Chereads / Orange And Lemon / Chapter 2 - THEATRE

Chapter 2 - THEATRE

"Halo!" Seorang wanita menyapa.

"Dimana aku? Bagaimana aku bisa disini?" Seorang Pria kebingungan

"Tadi kamu berjalan di jalan utama kan? Lalu kamu berencana untuk menyeberangi jalan." Tanya si wanita.

"Iya, aku ingat." Jawab si Pria.

"Lalu kamu pasti bertanya – tanya apakah kamu harus menyebrang tepat di titik jalan yang ramai itu atau berjalan sedikit lebih jauh lagi menuju zebra cross. Kamu tahu, infrastruktur yang memang dibuat untuk menyebrang jalan." Jelas si perempuan.

"Okeeyy…" Si Pria sedikit tersindir.

"Setelah itu kamu tahu kan apa yang akan terjadi?" Tanya si wanita.

"Ya… aku tahu." Si Pria menyadari kesalahannya.

"Seseorang menikammu dari belakang ." Jawab si wanita.

"Ya ampun! Apa?!" Si Pria salah menduga.

 

 Hantu wanita menjelaskan kalau mereka berdua masih berada di sekitar tempat kejadian. Memang kalau terjadi dengan tiba – tiba kadang arwah tidak sadar akan kematiannya bahkan tempat sekitarnya. Sekarang setelah menyadari semua itu, si Pria hendak membalas dendam. Dia berniat mengikuti si pembunuh dan menghantuinya sampai akhir hayatnya.

 

"Dimana orang itu? Aku akan menyelesaikan semua urusanku dengannya." Si Pria mulai marah.

"Aku bisa mengantarmu kepadanya." Seseorang menawarkan bantuan.

"Gadis kecil?" si pria heran.

"Kamu bisa melihat kami?" Tanya si wanita.

"Iya, aku juga tahu dimana mereka membawa orang yang mendorong pria ini. Mereka membawanya ke kantor polisi." Jawab gadis kecil itu.

"Orang itu bukan mendorong melainkan membunuh pria ini." Jelas si wanita. "Dan juga… Kamu tidak seharusnya berbicara dengan kami." Si wanita tersenyum lebar dengan gigi taring yang memanjang.

 

 Gadis kecil itu terkejut dengan perubahan struktur gigi si wanita. Dia lari ketakutan tanpa arah, menjauh dari tempat itu sejauh – sejauhnya. Dia tidak tahu harus berbuat apa, tidak ada yang bisa dimintai bantuan. Untungnya gadis kecil itu mendapatkan ide yang cemerlang. Untuk melawan ketakutan harusnya dengan kesenangan dan tempat yang menyenangkan adalah taman. Pikiran anak kecil cukup sederhana jadi dia langsung pergi menuju ke taman.

 

"Permisi, aku melihat tanda bertuliskan permen gratis disini." Si Gadis kecil terdistraksi dari tujuannya dan memasuki sebuah toko buku.

 

 Seorang Pria yang sedang membeli buku langsung menatap tajam si penjual buku. Si pembeli sedikit ragu untuk melanjutkan transaksi dengan si penjual tersebut.

 

"Itu bukan milikku!" si penjual membela diri.

"Gadis kecil, kamu tidak seharusnya mengikuti tanda seperti itu." Si pembeli memberi nasihat.

"Tidak ada permen?" Tanya gadis kecil.

"Dimana orang tuamu? Aku akan mengantarmu kepada mereka." Tanya si pembeli sembari berlutut.

 

 Gadis kecil itu hanya diam dan tidak berani menjawab. Dia memalingkan wajahnya ke arah lain dan tidak berani menatap si Pembeli. Si pembeli kebingungan dengan situasi canggung itu. Dia menatap kepada si penjual namun si penjual hanya menggelengkan kepalanya. Si pembeli memahami situasinya dan menarik nafas panjang.

 

"Namaku Callisto, siapa namamu?" Tanya si pembeli.

"Io…" Gadis kecil menjawab dengan pelan.

"Disini tidak ada permen tapi disini ada buku untuk menggambar, kamu mau?" Tanya Callisto.

"Menggambar!!" Io kecil menjawab dengan antusias.

"Berikan aku buku diary yang bisa untuk menggambar itu." Callisto bangkit dan membeli buku.

"Sebaiknya kamu bawa dia ke polisi." Si penjual memberikan buku dan pensil warna.

"Aku tahu." Jawab Callisto.

 

 Dibuang dari panti asuhan karena dianggap aneh, itulah pengakuan dari Io. Polisi tidak tahu panti asuhan mana Io berasal dan bagaimana dia bisa ke Centra. Seakan Io berpindah secara ajaib ke ibukota kerajaan Praha itu. Sebagai seorang prajurit, Callisto merasa bertanggung jawab untuk menjaga rakyat Praha. Apalagi di hadapannya ada gadis kecil yang butuh penjagaan. Gadis kecil yang bisa melihat hantu dan kesulitan untuk membedakannya. Akhirnya Callisto menjadikan Io sebagai anak angkatnya. Keputusan yang cukup besar yang diambil oleh Callisto membawa hasil yang cukup besar pula. Sama seperti dirinya dan Gany, Io juga diangkat sebagai pahlawan kerajaan.

 

 Memasukan Io ke sekolah Tetra merupakan salah satu bentuk tanggung jawab Callisto. Dia ingin Io memiliki banyak pengalaman dan memiliki memori yang baik yang menggantikan masa lalunya. Itulah kenapa ketika Io mendaftar untuk ikut Badan Eksekutif, Callisto mengijinkannya. Itulah kenapa ketika Io ingin mencoba jadi anggota Teater di kota, Callisto mendukungnya.

 

"Hey Gany! Apa akhir pekan nanti kamu ada acara? mau ikut denganku?" Tanya Leo.

"Sepertinya tidak, mau ikut kemana?" Tanya Gany.

"Sebenarnya aku mendengar ada teater yang bagus di kota. Ayo kita pergi kesana. Kamu bisa mengajak Lapis untuk ikut juga" Ujar Leo dengan tersenyum lebar.

"Benarkah aku boleh mengajak Lapis? Apa itu tidak membuat kalian iri?" Gany sedikit heran.

"Hahaha Apa yang kamu katakan? Tentu saja kamu boleh, kalian adalah pasangan." Jawab Leo sambil tertawa.

"Itu benar, kalian adalah pasangan. Tapi kamu hanya boleh mengajaknya dengan syarat dia juga harus mengajak teman-temannya. semakin ramai semakin baik bukan?" Sahut August.

