Karena merasa risih dengan keberadaan Tania maka Rio pun pergi dan mengabaikan Tania.
"Ih ... sombong banget sih jadi cowok, lihat aja ya, Gue bakal buat Loe tunduk dan ngemis-ngemis cinta ke Gue," ketus Tania kesal karena merasa tidak di hargai.
Rio kelihatan sangat gelisah, sudah di dalam kelas pun ia tetap berharap Farah datang.
"Hey Bro ... elo kenapa sih kok gue perhatiin muka Loe galau banget hari ini," sapa Fatih sebagai teman dekat Rio yang memiliki hobi sama, mereka sama-sama menyukai olahraga basket, dari basket itulah mereka sering berbagi cerita tentang pengalaman selama main basket.
"Eh Bro ... Hufh ... enggak tau rasanya gue gak tenang banget Bro," jawab Rio sembari menghela nafasnya.
"Oh iya Bro, gue boleh tanya nggak?" lanjutnya.
"Boleh, mau tanya apaan sih memangnya, kelihatan nya serius amat," jawab Fatih lalu duduk di kursi tempatnya Farah.
"Elo tadi lihat Farah nggak?"
"Oh ternyata ini yang membuat muka Loe dari tadi kayak di tekuk dan galau banget," ledek Fatih.
"Agh jangan gitu dong Bro, Elo lihat Dia nggak nih pertanyaan nya,"
"Ya enggak lah Bro, Dia belum datang kayaknya dari tadi, biasanya kan elo jemput Dia, kok tumben ini tadi pagi Kok gak barengan?"
"Itu Dia masalah nya Bro, Gue sedang ada Masalah, jadi gak bisa barengin Dia tadi," Rio semakin kelihatan sangat gelisah, jari-jari nya dari tadi pun tidak bisa diam, sehingga sangat kelihatan gelisah.
"Humb ... ada masalah apa sih? Kok sampai gak di samperin ke rumah nya? Biasanya kalau lagi ngambek pun elo sempatin tuh buat jemput Dia," selidik Fatih.
"Hufh ... panjang bro cerita nya," setiap ada murid yang masuk pandangan Aditya pun langsung ke arah pintu.
'Farah ... Kamu dimana sih? Apa kira-kira Kamu sakit makanya Kamu gak datang ke sekolah? Ayo Dong datang Far' pinta Rio dalam hati.
"Ya udah Bro, gak usah di buat pusing, mending di buat main basket aja dulu yuk, untuk mengalihkan pikiran elo yang sedang kacau," ajak Fatih.
"Agh kondisi gue lagi kacau Bro, Gue cabut dulu ya, Mau gue samperin dulu Farah ke rumahnya," Rio menyahut tas nya lalu pergi begitu saja.
"Hey ... Rio gila Loe, sini dulu agh," teriak Fatih, namun Rio tetap saja pergi dan mengabaikan nya.
"Dasar ya itu anak udah gila kali ya, masak rela bolos cuma gara-gara cewek, humb ... memang gila deh," gumam Fatih sambil geleng-geleng.
Rio lalu lewat gerbang belakang agar tidak ketahuan eh Rendy, ia mencari ojek untuk mengantarnya ke rumah Farah.
"Gue harus lebih pinter dari Rendy, iya ... Gue gak boleh diam aja, Farah adalah penyemangat ku, kalau Dia gak masuk ke sekolah maka gue gak akan masuk juga, karena percuma gue di sekolah tapi fikiran gue gak bisa fokus sama sekali," gumam nya.
"Mas ... hantarkan saya yok," ucap Rio kepada tukang ojek yang sedang mangkal di area itu juga.
"Oke mas siap," jawab tukang ojek itu dengan semangatnya.
Rio pun langsung naik dan agar tidak ketahuan Rio melepas baju seragam nya dan di masuk kan ke dalam tasnya.
Sesampainya di rumah Farah, Rio memperhatikan nya terlebih dahulu dari atas motor yang di ditumpanginya.
"Kok rumah nya sepi banget, kayak gak ada orang gitu di rumah," gumam Rio celingukan mencari-cari di berbagai sudut.
