapis mencoba membujuk Io kecil agar tidak marah sebagaimana dia membujuk adiknya Jade. Tapi bujukan itu tidak berjalan lancar, semua buku berterbangan dan segala perabotan di ruangan itu berjatuhan. Io tidak menanggapi segala rayuan Lapis dan hanya berjalan padanya dengan keadaan yang sangat marah.

 

"Io jangan marah, lihat aku akan mengembalikan bukumu." Perlahan Arche menyerahkan buku pada Io. "Lapis setelah dia menerimanya ayo lari keluar." Bisik Arche pada Lapis.

 Io mulai agak tenang setelah menerima buku itu. Sesuai rencana, Lapis dan Arche langsung kabur ke luar ruangan. Ternyata selama ini mereka berada dalam rumah tua dan di luar rumah itu hanya ada hutan yang rimbun. Tapi tidak masalah dimana mereka berada, sekarang mereka berlari secepat mungkin menghindari Io.

 

"Kenapa kita berlari? Bukankah dia sudah tenang? Kita bisa bekerjasama dengannya agar bisa kembali ke sekolah." Tanya Lapis.

"Terakhir kulihat Io kecil menggambar Shallow di buku hariannya dan ada lukisannya dengan Shallow di ruangannya. Ada kemungkinan mereka berteman jadi aku tidak bisa mempercayainya." Jawab Arche.

 

 Awan hitam semakin pekat di tempat itu dan hujan mulai turun lebat disertai angin yang bertiup kencang. Walau sudah berlari lumayan jauh, terdengar suara jeritan Io yang memekik dari kejauhan.

 

"Bukankah itu suara Io? Kenapa dia menjerit seperti itu?" Lapis sedikit ketakutan dengan suara itu.

"Mungkin karena aku memberinya buku yang palsu." Jawab Arche. "Lihat ini buku hariannya, masih kubawa." Sembari berlari Arche menunjukan buku harian Io pada Lapis yang ada di sakunya.

"Haaahh?! Apa yang kamu lakukan? Kamu menipunya!" Lapis tidak percaya dengan apa yang Arche lakukan.

"Buku ini adalah satu-satunya petunjuk kita. Lagipula aku tidak mau menuruti anak kecil hanya karena dia menangis. Dasar anak kecil! Kalian hanya bisa menangis!" Keluh Arche.

"Aku sempat kagum dengan kepintaranmu tadi. Namun ternyata kamu adalah orang yang bodoh." Jawab Lapis yang kecewa.

"Hahaha….. Terimakasih untuk pujiannya." Ujar Arche sambil tertawa.

 

 Sementara itu Gany dan Leo terbangun pada sebuah tanah lapang dengan sebuah menara yang besar di dekatnya. Leo langsung sadar apa yang terjadi dan berlari memasuki menara itu. Tentu Gany yang masih kebingungan juga ikut berlari mengikuti Leo. Pintu menara tertutup rapat dan tidak bisa terbuka. Leo mendobrak pintu itu, melemparinya dengan batu tapi pintu itu tetap tidak terbuka. Gany yang masih bingung mencoba mengehentikan Leo dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun sebenarnya Leo tampak kesal dan tak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

 

 Gany merasa tidak nyaman karena tidak tahu apa-apa. Melihat Leo yang kesusahan membuka pintu menara, Gany membuat penawaran pada Leo. Gany akan membantu membuka pintu dengan begitu Leo harus menjelaskan apa yang terjadi. Leo menghela nafas dan menyetujui penawaran Gany. Gany menyentuh pintu itu dan mengeluarkan sihirnya. Perlahan namun pasti, pintu diubahnya menjadi arang. Setelah diubah menjadi arang, Gany langsung memukul pintu itu dan menghancurkannya.

 

"Aku tidak menyangka kamu akan menghancurkannya." Ujar Leo yang terkagum akan apa yang Gany lakukan.

"Bukankah kamu mendobrak pintunya? Jadi ku pikir tidak masalah kalau pintunya hancur." Jawab Gany.