"Sepertinya aku tahu apa muslihat kalian. Baiklah akan aku usahakan." Jawab Gany.

 

 Memang sudah beberapa lama mereka semua sekolah tetapi Gany masih belum begitu dekat dengan murid – murid perempuan di kelasnya. Gany menghampiri Lapis yang sedang bersama teman-temannya. Karena Gany tidak ingin mengganggu obrolan Lapis dengan teman-temannya, dia menuliskan ajakan Leo pada secarik kertas dan memberikannya. Bethony berpikir kalau tingkah Gany sangatlah imut. Mereka memaksa Lapis untuk membukanya. Akhirnya Lapis membaca surat itu bersama dengan teman-temannya.

 Bethony sangat gemas saat membaca surat itu. Dia berpikir kalau surat itu sangatlah romantis. Akhirnya Bethony pun setuju dengan ajakan itu. Melihat Behtony yang begitu antusias, Yeonhong juga menyetujui untuk ikut untuk bersama teman-temannya itu. Dia ingin menjaga Bethony dan Lapis agar tidak berbuat hal yang aneh-aneh. Akhirnya Lapis memberitahukan hasilnya pada Gany dan itu membuat Leo, August, dan Khan sangat bersemangat.

 

 Setelah jam sekolah berakhir, Gany pergi ke ruang Klub Profiler. Di sana para anggota klub Profiler sedang sibuk memperhatikan suatu kotak hitam. Mereka mengitari kotak itu, memutar balik kotak itu, mengetuk dan mendengarkan isinya. Gany sudah mengucap permisi namun tidak ada yang memperhatikannya. Mereka terlalu sibuk dengan kotak itu dan terus melakukannya selama 15 menit. Karena tidak sabar, Gany langsung mengambil kotak itu dan berancang – ancang untuk menghancurkannya.

 

"Jangan hancurkan! Kotak ini berisi barang berharga." Ujar Drona sembari menahan Gany.

"Baiklah, baiklah, aku tidak akan menghancurkannya." Jawab Gany. "Jadi kotak apa itu?" Tambahnya.

"Yang kami tahu hanya namanya adalah Des Dessin et des Lettres." Jawab Drona.

"Nama itu terlalu panjang, Bagaimana Dessin itu bisa ada disini?" Gany menyingkat namanya.

"Ketua Arche membawanya dan bilang kalau kita harus bisa membukanya. Lalu dia pergi begitu saja sambil tertawa." Jawab Venus.

"Aduh, ketua urakan itu lagi." Gany menepuk keningnya.

"Sudahlah yang penting kita harus bisa membukanya." Sahut Houdini. "Gany apa kamu sibuk akhir pekan ini? Kita akan membukanya akhir pekan ini." Tambahnya.

"Aku ada janji untuk pergi menonton teater akhir pekan ini" Jawab Gany.

 

 Tiba-tiba para anggota klub selain Gany langsung berkumpul berbisik mendiskusikan sesuatu.

 

"Yaahh kalau begitu mau bagaimana lagi?" Houdini tersenyum lebar sembari menepuk pundak Gany.

"Benar, mau bagaimana lagi? Baiklah kalau begitu, selamat bersenang-senang." Venus juga melakukan hal yang sama.

 

 Akhir pekan datang, Gany datang bersama dengan Lapis dan disambut oleh Khan dan August. Mereka sedang menunggu di depan gedung Teater.

 

"Oh Lapis! selamat sore. Kamu cantik sekali dengan pakaian itu." Ucap August dengan senyuman ceria terpancar jelas di wajahnya.

"Terima kasih, Gany juga bilang begitu tadi saat menyusulku." Jawab Lapis.

 

 August langsung meringkuk lesu di tepi jalan. Niatnya untuk menggoda Lapis telah gagal.

 

"Apa yang kamu lakukan August? Kamu tidak belajar dari pengalaman." Ujar Khan.

"Jadi bagaimana dengan yang lain?" Tanya Gany.

 Tiba-tiba Bethony berteriak dari kejauhan, ia datang bersama Yeonhong. Bethony menggunakan pakaian hitam berenda yang sangat elok dipandang ditambah dengan dengan topi bundarnya yang lebar. Tidak seperti Bethony, Yeonhong menggunakan gaun sederhana berwarna putih yang menawan dengan motif bunga. Saat mereka berjalan berdua semua mata tertuju pada mereka. Tidak luput juga pandangan Khan yang terkunci pada mereka. Lalu Leo muncul dari dalam teater dan memberi mereka semua tiket menonton.

 

 Akhirnya mereka semua masuk kedalam gedung teater. Terdapat Lobi yang sangat luas dengan bar minuman disisinya. Gany terkejut saat melihat bar itu, ternyata Drona dan Venus sedang menjadi bartender dan melayani pelanggan. Sebenarnya dia ingin mengacuhkan mereka tetapi dia ingat tingkah aneh mereka saat di ruangan klub. Gany langsung meminta izin pada teman-temannya untuk pergi sebentar.

 

"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Gany.

"Ada yang ingin kamu pesan tuan?" Tanya Drona.

"Aku pesan anggota klub Profiler sekarang." Jawab Gany.

"Maaf tuan tidak ada yang namanya 'anggota klub Profiler' disini tuan." Drona benar-benar menghayati perannya.

"Ada, pesananku sekarang ada didepanku." Gany masih bersikeras.

"Maaf tuan, mungkin yang anda maksud adalah ini." Drona memberi Gany sepucuk surat. "Selamat menikmati tuan." Tambahnya.

 

 Gany mengambil surat itu dan membacanya. Dia langsung menuju toilet untuk memenuhi apa yang dikatakan surat itu. Gany menemui Houdini yang menyamar sebagai petugas kebersihan di toilet dan menanyakan apa tujuan mereka. Houdini mengatakan kalau teater yang akan mulai memiliki hubungan dengan Dessin.

 

"Bagaimana bisa teater ini berhubungan dengan Dessin?" Gany keheranan.

"Kata ketua, kita harus memperhatikan reaksi Dessin saat drama dimulai." Bisik Houdini.

"Lalu kenapa menjadi pelayan dan petugas kebersihan?" Tanya Gany.

"Io, kami diminta untuk dekat dengannya tapi tidak boleh sampai ketahuan." Jawab Houdini.

"Aku tidak paham, aku akan pergi menonton teater." Ucap Gany sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"Oh iya Gany, bantu aku memperbaiki lampu sorot. Tenang saja, pertunjukan belum akan dimulai. Tidak sebelum kamu membantuku untuk memperbaiki lampu sorot." Ujar Houdini.

