"Hai Farah, udah siap belum," teriak Rio dari atas motor nya.
"Iya sebentar, masih ambil sepatu," jawab Farah dari dalam.
Farah lalu buru-buru keluar, rambut Farah jadi berantakan karena Dia bangun kesiangan.
"Ih tumben rambut Kamu masih berantakan gitu," kritik Rio.
"Haduh .. Aku gak sempat rapihin, bangun nya kesiangan tadi Aku," jawab Farah.
"Oh oke gakpapa, meskipun begitu Kamu tetap cantik,"
"Agh apaan sih Rio, gak usah gitu deh, malu tau," jawab sengit Farah, lalu naik ke motor Rio yang super gede itu.
"Oke let's go, Kamu pegangan yang kenceng ya," ujar Rio lalu mulai melaju kan motornya.
Tanpa Rio ketahui ternyata Mama Papa Rio penasaran dengan sosok wanita yang kini dekat dengan Rio saat ini, Karena terlalu penasaran nya Mama Rio sampai ngikutin di belakang Rio sejak berangkat dari rumah.
Orang tua Rio mengetahui dari Tania tentang kedekatan nya dengan Farah, Tania telah membongkar kedekatan mereka meski tidak secara gamblang menjelaskan tentang status keluarga Farah.
"Oh ternyata itu cewek yang dekat sama Rio, cantik juga, umb ... tapi di lihat dari model nya sih baik anak nya, periang juga, itulah yang membuat Rio nyaman sama itu cewek, tapi Aku harus tahu dulu latar belakang nya bagaimana ini anak," gumam Mama Rio saat melihat lingkungan rumah Farah.
Mama Rio memang masih terlihat sangat cantik, meskipun usia nya kini sudah memasuki 40.an namun ia tetap terlihat muda, barang-barang yang di pakai nya selalu barang branded, ia juga memiliki usaha butik maka itulah penampilan nya juga selalu fresh dan modis, ia sebenarnya orang yang baik, dan juga tidak sombong kepada siapapun, namun kalau untuk pasangan anak nya ia selalu teliti dan yang paling di utamakan oleh nya adalah pendidikan nya harus setara dengan anak nya, karena memang kebetulan Rio adalah anak dari seorang pengusaha kaya, Papanya seorang pemilik perusahaan besar di Jakarta, dan Mama nya pemilik butik yang lumayan banyak juga pelanggan nya.
Setelah mengetahui rumah Farah, Mama Rio yang bernama Vanesa itu menghubungi orang-orang suruhan nya untuk mencari tahu lebih dalam tentang Farah.
"Aku harus tahu latar belakang nya dulu, bagaimana keluarga nya Dia, dan bagaimana juga kepribadian wanita itu, kalau memang Dia anak yang baik, dan setara dengan Rio mungkin ya masih bisa lah, tapi kalau sampai Dia matre maka Aku gak akan segan-segan buat perhitungan sama Dia," ketus Mama Rio.
Mama Rio lalu mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi Rendi sebagai orang kepercayaan nya.
"Hallo, Rendi," ucap nya dengan suara yang serius.
"Iya Bos, ada yang bisa saya bantu," jawab Rendi.
"Saya ada tugas penting untuk Kamu," Mama Rio lalu menerangkan tugas yang di berikan nya kepada Rendi.
"Oh baik Bos, siapa!" jawab Rendi dengan sigap.
"Oke, saya tunggu kabar nya secepat mungkin," ucap Mama Rio dengan tegas.
"Baik Bos, siap!" jawab nya.
Mama Rio lalu mematikan ponsel nya.
Setelah merasa urusan nya selesai Mama Rio kembali pulang kerumahnya.
***
Di sekolah.
Baru saja Putri turun dari motor Rio sudah di sambut dengan Tania dan juga teman geng nya.
"Wah ...ada yang lagi sok romantis deh kayak nya akhir-akhir ini, so sweet banget, tapi sayang nya laki nya gak tau tuh kayak nya kalau si cewek adalah anak dari seorang wanita malam," ketus Tania.
