Selain Farah, Rio juga tidak bisa tidur, meskipun ia sudah berada di hotel yang cukup mewah namun fikiran nya masih memikirkan ucapan Farah.
"Anak seorang pelacur? Apa maksud Farah ngomong gitu ya, Apa kira-kira ini semua cuma akal-akalan nya Dia aja agar Aku benci sama Dia, Tapi Aku rasanya gak peduli, entah Dia anak pelacur atau apapun yang Aku tahu Farah anak yang baik, Dia mandiri, Dia hebat, dan kalau soal keluarga nya seperti apa Aku gak akan peduli itu, Hufh, pusing deh kepala ku mikirin ini doang, mana udah pagi lagi," gumam Rio sendirian.
Setelah berusaha tidur, Farah dan Rio akhirnya pun tertidur hingga tidak mendengar ada suara Adzan berkumandang di mana-mana.
Farah yang biasa nya bangun untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah di musola dekat kosnya, kini Dia malah ketiduran dan sama sekali tidak mendengar nya.
Dan nggak terasa tiba-tiba suasana di luar sudah terdengar ramai, seperti suara ibu-ibu kos di sebelah sedang bergosip dengan tukang sayur keliling yang biasanya lewat di depan kos mereka.
"Iya ini Farah tadi malam kayaknya pulang kemalaman jadi jam segini tumben belum ada nongol sama sekali," ujar Ibu-ibu rempong yang suka kepo tentang orang lain.
"Kasihan tapi lih Bu, usianya masih muda tapi sudah mulai bekerja keras, saya salut banget rasanya kalau lihat dia," sahut ibu-ibu yang lain.
"Eh tapi Aku tadi malam gak sengaja lihat Dia pulang di antar sama laki-laki loh, cakep lagi," sahut ibu-ibu yang lain nya lagi.
"Oh iya, cakep nggak Bu orang nya? Waah kira-kira Farah jualan ayam bakar apa sama jualan diri juga ya," jawab Ibu-ibu yang tak memiliki hati itu.
Mendengar obrolan mereka yang mulai membuat Farah geram mendengarnya, Farah lalu bangun dari tidurnya dan membuka pintu rumahnya, dengan pura-pura bertanya kepada Abang tukang sayur yang selalu hanay menjadi pendengar setia ibu-ibu komplek ngegosipin tetangganya.
"Mang ... Apa kabar," sapa Ku dengan wajah kumel ku yang baru bangun dari tidur.
Agh neng Farah, Alhamdulillah bagus neng, Mau beli syair apa Neng?" jawab mamang tulang sayur.
"Enggak Mang, cuma mau tahu kabar ya Mamang aja, masih aman kan jantung nya, semoga aja tetap aman ya Mang meskipun kadang mulut orang itu pedes tapi Mamang tetap aman kan," dengan berani nya Farah menyindir ketiga ibu-ibu yang sedang menggosipkan dirinya.
"Eh Farah, Kamu teh ngomong apa, Kamu sengaja mau ngeledek Kita kan, tapi sayang nya Kita mah biasa aja, gak tersindir sama sekali," sahut ibu-ibu itu dengan sewot.
"Maaf atuh Ibu, saya mah nanya sama mamang syur, bukan ibu, tapi kenap ibu-ibu yang sewot ya, kurang ramai ya hidupnya kalau gak ngomongin orang lain, humb ..." ketus Farah lalu langsung masuk ke dalam rumah untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
"Hufh ... dasar ya ibu-ibu, udah semakin tua bukan nya semakin baik malah semakin menjadi-jadi gitu, bukan nya mengajak Aku menjadi lebih baik tapi malah ngehujat Kau terus, dasar memang netizen +62, aneh bin nyata," gumam Farah kesal.
Setelah itu Farah ambil handuknya kemudian ia mandi.
Di dalam kamar mandi pun Farah terus kefikiran tentang Rio, ia berharap akan membencinya setelah mendengar apa yang dikatakan nya semalam.
Farah yang biasanya sudah selesai ngapa-ngapain tapi kali ini ia berbeda, jam segini pun belum siap-siap untuk jualan.