"Kamu benar, ayo pergi menuju atas menara! Akan ku jelaskan dalam perjalanan." Seru Leo sambil berlari.

 

 Leo menceritakan cerita masa lalunya dengan Io. Leo dan Io adalah teman masa kecil. Saat liburan musim panas dia bersama keluarganya pergi ke suatu desa yang amat terpencil kampung halaman ayahnya. Saat sedang bermain, Leo sangat senang bertemu dengan anak yang sebaya dengannya yaitu Io. Selama musim panas itu Leo sering pergi ke rumah Io yang ada di tengah hutan. Io juga sering membawa buku hariannya dan menulis apa yang terjadi pada hari itu. Leo merasa betah dengannya dan bahkan meminta tinggal disana namun tidak diijinkan. Jadi dia berjanji akan kesana lagi saat liburan.

 

 Musim panas berikutnya Leo kembali lagi kepada Io. Mereka sangat senang saat bertemu dan bermain-main seperti sebelumnya. Buku harian yang dimiliki Io tetap sama seperti musim panas sebelumnya. Suatu malam Leo tidak bisa tidur dan mencoba keluar untuk mencari udara segar. Dia tidak sengaja melihat Io bersama Calisto sedang berjalan memasuki Menara. Leo mengikutinya diam-diam dan masuk kedalam menara sampai pada ujung menara.

 

 Sama seperti masa lalu, Leo melihat Calisto dengan kotak hitam atau Dessin ada pada genggamannya. Pada masa lalu Leo melihat bayangan dari Io masuk kedalam kotak hitam bersama dengan buku hariannya. Sementara pada hari jumat kemarin, Leo melihat klub profiler diberikan kotak hitam. Pada masa lalu setelah buku harian Io dimasukkan ke dalam kotak hitam, keesokan harinya Io tidak mau bermain dengan Leo dan bahkan merasa canggung padanya. Mungkin itulah pertama kalinya Leo merasa patah hati. Oleh karena itu ketika hari jumat kemarin Leo melihat kotak hitam di ruangan klub Profiler, Leo merasa yakin kalau itu adalah kotak hitam yang sama. Maka dari itu Leo ingin mendapatkannya.

 

 Leo menggunakan semua uangnya untuk menyabotase teater dengan bantuan Jonas. Jonas sendiri memang pesulap yang berbakat namun tidak terlalu terkenal. Oleh karena itu ketika ditawari uang dalam jumlah besar, Jonas mau melakukannya. Uang yang ditawarkan Leo cukup besar karena tidak hanya membiayai pencurian, uang itu cukup untuk memodalinya melakukan sulap di luar negeri. Bagi Leo rasa patah hatinya lebih besar dibanding dengan uang yang dia keluarkan. Kini Gany memahami motivasi Leo. Deduksi Arche benar, Pelajar yang terobsesi dengan Dessin adalah pelakunya.

 

"Berbicara tentang Jonas, apa yang terjadi setelah dia bertarung denganku?" Tanya Gany.

"Oh iya, dia berbicara tentang hal itu. Katanya kamu menggeledah tasnya yang berisi surat kontrak pembiayaan antara aku dengannya. Oleh karena itu dia kabur dan setelah itu pergi menemuiku." Jawab Leo.

"Dia mendapatkan Effect Veiler, kartu sihir tingkat militer maka dari itu aku sedikit curiga." Sahut Gany.

"Peralatan sulap susah dicari jadi dia tidak punya pilihan lain selain ke pasar gelap. Sepertinya dia mendapatkannya dari sana." Jelas Leo.

"Kamu punya akses dengan pasar gelap?" Gany terkejut.

"Bukan aku, Jonas yang punya. Yang penting bagiku adalah kotak hitam." Jawab Leo.

"Yang satu terobsesi, yang satu terpaksa keadaan." Gumam Gany.

"Yahh… sekarang kedokku sudah terbuka jadi aku hanya fokus apa yang ada di ujung sana." Ujar Leo.

