Sekitar sepuluh menit kemudian, Azka pun tiba di kediaman Candy. Ia melihat mobil Yumna juga terparkir di halaman itu. Azka tampak mengerutkan dahinya sekilas sebelum akhirnya mengetuk pintu.
"Assalamualaikum!" Ia berseru mengucap salam dari luar.
Gita yang mendengarkan seruan itu langsung mendekati pintu. "Ada yang ngucapin salam kok nggak dibukain pintu sih, Kak?" tegurnya sambil lalu di sebelah Candy dan Yumna.
"Palingan si Azka, Bun," sahut Candy enteng. Mendengar nama Azka, bola mata Yumna langsung membundar.
"Waalaikumsalam!" Gita membukakan pintu untuk tamunya. "Eh, Azka. Bunda pikir siapa," celutuk Gita.
"Bunda mikir kurir paket, ya?" balas Azka, ikutan bercanda juga.
"Iya, habisnya kamu bawa kotak-kotak segala. Kotak apa itu?"
"Oh, ini dari Mama buat Bunda dan Om. Katanya kado ulang tahun pernikahan. Ciee, Bunda Anniversary." Azka marah menggoda ibunya Candy itu.
Gita tersenyum. "Bilangin makasih ke Mama nanti, ya. Oh ya, ada Candy sama Yumna tuh di dalam."
"Ada makanan nggak, Bun?" Sepertinya, ketimbang Candy atau Yumna, Azka lebih tertarik dengan masakannya Gita.
"Hehe ada, kebetulan banget mereka juga lagi makan. Yuk, masuk!"
Azka pun memasuki kediaman yang sudah seperti rumah sendiri baginya itu. Yumna langsung merapikan rambutnya, ingin terlihat sempurna di depan Azka. "Hai, Ka!" sapa Yumna.
"Hai!" jawab Azka sekenanya. Ia langsung duduk di salah satu kursi yang kosong. "Bunda! Cumi saos padangnya cuman tinggal segini, ya?" serunya saat melihat piring cumi yang hanya menyisakan sedikit makanan di sana.
"Masih ada!" balas Gita dari dapur.
"Sekalian es jeruk ya, Bun!" pinta Azka lagi.
Candy langsung menggetok kepala Azka dengan centong nasi. "Eh, kurang ajar banget lo nyuruh-nyuruh nyokap gue."
"Apaan sih lo sewot aja, orang bundanya juga fine-fine aja."
Seiring dengan itu, Gita datang menambahkan menu untuk Azka. "Yumna kok udahan aja makannya?"
"Udah kenyang, Bun. Udah banyak juga dari tadi," balas Yumna sambil tersenyum manis.
Candy malah sibuk melarang Azka mengambil makanan. "Lo kenapa sih maruk banget. Nggak makan di rumah apa?"
"Eh, kakak, nggak boleh gitu. Orang Azkanya juga suka sama masakan Bunda," tegur Gita menasehati putrinya itu.
"Kenapa sih Bunda belain Azka terus," sungut Candy. "Yum, kita pindah ke kamar gue yuk!" ajaknya pada Yumna.
"Eh, ya, oke," sahut Yumna dengan sedikit tergagap. Sebenarnya ia masih ingin di sana, menemani Azka makan, atau berlama-lama dengan laki-laki itu. Tiba-tiba ponsel Yumna berdering, ada panggilan masuk dari mamanya.
"Ya, halo, Ma?"
"Dimana, Yum? Kita mau kondangan ke rumah Tante Mita lho, jangan lupa."
"Oh, iya, Ma. Yumna akan pulang sekarang."
"Ada apa, Yum?" tanya Candy ke Yumna saat panggilan itu telah berakhir.
"Ini Mama minta aku pulang soalnya kami mau ke acara pernikahan anaknya sepupu Mama," jawab Yumna.
"Oh, gitu. Salam buat Mama kamu, ya."
Yumna menganggukkan kepalanya lantas berpamitan pada ibunya Candy. "Bunda, Yumna pulang dulu, ya."
"Hati-hati, ya, Yum!"
"Iya, Bun!" sahut Yumna. "Duluan ya, Ka." Yumna juga berbasa-basi sekilas pada Azka.
"Oke." Sahut Azka. Ia hanya mengangkat sebelah tangannya. Sementara tangan yang sebelah lagi masih sibuk menyuap makanan.
