Chereads / Tuan Muda yang Mahakuasa / Chapter 7 - Aku akan mentraktir kalian semua

Chapter 7 - Aku akan mentraktir kalian semua

Biksu tua itu bukan satu-satunya yang tertawa, murid-murid di belakang dan orang-orang yang melihat mereka juga tertawa terbahak-bahak.

Tapi tidak peduli seberapa keras mereka menertawakannya, itu tetap tidak bisa mengubah ekspresi Adolf.

Setelah mereka berhenti tertawa, dia melanjutkan, "biksu tua, kamu tidak bisa melihat kesucian dibalik kotoran, itulah mengapa kamu masih tersesat hingga sekarang." "Sebelum kau mencoba mencari kebenaran di balik bidah, kau harus terlebih dahulu melihat kebenaran dibalik hal-hal yang kau pikir buruk."

Si biksu, "..."

Tiba-tiba wajah biksu itu membeku seperti orang yang tiba-tiba kehilangan jiwa.

Dia tidak mengatakan apa-apa lagi sehingga menyebabkan murid-murid sekte bulan ungu yang ingin melihat dia memarahi Adolf kesal.

"Apa yang terjadi pada biksu ini? Apakah dia bodoh?" Tanya salah satu dari mereka.

"Bagaimana kata-kata seorang manusia fana membuatnya terdiam? Ku pikir dia biksu unik seperti Devil Hand Bodhisattva, seorang pemabuk dengan pengetahuan yang tak terbatas, tapi ternyata dia hanya biksu sesat yang berpura-pura misterius."

"Untungnya, kultivasinya lumayan tinggi, jika tidak, aku pasti akan menendang kepalanya yang botak."

Mereka dengan cepat mengabaikannya. Tentu saja, itu karena mereka tidak tahu identitasnya yang sebenarnya. Jika mereka tahu siapa dia, mereka mungkin tidak keberatan menjilat sepatunya.

Adolf, di sisi lain, memerintahkan Snow untuk mendorong kursi rodanya.

"Ayo masuk, aku sudah tidak tahan lagi," ucapnya.

Snow tampaknya menjadi lebih patuh, dia tidak menunda saat dia memberinya perintah.

Tapi dia harus mengambil jalan memutar karena biksu tua itu berdiri tepat di depan kursi roda.

Hanya dia dan Miya serta beberapa murid elit yang mengikuti Adolf menuju restoran, kebanyakan murid memilih tetap menunggu di luar.

Itu karena jumlah mereka terlalu banyak, dan restoran bebek nirvana juga terkenal dengan harga menunya yang sangat mahal. Diantara mereka, hanya sedikit yang mau menggunakan uang mereka untuk makan di sana.

Tapi sebelum kursi roda Adolf melewati pintu restoran itu, dia tiba-tiba menghentikannya.

Dia kemudian menatap orang-orang yang masih diam, "apa yang kalian tunggu di sana? Mengapa kalian tidak mengikuti tuan muda ini?"

"Oh, apakah kalian tidak memiliki uang untuk makan di sini? Jangan khawatir, hari ini, tuan muda ini akan mentraktir kalian semua."

"..."

Sonny atau pria yang sebelumnya melemparkan kapak ke Adolf kebetulan salah satu murid yang tidak ikut ke restoran itu. Dia termasuk murid yang kuat, tapi menilai dari sikapnya yang pemarah, dia mungkin sedang miskin sekarang.

Diantara semua murid yang tidak mengikuti Adolf ke restoran, dia tampaknya yang paling tersinggung oleh kata-kata Adolf.

"Boy, berhenti membual, apa kau pikir restoran ini menerima daun sebagai alat pembayaran?"

Yang lainnya mengangguk setuju.

"Bahkan jika Fairy menjual semua kekayaannya, dia mungkin masih tidak dapat mentraktir kita semua makan di restoran ini, bagaimana mungkin manusia fana seperti mu dapat melakukannya?"

"Dia mungkin ingin menjual dirinya."

"Hahaha, itu bodoh. Apakah dia tahu berapa harga sepiring nasi di restoran ini? Bahkan jika dia menjual dirinya, itu masih tidak cukup untuk membeli sebutir nasi di sini."

"Sekte kita akan menjadi lelucon jika orang ini terus bersama kita."

Melihat orang-orang mulai menunjukkan ketidaksenangan dengan keberadaan Adolf, Sonny tiba-tiba maju ke depan dan bersujud.

"Demi sekte, saya mohon kepada Fairy untuk mengusirnya," ucapnya.

Dia bahkan meneteskan air mata.

Sikapnya berhasil mendapatkan hati murid-murid lainnya.

Pada akhirnya, mereka mulai memohon kepada Miya untuk mengusir Adolf. Bahkan ada beberapa murid yang menemani Sonny bersujud.

Tindakan mereka membuat Miya merajutkan alisnya.

"Diam..." Snow kemudian berteriak, membuat mereka semua menutup mulut secara bersamaan.

Jika mereka hanya mengejek Adolf, dia dapat tetap diam, tapi dia tidak bisa terus diam saat mereka mulai mengganggu Miya.

"Jangan pedulikan mereka," Adolf berbicara lagi ketika semua orang sudah diam. "Aku juga hanya mengundang mereka, jika mereka tidak ingin ikut, itu urusan mereka. Mari kita lanjutkan."

Dia menatap Snow dengan tatapan seolah-olah mengatakan "dorong kursi roda ku."

Untuk sesaat, wajah dingin Snow berkedut.

Meskipun dia mencoba untuk tetap tenang, dia masih merasa ingin memarahi Adolf.

Dia telah melihat banyak karakter arogan, tapi arogansi Adolf mungkin melampaui mereka semua.

'Dunia akan kacau jika orang ini menjadi supreme,' dia menggerutu di dalam hati.

'Ah, omong kosong apa yang sedang ku pikirkan, dia bahkan belum berkultivasi.'

Murid-murid yang ingin Adolf diusir saling memandang, setelah beberapa saat, mereka memutuskan untuk mengikuti ke dalam restoran.

Sonny, di sisi lain, tiba-tiba berkata dengan suara keras, "oke, jika kamu benar-benar mentraktir makan kami semua, aku akan memotong kepalaku sendiri dengan kapak ku."

"Oh, apa kau yakin dengan kata-kata mu?" Tanya Adolf. "Asal kamu tahu saja, semua orang yang bertaruh seperti itu dengan ku sudah mati."

"Hmph, tapi ku harap kau pergi jika kau kalah," jawabnya.

"Pergi jika aku kalah?" Adolf menggelengkan kepalanya. "Kepala mu yang tidak memiliki otak itu tidak cukup untuk meminta ku pergi, bahkan jika kepala semua anggota klan mu ditambahkan."

Sonny, "..."