"Nggak mungkin gak ada alasan nya terus Kamu pergi dengan Tiba-tiba Far, Aku tahu banget Kamu itu kayak gimana meskipun Kita baru kenal, Kamu past akan selalu mementingkan pendidikan mu, jadi nggak mungkin Kamu rela putus sekolah kalau bukan karena suatu hal, kalau memang iya karena Mama Aku mewakilinya minta maaf ya sama Kamu Far," Rio masih tetap tidak percaya dengan alasan yang Farah buat.
"Terserah Kamu deh Rio mau berfikir apa aja, yang penting Aku sama sekali gak pernah masuk kan hati omongan Mama Kamu malam itu," jawab ku berusaha meyakinkan Rio.
"Tapi,"
"Sudah gak usah tapi-tapian, sekarang yang penting Aku sudah memiliki kehidupan sendiri disini, Aku juga sedang membentuk masa depan ku meski gak berisi sekolah bukan berarti Aku gak bisa punya masa depan kan, Aku akan tetap berada di jalan ku yang sekarang Rio, jadi udah gak usah bahas itu lagi ya, Aku ikhlas menjalani semua ini kok, jadi gak ada yang perlu di permasalahkan lagi kan," sahut ku yang tak mau mendengar ucapan tapi lagi dari mulut Rio.
"Oke deh, terus rencana kedepan nya Kamu akan tetap berjualan terus begini sampai kapan? Apa Kamu lupa dengan cita-cita mu yang pernah Kamu katakan kepadaku? Kamu ingin menjadi seorang dokter psikolog kan? Tapi kok sekarang Kamu malah memilih berhenti sekolah dan memulai usaha? Aku tahu ini bukan Kamu banget Far, jadi jujur Aku sebagai sahabatmu merasa keberatan kalau Kamu melakukan ini Far," ujar Rio.
Rio memang termasuk orang yang sangat mendukung ku di bidang yang ku inginkan, Dia selalu mensupport Ki hingga tak jarang Dia mengajak ku ke perpus yang terkenal sangat mahal sewa buku di tempat itu agar Aku bisa membaca tentang buku-buku psikologis yang sesuai Aku impikan.
Kini Aku hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan Rio, bagiku di bidang apapun Aku saat ini yang penting aku bisa lari dari pencarian Ayah ku yang ingin menjual ku, Aku lebih baik seperti ini daripada harus menjadi wanita murahan yang seperti Ayah ku inginkan.
Ku hentikan langkah ku lalu ku jawab dengan wajah melas ku namun tetap tegas.
"Rio ... Kamu gak perlu lagi khawatir kan soal cita-cita yang pernah Aku impikan sesuai dengan apa yang Aku ceritakan sama Kamu, karena keadaan ku seperti apa saat ini pun Kamu gak tahu, jadi Aku harap cukup Kamu gak usah lagi ikut campur urusan ku ya, maaf Aku harus mengatakan ini sama Kamu, tapi Aku memiliki kehidupan sendiri yang berhak Aku pilih untuk memilih kemana Aku harus melangkah, mending Sekarang Kamu pulang, temui Mama Papa Kamu, turuti semua kemauan mereka, jangan pernah kecewakan mereka karena apa yang di inginkan orang tua mu itu adalah yang terbaik untuk mu, percayalah Rio tidak ada orang tua yang ingin anak nya melangkah ke jalan yang salah, kecuali Ayah ku," ucap ku lalu pergi meninggalkan Rio.
"Tunggu Far," Rio menahan ku.
"Oke Aku akan pulang, tapi satu hal yang harus Kamu tahu sebelum Aku pergi Far, hati ku terasa kosong tanpa Mu, dan Aku tegaskan sama Kamu Aku akan temui Kamu lagi disini setelah Aku lulus kuliah nanti, dan Aku janji saat itu juga Aku akan melamar mu dan meminta Kamu untuk menjadi istri Ku, tapi jika Aku datang dan Kamu sudah memiliki suami maka Aku akan minta waktu untuk bisa bersama mu satu malam saja, pada intinya satu hal yang harus Kamu ketahui, bahwa rasa yang ada dalam hatiku saat ini bukan hanya sekedar nyaman menjadi sahabat mu, tapi Aku nyaman berada di sampingmu, maka itu Aku ingin memiliki hubungan yang lebih sama Kamu,"
"Kalau Wanita yang ada di hadapan mu ini ternyata adalah anak seorang pelacur apa Kamu masih mau menerima nya?" sahut Farah dengan suara lantang.
Rio terkejut mendengar pernyataan dari Farah yang tidak pernah terfikir sebelumnya kalau Farah bakal berkata hal seperti itu.
Namun belum sempat Rio menanyakan maksud dari ucapan nya itu, Farah sudah pergi dan langsung masuk ke dalam kos-kosan nya yang memang jarak nya tidak jauh dari tempat itu.
'Enggak ... Kamu pasti bohong kan Far, Kamu pasti hanya karena terhasut dengan perkataan Mama malam itu, Aku harus bicara lagi dengan Farah sampai semua nya jelas, Aku mau mendengar penjelasan nya tentang ucapan nya barusan, Aku yakin Bunda nya gak mungkin seperti itu, Dia orang yang baik dan sopan, jadi sangat gak mungkin kalau sampai melakukan hal seperti itu' batin Rio.
Rio lalu pergi untuk mencari tempat tinggal untuk sementara waktu.
Hatiku sakit mengatakan hal yang tidak seharusnya Rio ketahui, tapi Aku gak aku Rio akan menyesal nantinya kalau sampai tahu di akhir bahwa Bunda pernah menjadi wanita malam, meskipun itu bukan kemauan nya, semalaman Aku gak bisa tidur memikirkan ucapan Rio barusan, Dia kelihatan sangat tulus mencintaiku hingga Dia rela menantinku, tapi satu hal yang belum Dia ketahui tentang Ku, Dia belum tahu bahwa benar apa yang dikatakan Mama nya tentang Bunda.
Aku yakin keluarga Rio juga gak akan merestui hubungan ini, secara mereka terkenal dari keluarga yang berkelas dan juga baik, jadi sudah pasti yang di inginkan orang tua Rio untuk anak satu-satunya pastinya selalu menginginkan agar Rio mendapat kan yang terbaik, bukan lah wanita yang seperti ku, yang berasal dari keluarga yang sudah jelas-jelas hancur.
Bunda ku memang orang baik, Dia selalu nurut dengan Ayah, entah karena takut, atau karena merasa seorang istri jadi harus selalu patuh dengan suami nya, namun Ayah ku ... Dia itu lelaki yang tak memiliki hati, hati dan fikiran nya sudah di kuasai setan sehingga semua yang keluar dari mulut nya pun sellau ucapan yang penuh dosa, setiap hembusan nafasnya pun Aku yakin itu semua dosa, karena perbuatan nya selalu hanya bersenang-senang tanpa memikirkan kematian sama sekali. Jika boleh memilih sebenarnya Aku lebih memilih tidak ada di bumi ini daripada harus memiliki orang tua seperti Dia.
Aku melihat jam di dinding tiba-tiba sudah menunjukkan pukul 03.30 pagi, semalaman Aku gak bisa tidur karena terus kefikiran tentang Rio.
"Astaghfirullah, sudah pagi, dan Aku gak tidur sama sekali semalaman, ya Allah, Aku kan harus jualan lagi nanti, kalau sekarang gak tidur apa nggak pusing nanti kepala ku, Ayolah Far tidur, udah cukup gak usah Kamu pikirin lagi masalah Rio, stop pikirin Dia dan fokus dengan dirimu sendiri saat ini," gumam Farah sendirian.