"Hey ... Kamu sekarang berani melawan Aku ya," gertak Ayah Farah sembari memijat lengan ibu Farah dengan sangat kencang hingga membuat Ibunya Farah merintih kesakitan.
"Agh Mas sakit,"
"Huh ... cuma di giniin aja Kamu sudah merintih kesakitan, tapi gitu beraninya Kamu menentang ku," gertak Ayah Farah sekali lagi.
Ibunya Farah lalu menatap lelaki bejat itu dengan tatapan yang tajam dan penuh kebencian, sembari melontarkan kata yang Pastinya akan membuat nya marah.
"Silahkan Mas Kamu mau patahkan tangan ku pun Aku gak akan pernah takut lagi, Aku sudah lelah mengikuti semua kemauan mu, Aku lama-lama muak melihat muka yang di penuhi dengan iblis seperti mu, Sekarang Kamu mau patahkan tangan ku pun Aku gak takut, selama ini Aku diam bukan berarti takut, tapi Aku hanya tidak mau anak ku meniru sikap kasar ku jika Aku melawan mu,"
Sontak Ayah Farah pun melepas lengan Bunda Farah dengan sangat keras hingga ia jatuh tersungkur ke lantai. Matanya merah karena efek mabok berat semalaman minum-minuman, dengan mata merahnya ia melotot ke ibunya Farah lalu mendekatinya, dan jongkok tepat di hadapan Bunda Farah.
"Oh Kamu kali ini benar-benar nantangin saya ya,"
"Plaaak,"
Sebuah tamparan yang keras menepi di pipi ibunya Farah. Tidak cukup sampai di situ, Ayah Farah lalu menarik rambut Bunda Farah.
"Hey ... Kamu itu udah gak ada harganya lagi bagiku, tapi selama Kamu masih bisa menghasilkan uang yang banyak untuk Aku maka disitulah Aku masih akan membiarkan mu hidup, tapi Kamu tunggu saja kalau Kamu sudah gak mau menghasilkan uang lagi maka siap-siap saja Aku akan penggal lehermu hidup-hidup," dengan kata-kata kasar itu belum cukup, masih di tambah lagi mencekik Bunda Farah hingga ia sesak lalu baru di lepas oleh nya.
Setelah merasa puas menyiksa Bunda Lelaki bejat itu pergi sembari tertawa puas, namun sebelum pergi pun ia masih sempat mengambil uang dari tas Bunda, karena memang hasil uang melayani laki-laki di club malam sama Ibuku seluruh nya di berikan kepada lelaki bejat itu, karena Bunda sebenarnya tahu itu adalah jalan yang salah.
Kini Aku enggan memanggilnya sebagai Ayah, karena rasanya perlakuan nya itu sudah seperti iblis, dia sudah tidak lagi memiliki hati, yang ada dalam otaknya hanya uang, uang dan uang. ia rela mengorbankan anak istrinya yang penting Dia bisa membayar wanita-wanita seksi dan bisa membeli minuman untuk kepuasan nya sendiri.
Dengan perlakuan nya yang seperti itu bagiku tidak pantas ia di sebut sebagai manusia lagi.
Pada hari itu Bunda meneleponku berkali-kali, namun Aku mengabaikan nya, Aku tidak ingin mendengar suaranya, karena saat itu yang ada dalam fikiran ku bahwa Ibu ku tiada bedanya dengan Ayah, tanpa Aku dengar terlebih dahulu penjelasan dari Bunda apa sebab nya ia bisa terjerumus ke dunia malam itu.
Karena merasa tidak ada respon dariku maka Bunda mengirim pesan chat singkat, dan isinya membuat ku sangat terpukul dan merasa kasihan dengan nasibnya di sana.
