Chereads / Pernikahan impian / Chapter 11 - 11. Bunda Farah ternyata orang yang baik

Chapter 11 - 11. Bunda Farah ternyata orang yang baik

Melihat keseriusan Rio saat memohon kepadanya membuat Bunda Farah merasa iba, Karena merasa selama ini belum pernah ada yang datang ke rumah Farah dan mengatakan kalau mereka adalah sahabat Farah, dan teringat pula akan curhatan Farah bahwa di sekolah tidak ada satu orang pun yang mau berteman dengan nya hanya karena takut dengan Ayah Farah, namun kali ini ada seorang lelaki yang datang mencari Farah dan mengatakan bahwa Dia adalah sahabat dekat Farah, itu membuat hati Bunda Farah sangat terharu, air matanya menetes, lalu menjawab semua pertanyaan yang muncul dari mulut Rio.

"Nak ... terimakasih Kamu sudah mau menjadi sahabat anak saya, meski selama ini Farah belum pernah cerita tentang dirimu tapi saya tahu kedekatan kalian melalui foto yang tertinggal di rumah ini sebelum Farah pergi, tapi mohon maaf sekali Nak, Saya memang benar-benar tidak tahu menahu keberadaan Farah saat ini, karena memang perginya pun saya tidak tahu Nak, tolong Kamu doakan saja semoga Farah disana baik-baik saja dan bisa bangkit dari semua masalah dalam hidupnya saat ini Nak,"

Mendengar jawaban Bundanya Farah membuat Rio bingung mau mencari tahu lewat siapa lagi tentang keberadaan Farah.

Belum juga Rio pulang dari rumah Farah tidak lama kemudian Ayahnya Farah datang bersama dengan wanita nan Cantik dan juga seksi.

Dengan angkuhnya Ayah Farah masuk ke dalam rumah dan mengabaikan keberadaan Rio dan Bunda Farah di depan rumah saat itu.

'Astagfirullah, jadi ini Ayah nya Farah, kasihan sekali jadi ibunya yang seperti nya memang sudah tidak di anggap lagi, pasti perasaan nya sangat tertekan, apalagi Farah, mentalnya pasti terganggu juga dengan kelakuan Ayah nya, di tambah lagi Farah gak pernah punya teman di sekolah' batin Rio di dalam hati.

"Eh Nak, ya sudah ya Ibuk mau masuk ke dalam dulu mau menyiapkan sarapan buat Ayah Farah dulu, maaf kalau Saya gak bisa memberi informasi tentang Farah, karena memang saya benar-benar gak tahu keberadaan nya," ujar Bunda Farah yang membuyarkan keheningan di antara keduanya.

"Oh iya Tante gakpapa, terimkasih untuk waktunya sudah mau menerima saya, tapi saya akan tetap berusaha untuk mencarinya sampai ketemu, karena Saya gak bisa hidup tenang kalau belum tahu keberadaan nya saat ini," jawab Rio.

"Terimakasih Nak Kamu sudah mau peduli dengan Farah, saya merasa sangat tersanjung dengan perhatian Kamu ke Farah, karena baru kali ini ada orang yang mau memperhatikan nya setelah Saya, sekali lagi saya ucapkan terimakasih Nak Rio," melihat Bunda Farah matanya berkaca-kaca membuat Rio semakin kasihan dengan nya, belum lagi teringat tentang hinaan yang di lontarkan Mamanya saat itu, rasanya Rio jadi merasa bersalah dengan nya.

"Ya sudah Tante, kalau gitu saya pamit pulang dulu, salam buat Om," Bunda nya Farah hanya tersenyum dan mengangguk.

Rio pergi dengan mengendarai ojek yang sudah ia minta untuk menunggunya tadi.

Sepanjang jalan Rio masih merasa kasihan dengan Bunda Farah, yang terlihat dari tatapan nya sedang menanggung beban yang sangat berat yang tak bisa untuk di ungkapkan dengan sebuah kata-kata.