"Oh iya, kita sudah berlari sangat lama. Kenapa kita belum sampai ke ujung menara? Apa tangga ini infinity?" Gany baru sadar.

"Apa yang kamu katakan? Lihat itu! Kita hampir sampai." Tunjuk Leo.

 Mereka Akhirnya sampai di ujung menara. Disana tampak pemandangan yang mengejutkan. Io remaja terlihat pingsan dan duduk pada suatu kursi dengan kepalanya yang sedang digigit oleh Shallow. Awan hitam pekat mengelilingi tempat itu disertai angin dan gemuruh petir. Leo dan Gany tidak tahan melihat keadaan Io langsung menerjang untuk menyelamatkannya. Shallow yang sadar akan keberadaan mereka juga ikut menerjang. Shallow bergerak dengan cepat tapi tidak menyerang melainkan hanya melewati mereka.

 

"Kenapa dia hanya melewati kita?" Tanya Gany.

"Entahlah…. Gany disini kamu yang sudah terbiasa dengan pertempuran jadi mohon bantuannya." Pinta Leo.

"Aku akan berusaha." Jawab Gany.

"Hey Gany, kenapa pada bayanganmu kakimu tampak sedikit cekung berongga?" Tanya Leo.

 

 Gany terkejut mendengar ucapan Leo dan melihat bayangannya. Benar kata Leo bayangan Gany tampak sedikit cekung berongga padahal kaki Gany tidak terluka sama sekali. Tiba-tiba Shallow memancarkan ledakan cahaya dari matanya. Ledakan itu berlangsung cepat dan menghilang dengan cepat pula.

 

"Sialan." Umpat Gany.

"Gany ada apa?" Tanya Leo.

 

 Gany memegang kakinya yang berlubang itu. Ternyata lubang itu benar-benar nyata. Kaki Gany terluka persis seperti bayangannya. Leo mencoba menghampiri Gany yang sedang terluka namun Gany menghentikannya. Gany memerintahkan Leo untuk fokus saja kepada musuh yang saat ini berada di hadapan mereka. Tidak perlu waktu lama, Gany berdiri lagi dan siap bertarung. Darahnya sudah tidak keluar lagi karena Gany merubah tubuhnya yang terluka itu menjadi berlian.

 

 Shallow kembali menerjang pada mereka tapi mereka sudah bersiaga dan menghindarinya. Tiba – tiba Shallow mengeluarkan kilat cahaya dan membuat Leo terluka. Mungkin karena belum biasa dengan pertarungan jadi Leo sedikit terkena serangan. Meski begitu karena sudah waspada dari awal, luka Leo hanyalah goresan kecil dan tidak mengganggunya. Tidak ingin menjadi orang yang tidak berguna, Gany mengeluarkan senjatanya. Dia melepaskan sepatunya dan menarik talinya. Tali sepatu yang dipegang Gany kini berubah menjadi tombak tali merah.

 

"Leo! Senjata ini bisa memanjang, memendek, melentur seperti tali biasa dan aku bisa membuatnya menjadi kaku dengan sihir berlianku. Peganglah ujung satunya!" Gany melempar senjata itu seperti melempar tali laso.

"Baiklah lalu apa?" Tanya Leo.

"Aku akan mendorong atau menarikmu agar kamu dapat menghindar dengan cepat jadi pegang dengan kuat." Ujar Gany.

 

 Shallow berlari menuju arah Leo, tapi Leo berlari mundur dan Gany menariknya agar bisa menjauh secepat – cepatnya. Shallow berubah haluan kepada Gany tapi Gany mendorong dirinya sendiri agar bisa menjauh dengan cepat. Setiap kali Shallow menyerang, Gany dan Leo saling menarik ataupun mendorong agar terhindar dari serangannya. Tampaknya rencana Gany berjalan dengan mulus sampai-sampai membuat Shallow marah. Shallow berteriak dan membuka mulutnya lebar-lebar. Gigi-gigi yang ada di setiap sisi rongga mulutnya tampak berputar-putar mengelilingi rongga mulutnya.

