Aku benar-benar terkejut saat melihat pria itu, betapa tidak menyangka nya diriku saat ini bertemu dengan pria yang sempat pernah membuat hidupku berarti dan semakin berwarna.
"Rio," ujar Farah sambil melotot dan membuka lebar-lebar mulutnya karena terkejut dengan keberadaan Rio di warungnya.
"Kamu ... Kamu ngapain disini?" lanjut Farah dengan mata berkaca-kaca.
Rio lalu mendekati Farah, lalu mengusap air mata Farah yang sudah menepi di pipinya.
"Aku rindu sekali sama Kamu Far, Kamu kenapa tega ninggalin Aku tanpa ada kabar," ujar Rio dengan penuh rasa rindu yang sudah di pendam nya selama satu bulan berpisah.
Tangisan Farah semakin menjadi-jadi, rasa bahagia dan juga haru jadi satu, Rio lalu memeluk Farah.
"Kamu ngapain kesini Rio, Kamu nanti bisa di marah sama Mama Kamu kalau sampai tahu Kamu kesini untuk mencari ku," ujar Farah sambil menangis.
"Aku gak peduli Far, semua orang mau marah atau apa Aku gak peduli, karena tidak ada yang peduli selama ini sama Aku, mereka tidak peduli dengan kerinduan ku yang ku pendam, Aku rindu banget sama Kamu Far," ucapan yang sangat tulus keluar dari mulut Rio sehingga membuta Farah merasa tambah terharu.
"Jujur Aku juga sangat rindu sama Kamu Rio, Aku selalu menyibuk kan diri untuk bisa melupakan semua dunia ku selama ini, tapi sejujurnya Aku sangat lelah dengan apa yang Aku jalani saat ini, Aku rindu sama Bunda tapi aku gak punya keberanian untuk menghubungi nya," ucap Farah.
Rio lalu melepaskan pelukan nya, lalu mengusap mata Farah yang sudah di banjiri air mata.
"Sudah jangan nangis lagi ya, ini sudah malam, Aku seneng banget akhirnya bisa bertemu dengan Kamu Far, setelah sekian lama Aku mencari mu dan akhirnya Aku bisa menemukan mu disini,"
"Kamu nyariin Aku? Maaf ya Rio, bukan nya Aku gak mau memberikan kabar sama Kamu, tapi Aku merasa gak pantas untuk berteman dengan siapapun saat ini, karena Aku merasa Kamu terlalu baik untuk berteman dengan ku dari anak seorang wanita malam,"
Rio sontak terdiam dan mata nya langsung mengerut sambil menata tajam Farah.
"Wanita malam? Please Far, jangan Kamu berkata seperti itu, kasihan Bunda mu itu orang baik, semua itu hanyalah fitnah dari orang-orang yang kurang menyukainya, percayalah, karena Aku sudah bertemu langsung dengan Bunda mu, dan Dia adalah wanita yang baik, jadi gak mungkin Dia seperti apa yang di tuduhkan oleh orang-orang selama ini,"
Farah melepaskan tangan Rio yang memegang kedua lengan nya.
"Sudahlah Rio, Please gak usah bahas soal Bunda dulu ya, sekarang Aku mau tanya sama Kamu, bagaimana ceritanya Kamu bisa menemukan ku disini? Tidak ada orang yang tahu kan kalau Kamu ada disini?"
"Kamu tenang aja Far, semua nya aman, Aku gak mungkin kasih tahu siapa-siapa kok, Aku kesini tanpa di kawal siapapun, karena Aku sudah dua Minggu ini pergi dari rumah untuk mencari Kamu, dan Aku sudah bilang sama keluarga ku untuk tidak mencarimu kalau ingin Aku pulang, karena Aku pergi hanya untuk mencari keberadaan mu," jawab Rio lalu duduk di kursi ya g di sediakan di warung Farah.
"Terus apa kira-kira Mama dan Papa mu tidak memerintahkan orang lain untuk mengikuti mu?" tanya Farah lalu ikut duduk di sebelah Rio.
