Hati Farah saat itu sudah mulai merasa tidak tenang saat Rio di hubungi oleh Mama nya, karena baru pertama kali ini ia bolos dari sekolah bersama Rio, dan baru pertama juga Mama nya mencari keberadaan nya.
"Hallo Ma?" ucap Rio.
"Hallo sayang, Kami dimana?" tanya Mama Rio.
"Umb ... sekolah dong Ma, kan masih jam sekolah," jawab Rio dengan santainya.
"Jangan bohong Rio, Mama mau Kamu sekarang balik ke sekolah atau akan Mama kurangi uang jajan mu," tegur Mama Rio dengan tegas.
"Mama ngomong apaan sih, Aku ada di sekolah Ma, nggak bolos," Rio menoleh ke Putri sambil memukul kepalanya.
"Bagaimana ini? Mama tahu kalau Kita bolos," bisik Rio sambil menjauhkan ponselnya dari mulutnya.
"Terus bagaimana," jawab Farah yang terlihat takut.
"Rio! Kamu pulang sekarang juga atau Mama akan kurangi uang jajan mu," tegas Mama sekali lagi.
"Iya iya Ma Aku balik ke sekolah," jawab Rio dengan pasrah.
"Oke, Mama akan tunggu Kamu di sekolah sekarang,"
"Apa? Mama tunggu di sekolah?" Rio terlihat sangat kaget.
"Nggak usah deh Ma ya, Aku balik kok, janji deh," lanjut nya.
"Enggak, Mama pengen kenal dengan cewek yang sedang bersama Kamu sekarang, ya sudah cepat balik, Mama gak mau tahu pokok nya Mama akan tunggu Kamu disini," Mama Rio lalu mematikan telepon nya.
"Haduh, kacau deh," ucap Rio sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Apanya yang kacau Rio?" tanya Farah.
"Parah banget nih, Mama nungguin Kita di sekolah," jawab Rio yang terlihat panik.
"Apa? Haduh ... mati deh Kita," jawab Farah terlihat gelisah.
"Mati? Memang nya kenapa? Kamu kan belum kenal sama Mama ku, Kok bisa bilang parah," tanya Rio.
"Ya parah lah Rio, Sudah terlintas dalam bayangan ku saat ini ekspresi Mama Kamu, pasti Dia marah banget deh, haduh ... Aku gak ikut nemuin ya nanti, jujur Aku gak berani loh," rengek Farah dengan wajah manja nya.
"Udah ayo mending Sekarang Kita balik deh, Mama keburu marah nanti," ucap Rio yang sudah berada di atas Motornya, Farah lalu nurut dan langsung naik ke Motor juga.
Di sepanjang jalan fikiran ku sudah gak karuan, Aku membayangkan wajah Mama Rio nanti saat bertemu, meski Aku belum pernah bertemu secara langsung dan belum tahu watak nya seperti apa tapi Aku melihat fotonya dari ponsel Rio, menurut pendapatku dari foto-foto di ponsel Rio Mama nya terlihat orang yang galak karena di setiap foto tatapan nya pun terlihat sinis.
Perjalanan antara Bogor-Jakarta cukup lama, selain jalan yang macet saat itu ada hujan di sertai angin pula sehingga membuat ku dan Rio harus berhenti dulu sejenak, Kita berteduh di teras warung yang kebetulan warungnya pun sedang tutup.
"Haduh mampus deh Kita Far, Mama pasti marah banget ini, mau nelfon gak ada sinyal lagi disini," gumam Rio terlihat cemas.
"Kita nekat aja gimana Rio, Aku takut nanti Mama mu malah berasumsi buruk tentang Kita lagi, Aku takutnya nanti Kamu malah gak boleh berteman dengan ku Rio," Farah terlihat sangat melas, karena baru pertama kali nya ia memiliki teman setelah sekian tahun ia selalu di jauhi oleh teman-temannya.