 

 Hanya menghindar tidak akan menyelesaikan masalah. Sesekali Gany dan Leo berlari dan merendahkan tali yang mereka pegang. Niat mereka berdua adalah untuk menjegal kaki Shallow agar dia kehilangan keseimbangan. Namun selayaknya bayangan, tali itu menembus Shallow begitu saja. Tidak kurang akal, Gany dan Leo mencoba meninggikan tali yang mereka pegang sehingga bisa setinggi kepala Shallow. Bersama mereka berdua menghempaskan tali kepada kepala Shallow. Namun seperti asap, tali itu menembus shallow begitu saja.

 

 Ada dua kesimpulan yang bisa mereka tarik dari interaksi Gany dengan Shallow. Shallow hanya bisa menyerang bayangan dengan cara mendekati mangsanya. Tidak ada serangan jarak jauh yang dia miliki jadi menghindar adalah taktik yang efektif. Kesimpulan kedua adalah Shallow tidak memiliki tubuh yang solid. Kalau dilihat Shallow adalah bayangan seperti asap yang pekat. Kalau diserang hanya akan menembus dirinya saja. Tubuhnya bisa 'hancur' karena serangan namun akan segera kembali lagi. Entah seperti apa sistem koordinasi yang dimiliki tubuh Shallow tapi sepertinya mirip dengan manusia. Menghancurkan kaki membuatnya tidak bisa berlari dan memutuskan kepala membuat tubuhnya berhenti bergerak walaupun semua hanya untuk sementara.

 

 Ada Awan hujan didekat mereka walaupun di atas mereka langit masih cerah. Terdengar dari kejauhan suara anak kecil yang teriak dengan teriakan yang memekik. Tiba-tiba muncul pilar cahaya yang sangat besar menembus langit dan membuat Shallow menjadi buram. Pilar cahaya itu jatuh di dekat menara namun bukan pada menara. Meski pilar itu tidak berlangsung lama tapi Shallow tampak kesakitan seperti terbakar karenanya. Akibat pilar itu, Shallow tampak tidak bisa mempertahankan wujudnya.

 

"Apa itu tadi? Kilat?" Tanya Leo.

"Bukan, itu pilar cahaya." Jawab Gany. "Jika ada pilar cahaya berarti…." Pikir Gany.

 

 Gany merentangkan telapak tangannya dan mengeluarkan lingkaran sihir di depannya. Muncul batu – batu kecil dari lingkaran sihir itu dan melesat ke arah Shallow. Namun sama seperti sebelumnya, semua serangan hanya menembus tubuh Shallow. Kemudian Gany meminta Leo melakukan hal yang sama yaitu menyerang dengan membidik kepala Shallow. Leo masih pelajar yang baru masuk sekolah jadi dia tidak terlalu bisa diandalkan dalam hal itu. Leo melakukan hal yang sama seperti Gany dan melemparkan bola angin kepada Shallow. Bidikannya masih perlu diperbaiki karena beberapa serangan tidak sampai kepada Shallow. Namun semua itu sudah cukup bagi Gany karena Gany langsung menyentuh lantai dan membuat lingkaran sihir di bawah kaki Shallow. Muncul tembok – tembok tinggi yang mengelilingi Shallow dan akhirnya Shallow terperangkap.

 

"Kenapa tidak dari tadi kamu lakukan?" Tanya Leo.

"Hantu…" Gany mengingat pertarungannya saat diklat. "Sepertinya ini hanya bertahan sementara. Tetap pegang tali itu! Aku akan kembali!" Gany melompat dari menara.

 

 Daripada melompat, lebih tepat kalau dikatakan sebagai terjun dengan kecepatan penuh dari menara seperti peserta lomba renang. Leo yang kaget langsung berlari dan mencoba menarik Gany. Namun melihat Gany yang begitu mantap dalam penerjunannya, membuat Leo sedikit bingung. Kemudian terdengar suara pukulan seperti memukul pintu. Terdengar suara jeritan aneh dari belakang Leo. Berbalik, Leo melihat tembok yang dibuat oleh Gany. Asap pekat mulai keluar dari sela – sela tembok. Shallow hendak keluar dari kurungan Gany.