"Aman Far, Aku pastikan aman semuanya," jawab Rio sambil menatap Farah.
"Alhamdulillah, please ya Rio jangan sampai ada yang mengetahui keberadaan ku saat ini, termasuk kedua orang tua ku, karena Aku memang benar-benar tidak ingin mereka sampai tahu, Aku masih memiliki banyak target yang belum Aku gapai," ucap Farah dengan menatap kedepan, tatapan yang lelah itu tersirat dari cara Farah menatap, mata nya kini terlihat sayup dan juga merah, mata yang dulu sangat ceria kini kelihatan nya sudah tidak ada lagi di mata Farah yang sekarang.
"Kenapa Kamu tidak ajak Bunda Kamu ke sini kalau Kamu tahu perlakuan Ayah mu selama ini Far?"
Pertanyaan dari Rio seakan-akan menampar ku, rasanya sangat jahat memang jika Aku biarkan Bunda ku biarkan di jadikan kambing hitam nya Ayah, Ayah yang selalu senang-senang dengan cara memeras tenaga Bunda untuk terus-menerus bekerja siang dan malam.
"Far ... Kamu kok diam? Kenapa gak Kamu ajak Bunda Kamu kesini? Maaf bukan nya Aku lancang sih, tapi Aku mengetahui ini semua dari penglihatan ku sendiri, karena setiap pagi Aku menunggumu di depan rumah, dan di setiap pagi juga Kau melihat Ayah mu baru pulang dalam keadaan mata merah seperti sedang dalam pengaruh alkohol, dan begitu juga dia selalu menggandeng cewek-cewek seksi yang setiap harinya ganti-ganti cewek, Maaf Far, gak ada maksud menghina, Aku cuma kasihan aja dengan kondisi Bunda Kamu aja," lanjut Rio.
"Sudah Rio cukup, tolong jangan di terusin lagi, Sakit dan juga malu banget rasanya kalau dia adalah Ayah ku, semenjak Aku memutuskan untuk pergi Aku memilih untuk tidak lagi menganggapnya sebagai Ayah ku lagi Rio, Dia itu adalah lelaki yang sangat bejat, tidak pantas Jiak dia mendapat panggilan sebagai Ayah, karena sejak kecil Dia tidak pernah memberikan kasih sayang nya kepada ku, tapi sekarang setelah Aku dewasa Dia malah berusaha untuk menjual ku, dan sejak itu Aku putuskan bahwa Aku tidak pernah punya Ayah seperti lelaki bejat itu, jadi sudah Aku mohon jangan lagi Kamu ingatkan Dia, Dia bagiku kini sudah tiada di telan bumi," jawab Farah yang sudah dengan teguh nya melupakan Ayah nya sendiri karena rasa sakit hati nya dengan perlakuan kasar Ayah nya kepada bunda nya semenjak ia kecil hingga dewasa.
"Maksud Kamu Far? Maaf Aku sama sekali gak ngerti apa yang Kamu maksud," jawab Rio.
"Sudahlah Rio gak usah bahas soal itu dulu ya, Aku memang sudah tidak mau lagi mengingat tentang nya, Dan soal Aku mengajak Bunda kesini itu sebenarnya ada rasa ingin mengajak nya, tapi saat ini Aku masih belum memiliki banyak waktu dan juga uang untuk bisa menjamin kehidupan nya disini, Aku takut Bunda tidak bahagia bersama ku karena keadaan rumah ku juga sangat kecil, tapi Aku sudah memiliki niatan untuk mengajak nya kesini, hanya menunggu waktu yang tepat aja,"
"Terus Kalau kamu sudah bawa Bunda kesini apakah memang sudah ada rencana buat Kamu untuk terus tinggal disini?"
Pertanyaan dari Rio saat ini tidak bisa di jawab nya oleh Farah.
"Far? Apa Kamu akan menetap disini bersama Bunda disini kalau Kamu sudah mengajak nya tinggal disini?" tanya ulang Rio yang masih penasaran dengan jawaban Farah.