"Kamu ngomong apa sih Far, Mama ku itu bukan tipe seperti itu, Mama gak pernah membatasi Aku mau berteman sama siapa aja, Mama juga gak membatasi Aku mau dekat dengan siapa, cuma memang semua teman Aku itu pasti Mama tahu, jadi itu sebabnya sekarang Mama pengen tahu Kamu supaya kenal, karena memang Mama dari dulu begitu, Kamu tenang aja ya, gak usah mikir yang aneh-aneh ya," penjelasan dari Rio barusan bisa membuat Farah sedikit tenang.
Sudah dua jam lebih Aku dan Rio menanti hujan yang belum juga reda, dan akhirnya kita berdua memutuskan untuk nekat pulang, meski harus merasakan dingin dingin yang luar biasa kala itu tapi Aku berusaha menahan nya.
Di tengah deras nya hujan, Aku dan Rio mengendarai motor dengan mengurangi kecepatan nya dari hari biasa nya, setelah perjalanan 3 jam kita sampai di Jakarta, dan cuaca di Jakarta sangat panas, tiada hujan sedikit pun, sedangkan badan kita berdua kala itu basah kuyup, Rio mengajak ku untuk berhenti di sebuah mall untuk mengganti pakaian ku karena khawatir Aku masuk angin.
"Tut ... Tut ... Tut ..."
Berulang kali ponsel Rio berbunyi, dan saat dilihat nya ternyata banyak chat dari Mama nya yang baru saja masuk.
"Farah ... kayaknya Kita langsung balik ke rumah Ku aja ya, Aku akan kenalin Kamu ke Mama," ucap Rio setelah membaca pesan-pesan dari Mama nya.
"Apa? Aduh ... Aku gak berani Rio, Kamu aja ya yang pulang, Aku langsung balik ke rumah," ujar Farah yang belum siap bertemu dengan Mama Rio.
"Please ya Far! Mama ku nanti malah berfikir aneh-aneh kalau Kamu gak ikut, karena Kita sudah di tunggu Mama dari tadi, percaya deh sama Aku, Mama ku gak mungkin marah, Dia cuma khawatir aja, ya biasalah orang tua itu memang kayak gitu," jawab Rio sambil menggenggam tangan Farah.
"Oke deh, Aku ikut sama Kamu, humb ... apapun resiko nya nanti Aku harus siap deh kayaknya,"
"Resiko? Maksud Kamu,?" tanya Rio heran.
"Umb .... gak jadi deh Rio, Ayo Kita jalan, Kita langsung kerumah Kamu aja," jawab Farah.
"Oke, Makasih ya Kamu sudah mau nerima tawaran dari Aku," ucap Rio, Farah hanya mengangguk saja sambil tersenyum.
Sebenarnya Aku takut banget di ajak singgah di rumah Rio, karena ini baru pertama kalinya dan yang membuatku takut lagi karena Mama nya mengetahui kalau Aku sama Rio telah bolos sekolah hari itu, di sepanjang jalan Aku hanya berharap Mama nya tidak marah kepadaku dan mengizinkan Aku untuk tetap berteman dengan Rio.
Setelah perjalanan 30 menit Rio berhenti di depan rumah lantai 3, rumahnya terlihat sangat besar dan juga megah, rasanya Aku tidak punya keberanian untuk menginjak kan kaki di rumah itu, karena Aku merasa hanyalah anak orang biasa.
"Dah sampai Far, Ayok masuk," ajak Rio, Farah tercengang melihat kemegahan rumah Rio.
"Ini rumah Kamu Rio?" tanya Farah.
"Iya ... sudah ayo cepat masuk, Papa sama Mama sudah menunggu kita di ruang tamu," ajak Rio yang terkesan buru-buru, Farah pun lalu mengikuti ajakan Rio.
Baru saja masuk Kita berdua sudah di sambut oleh Mama Papa Rio.
"Hai Ma, Pa," ucap Rio lalu mencium tangan kedua orang tuanya, Farah lalu mengikuti nya.
"Hai Tante, Om," ucap Farah sambil merunduk.
"Hai ... ayo silahkan duduk," ucap Mama Rio sembari tersenyum tipis.
"Ini Ma, Pa teman baru Rio di sekolah Cipta Bangsa," ucap Rio sambil menunjuk Farah yang duduk di sampingnya.