 Disisi lain, Lapis dan Arche berlari di dalam hutan lari dari Io kecil. Io kecil melemparkan bola – bola angin ke arah mereka berdua. Bola – bola angin itu akan meledak ketika menyentuh sesuatu sehingga mereka berdua harus berlari sembari menghindari serangan itu. Mereka berdua bermanuver di sela – sela pepohonan, menggunakan jalur yang berliku untuk membingungkan Io kecil. Namun hutan adalah tempat yang terbatas. Mereka berdua kehabisan pohon untuk dijadikan tameng. Sampailah mereka ke padang rumput yang luas dengan menara yang terlihat dari kejauhan. Arche dan Lapis langsung ambil langkah seribu menuju menara itu. Mereka berharap bisa berlindung disana. Io kecil juga baru keluar dari hutan dan pergi mengejar mereka.

 

"Sungguh pahlawan memang luar biasa. Masih kecil saja sudah bisa menggunakan sihir yang luar biasa." Arche melompat menghindari serangan Io.

"Bukankah kamu juga pahlawan? Keluarkan sihirmu!" Lapis melompat menghindari serangan Io kecil.

"Lapis, tidak semua pahlawan sekuat Gany dan Io. Kekuatanku adalah…" Arche terpental karena serangan Io kecil.

"Ketua Arche!!" Lapis Teriak.

 

 Satu musuh dikalahkan, Io kecil berbalik ke arah Lapis. Lapis menjadi lebih fokus dalam menghindari serangan Io kecil. Lapis berhasil mendekati menara namun semakin lama Lapis semakin kewalahan. Akhirnya dengan berat hati, Lapis mengeluarkan Assault Borealis. Sebuah cahaya jatuh dari lingkaran sihir Lapis menuju ke arah Io kecil. Dari kejauhan terlihat pilar cahaya yang muncul dari langit dan dari perspektif Io, terdapat angin panas yang mendorongnya ke bawah. Sepertinya Io tidak bersiap dengan serangan itu dan jatuh mencium tanah.

 

 Gany jatuh dengan luar biasa. Awalnya dia meluncur ke bawah dengan cepat lalu ketika hampir hampir mencapai tanah, Gany merubah jarinya menjadi berlian. Kemudian Gany menancapkan jarinya itu ke dinding menara. Cakaran jari Gany mengurangi kecepatan jatuhnya sehingga bisa mendarat dengan aman. Perkiraan Gany benar, ada Lapis yang ada di bawah menara. Gany langsung langsung merangkul Lapis dan hendak membawanya ke atas menara.

 

"Tunggu Gany! Kita tidak bisa meninggalkan Arche." Lapis menghentikan Gany.

"Itukah yang kamu pikirkan ketika aku merangkul pinggulmu?" Tanya Gany.

"Bukan, kami sedang melawan Io kecil dan dia telah kena serangan." Jawab Lapis.

 

 Gany melihat keadaan sekitar dan baru memahami situasinya. Arche ada di kejauhan mencoba berdiri sementara Io kecil ada di tanah dan menangis. Dilihat dari tubuhnya, Io kecil bukanlah Shallow karena tidak ada bayangan hitam di tubuhnya. Gany menjadi cukup percaya diri lalu menyentuh tanah. Sama seperti Shallow di atas menara, Gany mengurung Io dengan tembok – tembok batu. Gany merasa khawatir meninggalkan Leo sendirian diatas menara sehingga dia tak ingin berlama – lama.

 

 Gany menggendong Lapis di punggungnya. Kemudian Gany menarik dirinya bersama dengan Lapis dengan tombak tali merah. Tidak hanya ditarik, Gany merubah kakinya menjadi berlian dan mulai melompat. Hentakan kakinya sangat kuat sampai meretakkan dan membuat lubang pada dinding menara itu. Seperti Jonas yang kabur, Gany berlari vertikal ke atas menara. Dengan begitu Gany bisa mencapai ke puncak dengan cepat.