(Assalamualaikum Farah, Anak ku ... Kamu dimana Nak? Kamu baik-baik saja kan? Bunda berharap Kamu akan baik-baik saja Nak, Maafkan Bunda ya Nak, Bunda belum bisa menjadi Ibu yang baik untuk mu, tapi ketahuilah Nak, Bunda sangat menyayangimu, Bunda merasa lega karena Kamu bisa pergi dari sini, itu artinya Kamu akan baik-baik saja dan tidak akan menjadi korban dari kelakuan bejat Ayah mu, sudah cukup Bunda saja yang Dia jual Nak, dan sekarang Bunda sangat lega karena Kamu sudah pergi secara diam-diam karena Ayahmu sudah memiliki pandangan untuk menjual mu kepada seorang pengusaha kaya raya, Kamu disana jaga terus kesehatan mu ya Nak, kalau Ibu boleh menyarankan pergilah sejauh mungkin Nak, tidak usah fikirkan lagi nasib Ibu disini, hubungi Bunda jika Kamu sedang membutuhkan biaya disana Nak, Dan satu hal lagi Sayang, Apapun yang ibu berikan buat Kamu itu pasti halal, uang haram hasil yang menjijikkan itu seluruh nya di pakai oleh Ayahmu, jadi jangan khawatir Nak, karena Bunda pasti akan selalu memberikan yang baik untuk Kamu, Nb;salam Bunda yang selalu menyayangimu Nak)
Air mataku tak kuasa lagi ku bendung, Aku merasa sangat bersalah karena Telah menuduhnya dengan tuduhan yang sangat keji, dan ternyata semua itu adalah ulah bejat lelaki yang menjijikkan itu.
'Ibu ... maafkan Aku, Farah janji sama Ibu kalau Farah akan buat perhitungan dengan lelaki bejat itu Bu, Farah gak akan tinggal diam karena Dia telah menghancurkan hidup Ibu yang telah melahirkan Ku, Farah gak akan tinggal diam kali ini Bu, lelaki bejat itu benar-benar iblis, Dia benar-benar tidak memiliki hati nurani, lihat aja Farah akan buat perhitungan dengan nya' ketus Farah dalam hatinya.
Setelah membaca pesan singkat dari Bunda itu semakin membuat semangat ku bangkit, Aku harus kuat agar bisa melindungi diriku dan juga ibuku, agar tidak seenak nya laki-laki itu menginjak-injak ku dan juga Ibu.
Tepat pukul 9.00 pagi, Farah keluar dari kos nya, ia berniat mencari pengalaman bekerja untuk bisa terus memenuhi kebutuhan nya tanpa merepotkan Ibunya lagi, ia mencoba mengirimkan beberapa surat lamaran kerja di berbagai toko, karena sadar akan ijazah yang dia miliki maka ia hanya berani melamar sebagai pelayan toko untuk sementara waktu ini.
"Intinya Aku harus sukses agar bisa melindungi Ibu, Aku gak boleh terus-terusan bergantung hidup kepadanya," ucap Farah sembari berjalan menelusuri jalan meski terik matahari sangat panas namun itu tidak mematahkan semangatnya untuk terus mencari lowongan pekerjaan sampai dapat.
Tasikmalaya
Di Sekolah SMK Nusa Dua.
Betapa semangat nya Rio berangkat ke sekolah sangat pagi dari rumahnya, ia berharap agar segera bertemu dengan Farah, karena ia mulai sekarang pergi kesekolah selalu di kawal oleh Rendy, orang kepercayaan Mamanya Rio, sehingga membuat Rio tidak bisa singgah ke rumah Farah untuk menjemput nya.
Mamanya Rio kali ini benar-benar memperketat pergaulan anak nya, sehingga ia sampai memutuskan asisten nya untuk terus mengawal Rio.
Sambil menunggu Farah datang Rio rela berpanas-panasan di gerbang sekolah.
"Farah ... ayolah datang, Aku rindu ingin mendengar kabar mu, meskipun hanya sekilas saja," gumam lirih Rio.
"Hay Rio, ngapain Kamu disini, pasti nungguin Aku ya," sapa Tania yang menghampiri nya.
"Iya dong pastinya, Nunggu siapa lagi kalau bukan Kamu," sahut Keysa.
Namun Rio tetap bersikap cuek, ia sama sekali tidak menoleh sedikitpun ke arah Tania dan Keysa, baginya saat ini hanyalah Farah yang bisa membuat hatinya benar-benar merasa nyaman.