 

 Saat Gany dan Houdini memperbaiki Lampu sorot yang bermasalah, tiba-tiba ada petugas lain yang gaduh. Ternyata piano yang akan digunakan tidak berfungsi dengan baik. Houdini dengan sigap menawarkan diri untuk memperbaikinya. Walaupun Gany sebenarnya ingin segera kembali bersama teman-temannya, tetapi dia tidak punya pilihan lain selain menerimanya. Mereka mencoba memainkannya ternyata ada beberapa tuts yang tidak berfungsi. Saat dibuka, ada kunci yang tersangkut di dalam piano itu. Houdini langsung mengambilnya dan piano itu sudah berfungsi dengan baik sama seperti sebelumnya.

 Akhirnya Gany bebas dari Houdini. Dia langsung menuju tempat duduknya yang berada di sebelah Lapis. Lapis berbisik kepada Gany menanyakan kenapa dia pergi begitu lama. Lalu Gany menceritakan kepadanya tentang tingkah aneh dari anggota klubnya. Lapis tertawa mendengar cerita Gany dan memaklumi keterlambatannya. Teater dimulai, Sang pembawa acara naik ke atas panggung. Dia terlihat sangat mencolok karena menggunakan topeng yang menutupi matanya namun dengan dihiasi bulu cendrawasih.

 

"Selamat Sore para hadirin sekalian. Namaku Gordon, Selamat datang di Elucia Theater. Sore ini kami menampilkan pertunjukan-pertunjukan terbaik yang membuka imajinasi kalian. Selamat menyaksikan."

 

 Pada dasarnya Teater adalah pertunjukan cerita atau pertunjukan drama. Akan tetapi di Elucia Teater tersebut, mereka juga menampilkan beberapa pertunjukan pembuka sebelum menampilkan cerita drama mereka. Seorang wanita dengan gaun datang untuk menampilkan pertunjukan pertama. Kedatangannya langsung disorot oleh lampu lalu dan dia pun bernyanyi dengan merdu.

 

 Untungnya piano telah diperbaiki oleh Gany dan Houdini jadi pertunjukkan bisa berjalan dengan lancar. Wanita itu bernyanyi cukup lama walau hanya membawakan satu lagu. Dia bernyanyi dengan serius dan diiringi oleh musik yang merdu. Walau bernyanyi selama 10 menit tapi penonton tidak merasakan selama itu. Nyanyian yang indah membawa penonton masuk ke dalam lagu tersebut. Cukup menghibur sebagai pertunjukan pembuka dan kini mereka masuk ke pertunjukkan kedua.

 

 Puisi, pertunjukan kedua adalah puisi, sepasang pria dan wanita akan membawakan sebuah puisi. Diletakkan alat yang cukup unik di tengah panggung untuk melakukan pertunjukkan tersebut. Sebuah meja yang diberi cermin dan kaca sedemikian rupa sehingga bisa menampilkan keadaan permukaan meja. Kemudian meja itu disorot dengan lampu yang terang sehingga penonton bisa melihatnya. Sang pria menaburkan pasir ke atas meja dan sang wanita membacakan puisi. Mereka berdua ingin menampilkan puisi bergambar.

 

Igni anak matahari

Yang terkuat tanpa tanding

Segera ditarikan kebinasaan

Perang kebajikan untuk kejayaan

 

Bulan memberi rahmat kearifan

Padanya Hukum kosmis ditetapkan

Sungguh diberkahi pengantin ini

Berikan selamat yang paling tinggi

 

Kamu suamiku

Ku genggam tanganmu

Bimbing dan tuntunlah diriku

Hidup selamanya denganmu

 

Kebingungan apa ini?

Kesulitan apa ini?

Mengapa hilang segala kemampuan?

Jiwanya diselimuti ketakutan

 

Yang terkuat telah jatuh

Matahari akan malu

Darah mendidih, hilang iba di mata

Bakar semua, api adalah murka

 

Malang dan kasihan

Air ketakutan

Telah banyak dia berkorban

Tetapi takdir menggariskan

 

Angin datang melawan

Angin siap berkorban

Murka api membakar setinggi gunung

Murka api membakar sedalam laut

 

Tetapi di dunia

Langit selalu ada

Langit hadir dalam segalanya

Awan petir mampu menghukumnya

 

Tinggalkan ketakutan

Tugasmu laksanakan

Senang Susah adalah pasangan

Itu takdir sambut dengan lapang

 

Bimbing aku, Tuntun aku

Dari murka, dari takut

Menuju kesabaran dan kenyataan

Semoga damai untuk kita semua

 

 Prahitchronicon, sebuah buku yang mencoba menjelaskan sejarah dari Praha dari awal penciptaan dunia sampai zaman modern. Buku tersebut berbentuk kumpulan puisi dan catatan – catatan. Puisi tentang Igni berada pada bagian – bagian awal buku tersebut. Visualisasi yang bagus dari pelukis pasir menggambarkan cerita dalam puisi dengan baik. Gordon bilang kalau dia akan menampilkan pertunjukan yang membuka imajinasi dan pertunjukkan itu cukup memberikan perspektif baru untuk berimajinasi. Semuanya bertepuk tangan dan menghormati pertunjukannya.

 

 Semua orang menikmati pertunjukan tersebut namun saat hampir bagian akhir pertunjukan, Lapis meminta diantarkan ke toilet oleh Gany. Lapis pergi ke toilet sementara Gany menunggu di lobi. Mata Lapis merasa tidak nyaman dengan pencahayaan pertunjukkan itu. Lampu pertunjukan yang berkelap-kelip begitu cepat atau bahkan bisa dibilang bukan berkelip tapi nyala padam nyala padam.

 

"Seharusnya lampunya tidak seperti itu." Venus menghampiri Gany.

"Memangnya apa yang salah dengan lampunya?" Tanya Gany.

"Lampunya tidak seharusnya berkelap-kelip. Mungkin penonton tidak menyadarinya tapi para pegawai belakang panggung kebingungan dibuatnya." Jawab Venus.

"Aku pikir itu bagian dari pertunjukannya." Sahut Gany. "Tapi Bukankah itu berarti Houdini tidak memperbaikinya dengan benar?" tambahnya.

"Gany, lampu panggung yang kalian perbaiki tidak berhubungan dengan alat pelukis pasir itu." Jawab Venus.

 

 Tiba – tiba terdengar suara kaca pecah di toilet wanita. Gany yang khawatir langsung berlari untuk menghampirinya. Akan tetapi Venus menyandung kaki Gany dan membuatnya terjatuh.

 

"Kenapa kamu selalu ingin masuk ke area perempuan? Biar aku saja." Kata Venus.