 Beruntung Gany dan Lapis datang tepat waktu. Mereka berdua datang tepat sebelum Shallow lolos dari kurungan. Sela – sela tembok mengeluarkan asap hitam yang pekat dan semakin pekat setiap waktu. Dan akhirnya asap itu membentuk tubuh Shallow yang utuh. Asap yang berwarna hitam seperti bayangan dan berbentuk seperti manusia. Sepertinya Shallow marah karena dikurung oleh Gany. Shallow kembali berteriak dan menunjukkan mulut mengerikannya. Gigi – gigi tajam yang ada di seluruh rongga mulutnya berputar mengelilingi rongga mulut tersebut seperti gergaji. Sepertinya Shallow melakukan itu untuk menakut – nakuti musuhnya.

 

 Keberadaan Shallow mengingatkan Lapis tentang "Permen Gratis" yang dia temui semalam. Mengingatkan Lapis tentang gambar yang ada di buku harian milik Io. Mengingatkan Lapis tentang lukisan yang ada di rumah tua tengah hutan. Lapis tidak suka dengan hal – hal horror dan semua ingatan itu membuatnya sangat ketakutan. Namun Gany menggenggam tangannya dengan erat. Tangannya yang gemetar ditenangkan oleh tangan Gany. Kemudian Lapis sadar dengan adanya Gany di sebelahnya, dia tidak punya hal untuk ditakutkan. Lapis membalas genggaman tangan Gany.

 

 Gany merentangkan jemarinya dan mengarahkannya kepada Shallow. Lapis merentangkan semarinya dan mengarahkannya kepada Shallow. Telapak tangan Gany berada di depan dan telapak tangan Lapis menyentuhnya dari belakang. Gany merubah tangannya menjadi berlian sementara Lapis menggunakan sihir cahayanya. Seperti Lensa, tangan Gany memfokuskan cahaya milik Lapis. Cahaya itu ditembakkan ke arah Shallow dan menembus dirinya. Perkiraan Gany benar, kali ini shallow benar – benar merasa kesakitan dan tubuhnya tidak beregenerasi kembali. Cahaya adalah cara yang efektif untuk mengalahkan Shallow.

 

DIVINE BOREALIS!!

 

 Lapis mengeluarkan Espada Roperanya. Lapis menunjuk ke langit dengan pedangnya dan mengeluarkan seluruh kekuatannya. Sebuah cahaya menghubungkan tanah dan langit. Tidak seperti Assault Borealis, kali ini tidak ada yang tahu dimana ujungnya. Seakan cahaya itu menembus seluruh lapisan langit. Menara tinggi yang kokoh terlahap oleh cahaya yang terang sampai tak lagi terlihat wujudnya. Semua terliputi cahaya, tidak ada lagi bayangan yang tersisa. Tanpa tempat untuk bersembunyi, Shallow hancur tanpa sisa.

 

 Shallow musnah, mereka berhasil menyelesaikan situasi kritis mereka. Leo merasa senang karena masalahnya telah berakhir. Gany menggendong Lapis yang kelelahan dan mendudukkannya di sebelah Io. Gany ingat kalau ada satu masalah lagi yang harus diselesaikan sehingga dia mempercayakan Lapis dan Io kepada Leo. Dia juga meminjamkan tombak tali merah seutuhnya kepada Leo untuk jaga – jaga. Kemudian Gany kembali terjun dari atas menara sekali lagi. Gany turun untuk membantu Arche.

 

 Sedikit kejam untuk mengurung gadis kecil di sebuah ruangan sempit tanpa cahaya. Hal itu mungkin berlebihan tapi Gany terpaksa. Seperti pintu, Gany membuka tembok batu ciptaannya. Benar saja Io kecil masih menangis di dalam ruangan itu. Kemudian setelah Io kecil melihat Gany, dia langsung terbang kearahnya. Io kecil menggunakan seluruh kekuatannya untuk membuat hembusan angin. hembusan angin yang sangat kuat sehingga mampu menghempaskan Gany ke belakang. Untungnya Gany bisa mendapat keseimbangannya dan tetap berdiri tegak diatas tanah.