"Bagaimana Mas? Mau turun atau enggak ini? Saya nanti ketinggalan orderan kalau kayak gini caranya," ketus tukang ojek itu.
"Tunggu pak, masalah uang gampang, nanti akan saya bayar lebih, bapak sekarang tunggu disini dulu, saya mau samperin duku rumah ini, nanti kalau gak ada orang ya biar saya gak sulit lagi cari ojek," jawab Putri lalu turun dari motor namun tidak melepaskan helm milik tukang ojek yang ia pakai.
"Ya sudah kalau gitu saya tunggu Mas, yang penting bayarnya lebih Lo nanti," ketus tukang ojek.
"Gampang," Rio lalu mendekati rumah Putri, ia ketuk-ketuk pintu rumahnya.
Tok tok tok
"Permisi, Farah, ini Aku Rio, Far, ayo dong keluar sebentar, Aku pengen bicara sebentar aja sama Kamu, please Far keluar ya,"
Lalu ada seorang wanita cantik dan anggun penampilan nya, yang usia nya sekitaran 35an membukakan pintu nya.
"Ada apa ya? Cari siapa?" tanya Bunda Farah.
"Eh Tante, maaf saya mau cari Farah, apa ada di dalam Tante?" tanya Rio gugup karena itu baru pertama kalinya bertemu langsung dengan Bundanya Farah.
"Umb ... maaf ya Nak, Kamu siapa nya Farah?" Bunda Farah malah balik nanya.
"He he .. maaf Tante, saya teman dekat Farah, yang biasanya jemput Dia, tetapi tadi kebetulan gak saya jemput, tapi kok kayak gak kelihatan di kelas, apa yang terjadi Tante? Apa Farah drop? Dia sakit?" tanya Rio beruntut.
"Maaf Nak Farah nya gak ada di rumah," jawab Bunda Farah.
"Apa?" Rio terkejut.
"Terus kemana Dia Tante? Tadi Dia gak masuk sekolah tuh," lanjutnya.
"Maaf Nak, Saya gak bisa kasih tahu siapapun dimana keberadaan Farah saat ini, karena Saya juga gak tahu Dia dimana," jawab Bundanya Farah dengan wajah yang terlihat sangat lesu.
"Kok gitu Tante, bukan nya Tante ini Mamanya Farah kan? Kok bisa gak tahu Farah ada dimana, Tante gak bohong kan?" Rio berusaha meyakinkan kembali.
"Tante ... tolong jawab pertanyaan saya dengan sejujurnya, karena Saya merasa sangat bersalah sekali dengan Farah Tante, saya merasa kepergian nya gara-gara kejadian semalam di rumah saya Tante, jadi saya mohon beri tahu saya dimana Farah saat ini supaya saya bisa bicara dengan Farah," pinta Rio.
Bundanya Farah lalu melangkah sedikit kedepan, tatapan nya terlihat sangat berat, seperti sedang ada beban yang sedang di simpan nya sendiri.
"Maaf Nak, saya beneran tidak tahu keberadaan nya Farah dimana saat ini, tapi saya minta sama Kamu tidak usah cari Dia lagi, biarkan dia memulai hidupnya di sana bertemu dengan orang-orang baru yang akan menjadi teman hidup nya sehari-hari, karena Saya yakin Farah bahagia disana, dan Kamu juga gak usah berfikiran kalau Farah pergi karena Kamu, tapi sebenarnya memang ada masalah pribadi yang membuatnya lalu pergi," jelas Bunda Farah dengan suara nya yang lemah lembut.
Rio tersenyum sinis sambil geleng-gelengkan kepalanya, Rio mendekati Bunda Farah lalu memohon kepadanya.
"Tante, please beri tahu saya dimana Farah saat ini, Saya merasa nggak tenang disini, saya hanya ingin memastikan saja Kalau dia baik-baik saja disana, dan saya juga hanya ingin menyampaikan permintaan maaf atas perkataan Mama saya ke Farah yang sangat kurang baik tadi malam Tante,"