 

 Benar saja, disana ada Lapis yang sedang berdiri didepan kaca yang pecah.

 

"Apa anda tidak apa-apa nona?" Tanya Venus.

"Tidak, aku tidak apa-apa." Jawab Lapis. "Maaf sudah memecahkan cermin itu." Lapis menunduk kepada Venus.

"Tidak apa-apa nona, Anda bisa kembali." Ujar Venus.

 

 Lapis keluar dan menemui Gany. Lapis berkata kalau dia ke toilet untuk membasuh mukanya namun saat dia melihat cermin, dia merasa pandangannya agak buram. Lalu tiba-tiba saja cermin itu pecah dan memunculkan bayangan hitam. Lapis kaget dan tersentak mundur.

 

"Ohh… Jadi begitu kejadiannya." Sahut Venus yang tiba-tiba ada dibelakang mereka.

"Siapa dia?" Tanya Lapis.

"Dia adalah kakak kelas kita sekaligus anggota klub Profiler, namanya adalah Venus." Jawab Gany.

"Kita belum berkenalan dengan benar. Perkenalkan, namaku Venus anggota klub Profiler." Jawab Venus

"Namaku Lapis, anggota badan eksekutif." Jawab Lapis.

"Untuk alasan tertentu aku harus menyamar dan akan sangat kuhargai jika kamu merahasiakannya." Pinta Venus.

"Oh, Oke." Lapis setuju.

"Biar aku yang mengurus kejadian ini, kalian bisa kembali menonton pertunjukan itu." Ujar Venus.

 

 Lapis dan Gany kembali menuju ruang teater untuk menonton pertunjukan selanjutnya. Pertunjukan selanjutnya adalah sebuah intermezo acara sulap. Sang pesulap sudah memulai aksinya. Dia meminta bantuan pada penonton dan orang itu adalah Leo. Pesulap itu bermain sulap kartu sebagai pemanasan. Pesulap meminta Leo untuk menandatangani sebuah kartu dan menunjukkannya pada penonton lalu mengembalikannya ke deck awalnya. Setelah itu sang pesulap mengocok deck tersebut dan menunjukkannya pada Leo dan penonton. Semua bersaksi kalau kartu milik Leo tidak ada disana. Ternyata kartu itu ada di dalam boks hitam yang sudah diletakkan pada tengah panggung sejak awal.

 

"Sepertinya boks ini memiliki kekuatan Teleportasi!" Ujar Jonas.

 Penonton bertepuk tangan tapi Jonas belum puas. Dia menjelaskan kalau zaman sekarang pertunjukan sulap kurang diminati. Bagaimana tidak? Dia mencoba menampilkan suatu trik di dunia yang penuh sihir. Semua orang punya "keajaiban" sendiri jadi tidak ada yang akan terkesima dengan pertunjukan sulap. Oleh karena itu Jonas mengeluarkan kartu sihir yang bernama Effect Veiler. Sebuah kartu sihir untuk menahan sihir seseorang untuk sementara waktu.

 

 Kartu sihir adalah barang yang langka yang hanya dimiliki oleh orang – orang kaya dan berada. Dengan menggunakan kartu tersebut, Jonas ingin membuktikan kalau dia benar – benar nyata. Sebuah keajaiban yang melebihi sihir, yang melebihi kemampuan orang normal. Dia meminta Leo untuk mengeluarkan suatu sihir. Benar saja Leo mengeluarkan sebuah lingkaran sihir di atas telapak tangannya dan muncullah bola angin di atasnya. Kemudian Jonas langsung menempelkan Effect Veiler ke dadanya. Seketika itu juga sihir Leo mati atau hilang.

 

"Jika kalian masih belum percaya maka akan ku gunakan pada diriku dan seluruh panggung ini!" Jonas membanting Effect veiler ke panggung.

 

 Kartu sihir itu bercahaya dan sebuah syal berwarna hijau keluar darinya. Syal hijau yang sangat panjang melayang mengitari panggung. Syal yang keluar bukanlah syal fisik melainkan sebuah cahaya yang berbentuk seperti itu. Syal itu menandakan bahwa sesuatu yang ada di dalam lingkupnya tertahan sihirnya. Dengan begitu Jonas benar – benar memulai pertunjukan.

 

 Jonas berdiri dengan boks tadi di tangannya. boks itu seukuran telapak tangan. Dia bilang kalau boks itu sangat kecil karena seharusnya boks itu tidak mampu menampung hal – hal yang sedang ditampungnya. Jonas mengeluarkan sebuah tongkat dari dalamnya lalu menunjukkan kalau ukuran tongkat itu seharusnya tidak muat berada dalam boks tersebut. Lalu dia memukul – mukulkan tongkat itu untuk mengeluarkan benda – benda lain. Sebuah topi besar, bola basket, botol minuman, seekor kelinci, segerombolan burung merpati, Semuanya keluar dari dalamnya.

 

 Sementara dia mengeluarkan benda – benda tersebut, Jonas sedikit memprovokasi para penonton. Dia bilang keajaibannya bisa melampaui sihir yang ada di dunia. Tidak terikat dengan mana, semuanya bisa mendapatkannya. Hal yang bisa dilakukan tanpa memandang ras, keturunan atau elemen dasar pada setiap manusia. Kemudian Jonas meminta Leo untuk masuk ke dalam suatu peti yang sudah disiapkan bersama dengan boks yang tadi. Peti itu berada di atas meja yang aneh. Bagian bawahnya seperti meja biasa dan peti diletakkan di atasnya seperti biasa. Namun ada seperti lengan yang berdiri di sebelah meja dan sedang menahan sebuah papan panjang. Papan panjang itu tergantung begitu saja di atas peti.

 

"Saksikanlah!! Keajaiban yang sebenarnya!!" Suara Jonas menggema di seluruh ruangan.

 

 Tiba – tiba papan yang menggantung itu jatuh menimpa peti Leo. Tidak hanya itu papan itu menghancurkan peti Leo dan menghancurkannya seperti palu yang menimpa semut. Serpihan – serpihan peti terlempar sampai ke kursi penonton namun mereka tidak peduli dengan itu. Mereka semua terkejut dengan apa yang terjadi. Semuanya terjadi sepersekian detik dan kini peti Leo hancur. Kehancuran yang luar biasa, mereka semua kebingungan dan khawatir dengan keadaan Leo.

 

"Tenang! Tenang! Biarpun Effect Veiler aktif tapi aku lebih dari itu!" Jonas menunjuk ke arah cahaya syal hijau.