 Io kecil yang masih marah, melemparkan beberapa bola angin kepada Gany namun Gany dengan mudah menepisnya. Berdiri dengan kokoh, tangan Gany tidak bergetar sedikitpun ketika menepis serangan Io kecil. Serangan yang bisa menghempaskan Arche, bagi Gany hanyalah balon udara. Mengerti kalau serangannya tidak berdampak pada Gany, Io kecil meraih awan mendung di sekitarnya. Tangan kecilnya menggenggam awan lalu ketika di tarik, keluarlah petir dari awan tersebut. Io kecil melemparkan petir seperti melemparkan tombak kepada Gany namun semua itu tetaplah tidak berguna. Petir itu bisa ditahan oleh Gany dengan tubuh berliannya. Kalau urusan serangan fisik, Gany sama sekali tidak bisa dihentikan.

 

 Perlahan tapi pasti Gany semakin mendekati Io kecil. Io kecil mencoba sekali lagi menghembuskan Gany dengan seluruh kekuatannya. Namun berbeda dengan sebelumnya, kali ini Gany sudah bersiap siaga. Sebelum bisa melakukannya, Gany langsung berlari ke arah Io dan menangkapnya di udara. Dia mendekap Io dengan lembut agar Io paham dia tidak berusaha menyakitinya. Ketika Io kecil meronta mencoba melepaskan diri, Gany sedikit mengayun – ayun agar Io kecil tidak merasa di tahan. Io meronta, memukul dan mengeluarkan sihirnya namun Gany menerima semuanya.

 

"Hey! Io! Io! Lihat aku!" Ucap Gany.

"Aaaaa!" Io kecil masih meronta.

"Io! Aku minta maaf telah mengurungmu." Ucap Gany.

 

 Mendengar permintaan maaf Gany, Io kecil mulai tenang. Io kecil mengikuti permintaan Gany untuk melihat kearahnya. Dari pandangan Gany terlihat anak kecil yang sedang sangat marah. Matanya menatap tajam dan pipinya berlinang air mata. Benar saja setelah menatap mata selama beberapa detik, Io kecil menggigit leher Gany. Gany sama sekali tidak memperdulikan dengan gigitan tersebut. Malahan Gany memanfaatkan kesempatan itu untuk berbisik ke telinga Io kecil.

 

"Aku minta maaf, apa yang membuatmu marah?" Gany mengusap – usap kepala Io kecil.

"Dia…" Io kecil mulai mau bicara.

"Dia?" Tanya Gany.

"Dia mengambil bukuku!" Io menunjuk kepada Arche.

"Ketua Arche…" Gany menoleh ke arah Arche.

"Bagaimana lagi? Dia berteman dengan Shallow." Arche membela diri.

 

 Io kecil masih meronta ingin bukunya dikembalikan. Gany memihak kepada Io dan meminta agar buku harian itu dikembalikan. Arche ingin mencoba membantah tapi Gany punya rencana sendiri. Akhirnya Arche menuruti Gany dan memberikan buku harian itu kepada Io kecil. Kemudian mereka bertiga berdiri di sebelah menara. Gany menggunakan sihirnya di bawah kakinya untuk mengeluarkan pilar batu. Pilar batu keluar dan mendorong mereka bertiga keatas seperti sebuah elevator.

 

"Gany kalian tiba!" Leo menyambut kedatangan Gany. "Tunggu! Apa itu anak simpananmu?" Tanya Leo.

"Bukan! Ini Io kecil. Dia sedang tertidur." Gany masih menggendong Io kecil.