Di Tasikmalaya

Di desa ku saat ini Aku sudah mulai membuka usaha kecil-kecilan dengan membuka warung ikan bakar di pinggir jalan menggunakan sisa uang saku yang ku miliki saat ini, Aku sudah tidak lagi memperdulikan pendidikan ku, karena yang ada dalam fikiran ku saat ini hanyalah bagaimana cara agar Aku bisa bertahan hidup di tengah kota yang kini Aku hanya hidup sebatang kara tanpa di temani oleh siapapun.

Dan syukurlah Allah memberi nasib yang baik untuk ku, tak terasa sudah satu Minggu Aku memulainya dan pelanggan pun tak pernah sepi, mereka beriringan bergantian datang ke warung sederhana ku yang Aku kontrak itu.

"Mbak ... saya pesan Ikan kakap bakarnya ya satu," ujar seorang lelaki muda yang mengenakan baju serba hitam dan kaca mata hitam juga.

"Sama sate telurnya juga Mbak," lanjutnya.

Dan syukurlah dalam waktu yang singkat itu Aku merasa sudah cukup bisa jika Aku memperkerjakan satu orang untuk membantuku jualan, sungguh kebesaran Allah yang mendatangkan rejeki dari segala arah.

Setelah kurang lebih 15 menit ikan bakar pesanan nya sudah di antar kan kepada pemuda itu.

Warung sudah hampir tutup namun pemuda itu masih tetap santai menikmati makanan nya.

'Humb ... ini cowok cuma beli ikan satu aja lama banget sih, gak tahu ini udah mau tutup apa' gumam Farah kesal.

"Mbak ... saya pamit pulang dulu ya, anak saya pasti sudah menanti di rumah," ucap Mbak Dini sebagai partner kerja ku saat ini yang tempat tinggalnya berdekatan dengan tempat Aku ngekos.

"Oh iya Mbak, nanti biar saya yang tutup, salam buat anak-anak nya mbak," jawab Farah dengan sopan.

"Iya Mbak, saya bawa ayam bakar nya ini satu mbak,"

"Agh iya Mbak gakpapa, buat makan malam sama anak-anak," jawab Farah.

"Iya mbak, ya sudah Mbak, duluan," ucap Mbak Dini wanita yang sudah berumah tangga dan memiliki dua anak yang sudah sekolah SD semua.

"Oke Mbak," jawab Farah dengan ceria.

Farah lalu melirik ke arah pria yang sedang makan dengan santai itu, pria itu pun tetap makan dengan santainya, Farah menunggu nya sambil membuka ponselnya yang sudah sehari full belum ia buka karena kesibukan nya.

Sudah 1 jam makan pria itu belum juga pergi, dia masih makan sate telur puyuh yang di pesan nya 30 tusuk, Farah semakin merasa kesal karena waktu sudah menunjukkan pukul 23.00, dengan penuh hormat dan keberanian nya Farah menegur pria itu.

"Maaf Mas, warung Kita sudah mau tutup, karena ini sudah larut malam dan dagangan Kita sudah habis," ujar Farah.

"Tapi kan saya belum selesai makan nya Mbak, tunggu saya selesai dulu dong," jawab nya dengan santai dan tak melepas kaca matanya sama sekali.

"Tapi kita memang biasah tutup paling malam hanya di pukul 23 ini Mas, jadi kalau Mas nya mau lanjutin makan nya gakpapa di luar, dan gak usah bayar juga gakpapa, saya gratisin kok, karena saya udah capek banget Mas, mau istirahat," ucap Farah, meski sebenarnya ada rasa takut dalam dirinya karena saat itu ia hanya seorang diri dan harus berhadapan dengan pria yang tidak ia kenal sama sekali.

"Oh gitu ya, Mbak capek jualan, kalau gitu ikut saya pulang aja yuk, Saya gak akan biarkan Mbak cantik ku ini jualan sampai larut malam begini," jawab Pria itu dengan membuka kaca mata nya dan juga jaket hitam yang ia gunakan untuk menutupinya di bagian kepala nya.

"