 

 Jonas mengangkat papan tersebut dan mengangkat boks yang berada di atas meja. Kenyataan bahwa boks itu bisa selamat memang menakjubkan tetapi bukan itu yang penonton khawatirkan. Mereka masih kebingungan dengan keadaan Leo dan Jonas tahu itu. Kemudian Jonas melakukan hal sama seperti yang Leo lakukan. Dia tidur di meja tersebut dengan boks yang dia taruh di atas dadanya. Namun kali ini dia tidak berada di dalam peti apapun. Seakan menyatakan bahwa tidak ada trik apapun dan semuanya bisa melihat Jonas dan boks tersebut. Akhirnya papan menimpa Jonas dengan luar biasa. Semua penonton bisa merasakan suara dan getaran yang dihasilkan papan tersebut.

 

"Gany, apa semua itu asli? Lalu bagaimana ini?" Bethony khawatir.

"Aku tidak tahu, yang jelas kartu itu nyata dan efeknya nyata." Gany juga kebingungan.

 

 Perlahan papan tersebut terangkat dan Leo berbaring di atas meja. Tanpa luka atau apapun, seakan dia menghilang sesaat dan muncul begitu saja. Leo kembali tapi kali ini Jonas hilang entah kemana. Leo yang kebingungan bangkit dari tidurnya dan turun dari atas meja. Kemudian dia melihat ke atas meja dan menemukan sebuah kain dengan tulisan diatasnya. Leo mengambil kain itu dan menunjukkannya kepada semua penonton.

 

"Terimakasih Telah Menonton." Tertanda Jonas.

 

 Akhirnya acara sulap berakhir dan Leo kembali ke tempat duduknya. Tirai panggung tertutup untuk mempersiapkan pertunjukkan selanjutnya.

 

"Leo apa yang terjadi di sana?" "Leo bagaimana rasanya?" Khan dan August bersahutan bertanya pada Leo.

"Gelap dan sempit, aku masih merasa pusing." Leo memegang kepalanya.

"Apa kamu tidak apa-apa? Tidak ingin pulang?" Tanya Bethony.

"Tidak usah sampai segitunya, Aku baik-baik saja." Jawab Leo sambil tersenyum.

"Tapi kamu berkeringat dan menarik nafas pendek." Sahut Yeonhong.

"Tidak, ini bukan apa-apa." Leo mencoba kuat.

 

 Intermezo sulap berjalan dengan lancar tanpa kendala tidak seperti pelukis pasir. Io mendengar pembicaraan – pembicaraan tersebut dari koleganya sesama aktris yaitu Claudia. Dalam pandangan bisnis mungkin semuanya terdengar baik – baik saja namun tidak dalam pandangan seni. Sedikit asing menampilkan pertunjukan tradisional seperti lagu, puisi, tari, dan teater bersamaan dengan pertunjukan modern seperti sulap. Mungkin sulap sudah ada sejak dahulu namun tidak ada hubungannya dengan budaya daerah.

 

"Kamu tahu? Katanya si Jonas itu ingin mempromosikan namanya." Ujar Claudia.

"Apa dia ingin tampil di teater ini lebih sering?" Tanya Io.

"Entahlah, sulap kurang diminati. Sepertinya dia juga mengeluh tentang itu di atas panggung." Jawab Claudia.

"Perhatian!! Ini ada sedikit traktiran minuman dari Jonas." Gordon tiba – tiba datang.

"Wah! Jarang – jarang." Claudia menyambut dengan baik.

"Drona?" Io sedikit melihat siluet Drona.

 

 Drona membawa kereta dorong yang menyajikan minuman namun dia berada di luar ruangan. Sembari Gordon memberikan minuman, suara kayu hancur terdengar sampai ke belakang panggung. Drona, Venus, Houdini dan semua staf terkejut dengan suara tersebut. Namun semuanya terkendali dan pertunjukan sulap berjalan dengan lancar. Akhirnya Drona kembali ke meja bar dan klub profiler yang lain kembali ke posisi masing – masing.

 

 Masuklah acara Teater tersebut ke pertunjukan ketiga yaitu pertunjukan tari tradisional. Lampu menyorot panggung sembari membuka tirai kembali. Terdengar suara musik pentatonik sebagai pengiring, beberapa wanita naik ke panggung. Wanita – wanita itu mengenakan busana hitam bermotif bunga yang dihiasi pernak-pernik perhiasan emas bak keluarga kerajaan. Mahkota emas, gelang perhiasan, dan kaos kaki putih menghiasi para penari. Tidak luput dengan selendang panjang dan kipas berwarna merah yang dimainkan sebagai bagian dari tarian.

 

 Penari-penari itu memasuki panggung sembari mengibas-ngibaskan selendang mereka. Mereka mengelilingi panggung dan membuat formasi tarian mereka. Sebagai permulaan, mereka berhenti sejenak dan menunduk sebagai salam penghormatan. Kemudian mereka mengangkat kepala, tersenyum, melirik kesana kemari, melenggak lenggok dan melakukan tarian mereka. Mereka diiringi suara penyanyi yang menggunakan bahasa asing. Bahasa yang tidak ada orang tahu apa yang dikatakan penyanyi itu. Namun itu membuat membuat pertunjukan itu sangat unik. Sebenarnya tarian itu berlangsung dalam waktu hampir setengah jam, tetapi penonton terpana melihat tarian itu dan tanpa mereka sadari, tarian mereka sudah selesai.

 

 Teater memasuki dalam acara utama yaitu drama yang berjudul Moonlight. Sebuah drama menceritakan tentang kepahlawanan seorang pemuda yang menyelamatkan kerajaannya dari ancaman kerajaan lain. Dikisahkan seorang raja jahat bernama Argentum meminang ratu Aurum penguasa dari sebuah kerajaan. Karena sang ratu menolak, raja jahat berniat menginvasi kerajaan sang ratu dan hampir berhasil menaklukan seluruh kerajaan. Sang ratu kebingungan dan khawatir akan kerajaannya.

 

 Sementara itu seorang pemuda bernama Rahul sedang berguru dengan kakeknya di suatu gunung. Rahul adalah pemuda yang gagah, tangguh, berbudi luhur dan mematuhi seluruh perkataan kakeknya. Hal itu terbukti ketika kakeknya memintanya berlatih yaitu dengan bertapa di dasar sungai, Rahul melakukannya tanpa mengeluh. Rahul duduk di dasar sungai dan menahan nafasnya. Kala itu sang kakek ada keperluan di desa di kaki gunung jadi dia pergi ke sana untuk tiga hari dan melupakan Rahul. Sepulang dari desa, Rahul belum keluar dari pertapaannya dan baru keluar ketika sang kakek membunyikan lonceng.