"Ka, gue mau nanya sesuatu," ucap Candy saat Yumna sudah meninggalkan kediamannya. Saat itu Gita juga sudah kembali ke belakang karena ingin mengangkat jemuran.
"Kalau mau nanya langsung nanya aja kali," jawab Azka santai.
"Lo tadi kok bisa di mall bareng Yumna? Kalian jalan bareng, ya?" tanya Candy dengan hati-hati.
Azka membasahi tenggorokannya dengan es jeruk buatan ibunya Candy. "Nah, itu juga yang pengen gue tanyain. Kok lo tadi bisa ada di mall juga sama Devano. Kalian jalan bareng?" Azka menaikkan alisnya.
"Ih, kok malah nanya balik, sih."
"Ya, jawab, dong!"
"Tadi itu emang cuman kebetulan. Gue ke mall mau nyari buku, eh ternyata Devano juga ada di sana."
"Nggak mungkin kebetulan. Dia pasti ngikutin lo."
"Masa sih?" Candy mengerutkan dahinya lantas mengibaskan. "Bodo, ah. Lagian kan itu urusan dia , bukan urusannya gue. Eh, lo belum jawab pertanyaan gue. Kenapa lo bisa jalan bareng Yumna?"
"Tadi Yumna nawarin gue pulang bareng, soalnya dia tahu gue nggak bawa motor. Trus dia bilang mau sekalian nyari kamera, ya udah deh gue temenin," jawab Azka, berterus-terang.
"Yakin cuman itu doang?"
"Lo sebenarnya kepengen gue ngasih jawaban apa sih, Can? Aneh banget lo!" semprot Azka.
"Gue itu cuman mau bilang, Yumna itu bestie gue. Jadi gue nggak mau Yumna jadi korban PHP lo," ucap Candy beberapa menit berselang.
"Tunggu! Tunggu! Besti artinya apaan?"
"Arghh…! Sahabat, Nyong!"
"Oh, kan gitu jelas. Gue mana ngerti istilah-istilah alay gitu."
"Ih, kok jadi ngebahas kata bestienya sih. Intinya bukan itu lho. Intinya gue nggak mau lo PHP-in Yumna."
"Tunggu! Tunggu!"
"Apa lagi? Lo mau nanya juga PHP artinya apaan?" Candy tampak sangat geram.
"Bukan. Gue cuman kepengen lo memperjelan, maksudnya gue PHP-in Yumna itu gimana? Ayo coba jelasin!" tantang Azka.
"Ya, kayak ngasih perhatian-perhatian kecil gitu ke Yumna. Lo tahu nggak sih, cewek di kasih senyuman dikit aja bisa baper, apalagi ditemanin ke mall, dikasih sweater, dipuji, dikasih perhatian…-"
"Gue juga pernah nemanin lo ke mall, juga pernah ngasih lo hadiah, juga pernah bantuin lo, yang nggak pernah mungkin muji lo doang aja. Trus lo baper juga?" Azka menggiring bola panas itu ke Candy.
Pertanyaan itu sangat menohok bagi Candy. Ia langsung gelagapan untuk mengelak. "Kok jadi ke gue, sih?"
"Kan lo juga cewek. Emang gender lo apa? Waria?"
"Kan kita konsepnya beda. Gue baru lahir aja udah ketemu lo. Dari hampir tujuh belas tahun sama-sama hidup di bumi ini, ya wajarlah kita pernah pergi ke suatu tempat sama-sama, wajar juga kalau lo nolongin gue. Nggak mungkin baperlah gue," elak Candy.
"Nah itu, gue sama Yumna juga udah sekelas dua tahun. Kali aja si Yumna juga nganggap wajar. Lo aja kali yang overthinking, mikirnya kejauhan," tandas Azka.
Candy menghela napasnya dalam-dalam. "Gue sama Yumna itu udah klop banget, ya, Ka. Dia diam aja, gue tahu apa yang ada di otaknya. Nih, gue bilangin ke lo, Yumna saat ini sedang baper sama lo," tegas Candy.
"Ohh!" Azka tampak manggut-manggut sambil terus menyantap makanan di hadapannya.
Candy terperangah melihat tingkah laki-laki itu. "Kok cuman OH doang sih?"
"Ya trus lo kepengen gue jawab apa?"
Candy menghela napasnya sekali lagi. "Yumna udah terang-terangan bilang ke gue kalau dia suka sama lo. Nah, sekarang lo gimana?"
"Gimana apanya sih?"
"Lo suka juga nggak sama Yumna?"