"Ha ha ... ya iyalah gak tahu, kan cewek ulet jadi pandai nutupin aib kejelekan nya," sahut Kesya dengan sinis.
"Rio, Kamu masuk duluan aja ya, Aku mau bicara dulu sama mereka," ujar Farah.
"Farah, kita masuk aja yuk, Aku gak mau Kamu ngurusin hal gak penting kayak gini," ajak Rio
"Enggak Rio, mereka sudah menghina Ibuku, Aku mungkin masih bisa diam kalau mereka menghina ku, tapi kalau sudah menyangkut Ibu, Aku gak akan tinggal diam, Kamu mohon Kamu masuk duluan deh," ujar Farah yang mulai terlihat emosi.
"Ya sudah Aku masuk duluan ya," sebelum pergi Rio berhenti di samping Tania sambil mengucapkan sesuatu.
"Jangan pernah kalian cari masalah sama Farah kalau Kalian memang pengen tetap berada di sekolah ini, Aku bisa kapan aja buat Kalian di keluarkan dari sini kalau kalian sampai berani membuat Darah bersedih," bisik Rio.
"Aku bicara dengan fakta, dan yang jelas Aku sayang sama Kamu Rio, Aku gak mau Kalau Kamu sampai masuk ke perangkap nya wanita murahan itu," jawab Tania, namun Rio hanya tersenyum sinis lalu pergi begitu saja.
Tatapan mata Farah sangat tajam, ia menatap Tania dengan penuh amarah, Farah perlahan-lahan Melangkah mendekati Tania.
"Elo kira dengan ekspresi Elo yang kayak gitu Gue bakalan takut gitu? Ih ... Gue sama sekali gak pernah takut sama Elo ya Farah, karena semua yang Gue ucapin itu benar, Ibu mu adalah seorang wanita malam, dan karena Kamu anak seorang,"
"Plak," belum selesai Tania bicara tiba-tiba sebuah tamparan keras mengenai pipi Tania.
Farah benar-benar marah, ia tak bisa lagi menahan emosinya.
"Hei ... berani ya Kamu sentuh pipi teman Kita," ketus Chelsea, yang termasuk teman geng nya Tania.
"Aku bisa lakukan lebih dari itu jika kalian sudah berani menghina Ibuku," jawab Farah dengan tegas.
"Kamu berani ya sama Gue," ketus Tania lalu semakin mendekati Farah, dan hampir menamparnya, namun Farah berhasil menangkis tangan Tania.
"Jangan pernah Kamu coba-coba mengusik kehidupanku kalau kalian masih mau hidup tenang, karena Aku gak akan tinggal diam kalau ada yang berani mengganggu Ibu ku, apalagi sampai menghina nya, camkan itu," jawab Farah dengan tegas sambil menunjuk-nunjuk muka Tania.
"Kalau Kamu Aku kasih lihat sebuah foto ini apa kira-kira Kamu akan tetap mengela dan mengatakan kalau Aku memfitnah Ibu mu," sahut Kesya sambil menunjuk kan foto ibu Farah berpakaian seksi sedang bersama pria lain.
Hatiku hancur berkeping-keping saat itu, ingin Aku tak percaya dengan apa yang mereka katakan, namun di foto itu sangat terlihat jelas bahwa ibu seperti sedang dalam keadaan mabuk, dan bermesraan dengan pria lain, Aku benar-benar gak menyangka ternyata Ibu tiada bedanya dengan Ayah, mereka berdua sama-sama bejat dan jahat, Aku marah, aku kecewa, Aku juga hancur, namun Aku tak bisa berbuat apa-apa, menangis adalah caraku untuk meluapkan semua isi hatiku saat itu.
Setelah melihat foto itu, air mata Farah langsung menetes, ia tidak bisa lagi menahan nya. Farah lalu berlari pergi meninggalkan sekolah, ia terus berlari hingga akhirnya ia berhenti di sebuah taman yang di tengah nya terdapat kolam ikan yang cukup besar, dan di pinggirnya ada sebuah kursi, Farah lalu duduk di kursi tersebut sambil terus menangis.