 

 Suatu malam Sang ratu diberi berkah dari dewi bulan. Dewi bulan datang ke dalam mimpi sang ratu dan menyatakan kalau ada pemuda yang bisa membunuh Argentum yaitu Rahul. Alhasil sang ratu memerintahkan dua ajudan kembar yaitu Seth dan Tyr untuk membawa Rahul ke hadapannya. Memang Seth dan Tyr menuruti perintah sang ratu untuk membawanya namun setelah mengetahui bahwa Rahul diberi misi mulia untuk membunuh Argentum, Seth dan Tyr jadi iri. Mereka berdua sudah mengabdi lama namun sekarang hanya dijadikan sebagai pengawal Rahul. Akhirnya si kembar menjatuhkan Rahul dari sebuah tebing dan pergi mengemban misi mulia tanpanya.

 

 Seperti dugaan, Seth dan Tyr sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Istana Argentum. Tidak hanya itu ketika Argentum menantang bertarung dua lawan satu, si kembar kalah dan dipermalukan di istana Argentum. Sungguh mulia hati Rahul. Tanpa memikirkan dendam, dia pergi menyusup ke istana dan membebaskan Seth dan Tyr yang dipenjara. Namun perbuatan baiknya tidak disambut dengan baik. Seth dan Tyr malah memperingatkan istana akan kehadiran Rahul. Seth dan Tyr kini berkhianat dan ingin menjadi pengikut Argentum.

 

 Argentum datang ke penjara dan bertemu dengan Rahul. Mereka berdua bertarung dengan dahsyat sampai – sampai menggetarkan istana. Namun perlahan terlihat perbedaan kekuatan diantara keduanya. Rahul tampak tak bisa menandingi Argentum dan kemudian kabur dari duel tersebut. Seluruh istana dalam kode merah dan semua mencari Rahul. Tak disangka saat mengendap – endap di atas atap, Rahul terperosok dan jatuh ke ruangan istri dari Argentum. Istri – istri lebih tepatnya karena ada kakak beradik yang dijadikan istri oleh Argentum. Anjani dan Lalita sedang berada di ruangan yang sama.

 

 Kamar mewah istana cukup flamboyan, terdapat selendang – selendang sutra yang menghiasi atap ruangan. Selendang sutra itu tanpa sengaja mengikat Rahul secara terbalik di atas ranjang Anjani. Kedua istri Argentum kaget dan mencoba kabur namun dalam keadaan yang terjepit itu, Rahul menangkap Anjani dan menjadikannya sandera. Dia menempelkan pisaunya dan meminta mereka berdua tenang. Lalita yang tidak ingin kakaknya kenapa – kenapa, mencoba bernegosiasi dengan Rahul. Akhirnya Rahul menjelaskan tujuannya untuk membunuh Argentum. Dia juga menjelaskan tentang bagaimana dia bisa sampai di kamar itu. Tentang perintah ratu, tentang rasa iri Seth, dan juga pengkhianatan Seth dan Tyr.

 

"Kamu pasti orang yang hebat namun pencapaianmu menerobos istana masih belum ada apa – apanya dibanding dengan kesaktian Argentum." Ujar Lalita.

"Aku tahu itu." Jawab Rahul.

"Sayang kalau pria segagah dirimu harus mati di tangan Argentum." Ujar Lalita.

 

 Lalita menjelaskan kalau Argentum adalah orang sakti dan bengis. Dia tidak segan membunuh siapapun dan bersikap kasar kepada siapapun bahkan dengan istri – istrinya. Namun Argentum punya satu kelemahan yaitu Gada senjatanya. Argentum bisa dikalahkan dengan menggunakan gada miliknya dan Lalita bersedia untuk menunjukkan dimana letak senjata itu. Awalnya Rahul tidak percaya dengan cerita itu namun setelah Lalita dan Anjani menciumnya, Rahul percaya. Tiba – tiba ada penjaga yang melakukan inspeksi di kamar Anjani. Lalita dan Rahul lekas kabur dan penjaga hanya menemukan Anjani yang berada di atas ranjang. Mendukung Rahul, Anjani menunjukkan arah yang berlawanan dengan arah kabur Rahul.

 

"Oohh… jadi Io berperan sebagai Anjani." Ujar Leo.

"Kalian tahu, cerita ini sebenarnya sangat dekat dengan hatiku dan aku mendengarnya sejak kecil. Tapi sekarang aku mulai menanyakan kemuliaan hati Rahul. Bukankah dia baru saja menyandera orang? Bahkan dia mencium istri orang, bukankah dia selingkuh?" Khan mulai bimbang.

"Mungkin karena Rahul sedang dalam posisi terbalik jadi ciuman itu tidak dihitung selingkuh. Tapi yang paling penting apakah aktris dan aktor itu benar – benar berciuman?" August mengkhawatirkan hal yang lain.

"Sepertinya Stockholm Syndrom begitu kuat sehingga bisa memikat Anjani." Gumam Gany.

"Tentu saja tidak! Pasti ada yang salah dengan detail dari cerita rakyat ini dan juga pasti mereka tidak benar – benar berciuman." Bethony mencoba berpikir positif.

 

 Beberapa lama Argentum tidak mendapatkan perkembangan tentang penyusup. Kemudian dia merasa tidak enak dan pergi ke tempat Gadanya di simpan. Benar saja di sana ada Rahul yang sedang mengumpulkan tenaganya untuk mengangkat Gada dan Lalita di sebelahnya. Argentum langsung berlari kencang namun Lalita menghalang. Tanpa ragu sedikitpun, Argentum memukul istrinya itu dan pergi menuju Rahul. Untungnya persiapan Rahul sudah selesai dan dia bisa mengangkat Gada itu. Pertarungan babak kedua dimulai dan kali ini Rahul menang. Rahul mempersembahkan kepala Argentum kepada Aurum dan dianggap sebagai pahlawan. Akhirnya Rahul dijadikan raja kerajaan dan menikahi ratu Aurum, Anjani dan Lalita.

 

"Gany, apa berselingkuh adalah salah satu cara untuk jadi pahlawan?" Tanya Yeonhong.

"Tidak! Tentu saja tidak! Aku tidak jadi pahlawan dengan mencium istri orang." Bantah Gany.