"Hufh, semua ini gara-gara Rio, coba aja tadi malam Dia gak datang tiba-tiba, Aku yakin Aku gak akan bangun kesiangan kayak gini, sebel banget deh rasanya, humb," gumam Farah sambil menggosoki sebagian tubuhnya yang ia bisa lakukan.
Begitu juga dengan Rio, ia belum juga bangun hingga jam 8.00 pagi, karena merasa sangat lelah hingga membuatnya tidur dengan nyenyak, karena sebelumnya ia tidak bisa tidur karena kefikiran Farah dan sekarang sudah berhasil menemukan nya sehingga bisa membuatnya kembali tidur nyenyak, Namun tiba-tiba Rio terbangun dengan terkejut, ia langsung melihat jam di handphone nya.
"Haduh ... mampus, bangun kesiangan lagi, Aku harus cepat siap-siap terus samperin Farah, Aku yakin Dia sekarang masih menyiapkan buat jualan nya nanti, iya ... Aku harus bantu Dia selama Aku bisa," Rio lalu mengambil handuk nya dan langsung mandi.
Mandi pun Rio tidak terlalu lama karena mengejar waktu yang sudah terlanjur kesiangan. Setelah mandi ia pun langsung siap-siap kemudian langsung meluncur ke rumah Farah.
"Mudah-mudahan aja bisa ketu Farah deh, Aku mau menanyakan maksud ucapan nya tadi malam apa, Aku gak bisa pergi sebelum tahu kejelasannya," gumam Rio sambil menaiki motor ninja miliknya yang ia bawa dari rumah.
Jarak antara hotel nya dan kos-kosan Farah tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu 15 menit sampai kalau tidak macet.
Sesampainya di sana Rio melihat kos-kosan Farah tertutup rapat, namun Rio mencoba mengetuk-ngetuk pintu nya sambil memanggil-manggil Farah.
"Tok ... tok ... tok,"
"Far ... Farah, Ini Aku, Kamu ada di dalam kan? Aku pengen ketemu sebentar aja," ucap Rio.
Tak lama kemudian ada tetangga kos Farah yang keluar lalu memberitahukan kepada Rio.
"Maaf Mas! Cari Farah ya?" tanya nya.
"He he ... Iya Buk, tapi kok dari tadi saya panggil-panggil Farah gak ada jawaban dari dalam ya Buk," jawab Rio.
"Iya Nak, Farah kalau mulai jam 9 pagi itu sudah keluar dari rumah nya untuk siap-siap jualan nanti sore, jadi Dia gak pernah ada di rumah," ucap ibu itu.
"Oh gitu, tapi saya lihat di tempat jualan nya juga gak ada Buk," jawab Rio.
"Iya Dia masih belanja biasanya, tapi saya juga kurang tahu sih, coba Kamu hubungi saja dulu, tapi kalau di rumah memang nggak ada Dia," sahut ibu itu kembali.
"Oh ya sudah kalau gitu ya Buk, terimakasih sudah di beri Tahu, kalau gitu saya pamit dulu," ujar Rio dengan sopan.
"Oh iya Nak sama-sama,"
Rio pergi dengan ekspresi yang mulai pasrah.
'Hufh ... ini gara-gara Aku bangun kesiangan nih, coba saja Aku tadi gak kesiangan pasti bisa ketemu sama Farah nih sekarang, humb ... sekarang lebih baik Aku cari sarapan aja dulu terus nanti Aku hampiri Dia di ruko nya deh' gumam Rio dalam hati.
Rio lalu pergi mencari warung makan yang ada di area tempat jualan Farah dengan tujuan agar bisa melihat kalau Farah datang.
Baru saja ia duduk untuk memesan makanan, Rio melihat sosok Farah yang baru saja datang dengan membawa barang belanjaan yang sangat banyak.
'Farah! Haduh ... Dia udah datang, Aku terlanjur pesan makanan lagi, humb ... mudah-mudahan aja Dia gak pergi lagi, biar Aku bisa ngobrol sama Dia' gumam Rio dalam hati.