 Arche tidak memberikan buku harian kepada Io kecil karena takut dibawa kabur. Namun Gany tetap menggendong Io kecil sehingga buku harian tetap berada di jangkauannya. Kemudian setelah berada di atas menara, Gany mempertemukan Io kecil kepada Io remaja. Keduanya sedikit kebingungan melihat persona mereka sendiri dari waktu yang berbeda. Sebelumnya Io remaja tidak punya ingatan terhadap buku harian milik Io kecil. Sementara Io kecil sangat menghargai keberadaan buku itu sampai – sampai melawan Arche. Lalu Io remaja meminta diceritakan tentang buku tersebut.

 

 Io kecil mulai membuka buku hariannya dan bercerita. Dulu Io kecil diberikan Calisto buku harian tersebut. Seperti namanya yaitu Des Dessin et des Lettres, buku harian itu ada ruang untuk menggambar dan menulis pada setiap halamannya. Sembari mendengarkan Io kecil bercerita, mereka yang dewasa menyimpulkan urutan kejadiannya. Io kecil sering ditinggalkan oleh Calisto karena sibuk bekerja. Setelah itu Io didatangi oleh Shallow dan sering memberi permen gratis untuknya. Kemudian Calisto curiga dengan adanya bekas – bekas permen yang berserakan sehingga dia pindah tugas dan membawa Io kecil di suatu desa terpencil tempat mereka sekarang. Ternyata Shallow masih mengikuti Io kecil sampai ke desa tersebut.

 

 Shallow sendiri suka memakan hantu – hantu yang berkeliaran. Sampai suatu saat Shallow bertemu dengan Io kecil. Io kecil bisa melihat hantu dan sering di dekati oleh hantu. Bagi Shallow kombinasi dari kemampuan Io tersebut terlihat seperti makanan prasmanan yang tersedia 24 jam makanya dia mengikutinya. Serakah, perlahan perlahan mulai memakan bayangan manusia. itu terbukti ketika Io kecil bercerita bahwa Shallow ingin diantar ke toko roti dan ketika sudah diantar, keesokan harinya toko roti tutup. Hal itu terjadi kepada beberapa orang dan Io kecil belum memahami hubungannya. Sepertinya insting Arche benar. Io kecil mungkin akan 'mengenalkan' Shallow kepadanya jika dia bekerja sama dengan Io kecil.

 

 Ternyata Calisto sudah punya rencana tersendiri untuk mengatasi kemampuan Io tersebut. Dia pindah ke desa terpencil yang memiliki dungeon di dekatnya. Keberadaan Dungeon menjelaskan alasan dibangunnya menara di dekat desa yaitu untuk melindungi desa dari monster yang mungkin berkeliaran. Namun Dungeon itu sudah dieksploitasi selama bertahun – tahun dan sumber dayanya hampir habis. Dungeon itu hampir mati sehingga Calisto datang. Dia menuju bagian terdalam Dungeon untuk menaklukannya dan mengambil artefak sihir di dalamnya. Artefak itulah yang mengurung buku harian, Shallow, kemampuan melihat hantu dan ingatan Io kecil di dalamnya. Memang Leo kecil menjadi korban dalam kejadian itu tapi itu jalan yang harus dilalui.

 

 Akhirnya Io remaja memahami apa yang terjadi. Io remaja menerima keputusan Calisto karena memang itu yang terbaik yang bisa dilakukan. Sekarang Shallow sudah binasa, Io remaja bisa menerima ingatannya kembali. Io kecil bersatu dengan Io remaja dan menjadikan diri yang utuh. Tiba – tiba seluruh dunia bercahaya dan setelah mereda, mereka semua kembali ke ruangan klub profiler. Ada Calisto di ruangan itu bersama dengan Venus, Drona dan Houdini yang menunggu dengan khawatir.

 

 Calisto memeluk Io karena khawatir namun dia senang karena Io sudah kembali. Kotak hitam sudah terbuka, buku harian berada di tangan Io dan tidak ada hawa jahat Shallow di sekitar. Bisa dikatakan kalau klub profiler berhasil menyelesaikan tugas mereka. Calisto dan Io berterima kasih kepada semuanya. Mereka juga meminta maaf karena merepotkan dan mereka pasti akan mengingat hutang budi tersebut.