 

 Teater yang memuaskan, semua penonton menikmati kunjungannya. Gany dan teman – temannya berjalan keluar dari gedung Teater. Seketika memasuki lobi, Gany ditarik oleh Houdini dan Venus. Mereka berdua mengatakan kalau Dessin telah hilang. Mereka ingin Gany membantu mencarinya karena menemukannya adalah prioritas utama. Sebenarnya Gany tidak terlalu paham akan signifikansi dari Dessin tapi melihat Houdini dan Venus yang memohon, Gany menurutinya. Gany ke luar gedung untuk berpamitan kepada teman – temannya. Tak lupa dia menempelkan keningnya kepada Lapis sebagai tanda minta maaf.

 

 Teman – teman Gany memberi reaksi yang bermacam – macam melihat kelakuan Gany. Bethony, Yeonhong dan Khan merasa sedikit tersipu malu dengan Public Display of Affection tersebut. Berbanding terbalik dengan yang lain, August merasa iri sementara Leo hanya diam. Sepertinya Leo sedikit kelelahan akibat jadi partisipan sulap sehingga mereka berencana untuk segera pulang.

 

 Kembali kepada Gany yang berkumpul dengan Klub Profiler. Drona berkata kalau dia sedang menjaga bar sembari menjaga Dessin yang ada di balik meja bar. Perintah Arche adalah melihat perilaku Dessin jika dekat dengan Io. Benar saja, Dessin selalu berubah – ubah bentuknya. Ketika Houdini menemukan kunci, muncul lubang kunci pertama lalu ketika Venus menemukan kunci, muncul lubang kunci kedua. Kedua kunci yang ditemukan sinkron dan bisa memutar lubang kunci namun Dessin masih belum bisa terbuka. Drona memperkirakan bahwa ada kunci lain yang menunggu ditemukan tapi beberapa saat setelah drama dimulai, Dessin telah diganti dengan kotak hitam biasa.

 

"Ingatkan aku sekali lagi, bagaimana bentuk Dessin?" Tanya Gany.

"Seperti ini." Drona menunjukkan kotak hitam yang menggantikan Dessin.

"Harusnya muncul lubang kunci di sini dan di sini." Tunjuk Houdini.

 

 Terakhir kali klub Profiler yakin Dessin adalah Dessin yaitu ketika Venus menemukan kunci dan mencobanya. Hal itu terjadi saat Lapis membersihkan muka yang terjadi setelah pertunjukan pelukis pasir. Setelah itu ada pertunjukan sulap lalu tari lalu ditengah drama, Dessin tertukar. Kejadian terjadi pada pertunjukan sulap dan tari.

 

"Apa kamu pergi dari meja bar walau hanya sesaat?" Tanya Gany.

"Jonas memberikan minuman gratis kepada staf jadi aku bersama kepala Gordon pergi sebentar ke ruang… Aaahhh!" Drona baru sadar.

"Sepertinya kalian sedikit stress dan terlalu sibuk untuk berpikir jernih." Ujar Gany.

"Ayo kita kejar dia!" Seru Houdini.

"Tunggu! Kita bagi pekerjaan. Aku dan Drona membawa Dessin palsu untuk menemui Jonas. kemudian untuk jaga – jaga, Houdini menginvestigasi para penari dan Venus menginvestigasi para aktris." Ujar Gany.

"Kamu benar, kita harus mencoba segala kemungkinan." Venus setuju.

 

 Tidak diduga Gany dan Drona menemui Jonas di ruangannya begitu saja. Jonas sendirian sedang merapikan barangnya dan ketika Gany datang, dia menyambut 'penggemar' yang ingin menemuinya. Gany menjelaskan kalau dia menikmati pertunjukan sulap tapi dia bukan datang sebagai penggemar. Karena Jonas bersifat kooperatif jadi Gany tidak menuduhnya begitu saja. Gany mengatakan kalau dia kehilangan kotak hitam yang sangat – sangat mirip dengan boks yang digunakan Jonas. Jonas menunjukkan kalau boks itu adalah miliknya terbukti dengan adanya kartu yang telah ditandatangani oleh Leo. Gany meminta maaf atas kecurigaannya dan mengembalikan barang milik Jonas. Drona tidak setuju dengan aksi Gany itu tapi Gany meminta Drona untuk percaya padanya.

 

"Oh iya, ngomong – ngomong dari mana kamu dapat kartu sihi Effect Veiler?" Tanya Gany.

"Maaf, pesulap tidak bisa menunjukkan semua triknya." Jawab Jonas.

"Kartu sihir tingkat militer yang produksinya terbatas dibuang – buang untuk pertunjukan? Sebagai mantan anggota militer aku perlu memperhatikannya." Gany mulai serius.

"Perkenalan nama untuk mencari pasar namun akan pergi keluar kota!" Teriak Houdini yang tiba – tiba datang.

 

 Houdini menemui Gordon di ruang penari lalu menanyakan tentang keberadaan intermezo pertunjukan Sulap. Namanya intermezo biasanya adalah tambahan dari suatu hal yang bukan seharusnya. Kemudian Gordon menceritakan pertemuannya dengan Jonas dan menceritakan tentang rencana Jonas untuk pergi keluar kota setelah acara ini. Gany langsung memerintahkan Jonas untuk mengangkat tangan sementara Drona dan Houdini menggeledah ruangan dan barang – barang Jonas.

 

 Untuk beberapa lama Jonas diam dan kooperatif namun ketika Drona membuka tasnya yang berisi surat – surat, Jonas langsung bergerak. Jonas merebut tasnya dan lari keluar ruangan. Sepertinya klub Profiler menemukan mangsa dan mereka mulai mengejarnya. Jonas berlari sembari menjatuhkan barang – barang untuk memperlambat klub Profiler namun semua itu tidak efektif. Tak satupun kursi miring, lemari jatuh, pintu penghalang dapat menghentikan klub Profiler. Houdini, Drona dan Gany bergerak dengan sangat lincah sehingga bisa menghindari itu semua.

 

 Jonas sadar kalau dia dikejar dengan orang – orang yang luar biasa sehingga dia mulai serius. Dia pergi keluar gedung teater lewat pintu belakang dan mulai berlari menuju gang – gang sempit. Gang sempit itu dimanfaatkan oleh Gany untuk membuat pilar batu yang menghalangi jalan keluar. Namun Jonas tidak berhenti dan melemparkan tali ke atas gedung. Sepertinya Jonas menggunakan sihir angin untuk membuat badannya jadi lebih ringan. Jonas memanjat gedung dengan sangat cepat tanpa kehilangan momentum sama sekali. Sementara itu Gany menggunakan pilar batu sekali lagi di bawah kakinya untuk menaikkannya seperti elevator.

 

 Klub Profiler kembali mengejar Jonas yang berlari diatas gedung – gedung. Mereka kejar – kejaran melompati gedung demi gedung. Jonas mempersiapkan rute pelariannya dengan baik, dia berlari ke suatu gedung kosong yang tak terawat. Atap gedung tersebut sangat rapuh sehingga ketika Drona dan Houdini menginjaknya, mereka terperosok jatuh. Jonas tidak jatuh karena dia menggunakan sihir anginnya untuk berlari diatas seutas tali panjang. Gany sebenarnya juga terperosok namun dia tidak jatuh karena bergelantungan pada tali milik Jonas. Mengetahui hal itu Jonas melemparkan pisau tajam untuk memotong talinya. Gany tidak sempat bereaksi lalu kehilangan keseimbangan dan jatuh.

 

"Jangan menyerah!!" Seru Arche.

 

 Sungguh kebetulan yang luar biasa. Arche yang melihat klub Profilernya berlarian, ikut berlari juga. Kemudian ketika Gany hampir jatuh, Arche menggunakan sihir anginnya untuk menghembuskan Gany ke langit. Dengan begitu Gany bisa kembali mengejar Jonas di atas gedung. Sementara itu Arche membantu Drona dan Houdini yang jatuh tadi.

 

 Houdini dan Drona gagal, kini estafet diteruskan oleh Gany. Gany terus mengejar Jonas melewati gedung – gedung. Cukup lama mereka berdua kejar – kejaran namun karena jumlah gedung yang terbatas, akhirnya mereka berdua kembali turun ke tanah. Saat itulah Gany langsung melontarkan dirinya dengan pilar batu menuju ke Jonas. Meluncur seperti meriam, Gany berhasil merangkul Jonas. Namun Jonas adalah pesulap jadi dia melepaskan jubahnya yang seketika itu juga melepaskannya dari pelukan Gany.

 

 Karena jarak Gany dan Jonas dekat, Gany mulai memukul Jonas. Ternyata Jonas bisa menghindari pukulan itu dengan mudah. Malahan Jonas terkadang membalas serangan Gany dengan memukul dan menendangnya. Gany sedikit kebingungan dengan kemampuan Jonas dan menghindari serangan – serangan Jonas. Pukulan tidak kena, tendangan meleset, bahkan ketika Gany menggunakan sihir untuk menjebak kaki Jonas, Jonas melayang di udara agar tidak terjebak. Jonas bisa menghindari serangan Gany dengan mudah.

 

"Apa benar kamu adalah pesulap?" Tanya Gany.

"Aku. Hanya. Pesulap. Biasa!" Jonas menjawab sembari menghindar dan menyerang.

 

 Kali ini saat Jonas menendang kepala Gany, Gany tidak menghindar. Awalnya Gany sengaja sedikit menghindar untuk membuat Jonas percaya diri dalam menyerang. Ketika Jonas cukup percaya diri seperti saat ini, Jonas akan mengeluarkan seluruh tenaganya dalam menyerang. Dan di saat – saat seperti itu Gany akan menerima serangan itu dengan tubuh berliannya. Menendang berlian sekuat tenaga membuat Jonas kesakitan. Jonas langsung lompat mundur sejauh – jauhnya.

 

 Gany hendak mengejarnya namun terhenti karena Jonas masih punya trik lain. Jonas mengeluarkan kotak hitam dari tasnya dan mengancam untuk menghancurkannya. Gany ragu dan takut kalau Dessin dibanting sampai hancur jadi dia menuruti ancaman tersebut. Namun Jonas tidak benar – benar menepati perkataannya. Setelah berhasil mengatur nafasnya untuk menahan sakit, Jonas tetap membanting kotak hitam itu ke tanah. Asap tebal muncul dari kotak yang hancur tersebut dan menutupi seluruh pandangan. Gany langsung berlari menuju arah Jonas namun hanya beberapa langkah melaju, Gany merasa menginjak sesuatu.

 Tak sengaja Gany menginjak kotak hitam dan menghancurkannya. Gany yang terkejut mencoba memperbaikinya dan mengamankan isinya. Lima detik kemudian Gany ingat kalau kotak hitam sudah dibanting oleh Jonas jadi tidak mungkin Gany bisa menghancurkannya lagi. Asap tebal hilang, ternyata ada puluhan kotak hitam yang berserakan di atas tanah. Gany sedikit lega karena tidak menghancurkan Dessin atau kotak hitam yang asli. Namun disisi lain Jonas sudah hilang dari pandangannya. Tidak menyerah, Gany langsung menempelkan telinganya ke tanah dan menggunakan sihirnya untuk mendengarkan getaran tanah.

 

"Gany!! Bagaimana?" Houdini berteriak dari kejauhan.

"Kalian semua! Diam di tempat!" Seru Gany.

 

 Houdini, Drona dan Arche langsung berhenti berlari. Namun sayang Gany tidak mendengarkan getaran apapun di tanah. Pasti Jonas menggunakan sihirnya untuk melayang dan membuat gerakan yang minim getaran. Klub Profiler kehilangan jejak Jonas.

 

 Di sisi lain Lapis, Yeonhong, dan Bethony berpisah dengan para laki – laki dan tidak sengaja menemui Io. Melihat Io yang berdandan cantik membuat mereka kegirangan. Mereka mengajak Io untuk mengobrol dan bahkan pulang bersama. Tidak hanya itu Bethony mengajak mereka semua untuk menginap di rumahnya. Mumpung libur katanya dan semuanya menyetujui ide tersebut. Io senang akan ajakan itu namun dia tidak ingin Callisto khawatir karena tiba – tiba tidak pulang.

 

"Ya kalau mendadak gini sepertinya sedikit susah. Maaf merepotkanmu." Ujar Bethony.

"Bagaimana… Bagaimana kalau menginap di rumahku saja?" Io masih ingin menginap.

"Aku tidak keberatan." Jawab Yeonhong.

"Kami juga tidak keberatan." Jawab Lapis dan Bethony.

 

 Tidak terlalu jauh tapi tidak juga terlalu dekat. Mereka pergi ke rumah Io melewati taman besar yang rimbun. Malam itu tampak sepi, hanya mereka berempat di jalan dan ditemani dengan angin malam. Sembari berjalan mereka mengobrol tentang perhiasan – perhiasan yang digunakan Io saat di panggung. Sembari menceritakan perhiasan, Lapis menyentuh tangan Io. Tiba – tiba Lapis merasa merinding seakan ada yang meniup tengkuknya. Untuk sesaat pandangan Lapis terasa buram sesaat lalu dia melihat ke belakang. Terlihat bayangan hitam dengan mata bulat yang putih menyala. Bayangan itu melambaikan tangan sembari membawa papan bertuliskan "Permen Gratis!"