Chereads / Tuan Muda yang Mahakuasa / Chapter 13 - Surat Abellard

Chapter 13 - Surat Abellard

"Yeeaaaa, mari kita pergi!"

Adolf, Miya, dan Snow sudah menghabiskan anggur mereka.

Tangan Adolf sedikit bergetar, tapi Miya dan Snow baik-baik saja selain wajah mereka yang agak merah.

Setelah membersihkan mulut mereka, mereka kemudian berdiri.

"Ke mana kita akan pergi, tuan muda?" Tanya Miya.

"Ohhh, mari kita pergi ke sungai desolate. Angin di pinggir sungai itu sangat sejuk, aku benar-benar merindukannya."

"Oke," jawab Miya.

Snow kemudian meraih pegangan kursi roda Adolf sebelum mendorongnya sementara Miya mengikuti di samping.

Saat mereka melewati biksu tua itu, yang terakhir segera mengikuti di belakang mereka. Adolf hanya meliriknya tanpa mengatakan apa-apa.

Murid-murid sekte bulan ungu, di sisi lain, saling memandang sekali lagi. Mereka tersenyum pahit sebelum mengikuti.

Mereka bukan satu-satunya yang mengikuti, orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan mereka juga mengikuti di belakang mereka. Bahkan si leluhur banteng juga mengikuti bersama murid-muridnya.

Orang yang pertama kali melihat Adolf mungkin akan berpikir kalau Adolf adalah kaisar dengan pengawal dan rakyatnya.

Meskipun itu sangat aneh, orang-orang merasa itu adalah hal yang alami, seolah-olah Adolf benar-benar kaisar mereka.

Di perjalanan, Adolf meraih tangan Miya sekali lagi. Tangannya agak merah dan panas, jelas itu karena dia sedang mabuk. Untungnya dia dapat berjalan dengan stabil.

Adolf menatapnya dan bertanya, "bagaimana perasaan mu?"

Miya ragu-ragu sebelum menjawab, "ini terasa nyaman."

"Ha-ha-ha, itu pasti."

Tentu saja, itu terasa sangat nyaman, bagaimanapun, itu adalah anggur khusus untuk para supreme.

Bahkan Adolf masih menikmati sensasi mabuk yang dihasilkan oleh anggur itu.

Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Leo dan yang lainnya. Itu bukan kebetulan, mereka tampaknya menunggu mereka di sana.

Karena mereka menghalangi jalan, Adolf yang sedang mengamati tangan Miya tidak memiliki pilihan lain selain menatap mereka.

"Ada apa?" Tanya Adolf. "Kalian menunggu tuan muda ini si sini, apakah kalian juga ingin menjadi pelayan tuan muda ini? Tapi maaf, tuan muda ini tidak tertarik dengan sekelompok sampah."

"..."

Leo dan yang lainnya menunggu dengan ekspresi tenang, mereka sudah mempersiapkan diri dengan sikap arogan Adolf, tapi ketika mereka mendengar kata-katanya, wajah mereka memerah saat itu juga.

Mereka adalah jenius terkenal, kapan mereka pernah dihina seperti itu.

Leo hendak menerjang ke arah Adolf, tapi dia dihentikan oleh Edgar. Yang terakhir kemudian berjalan ke arah Adolf, lebih tepatnya ke arah Miya karena tatapannya hanya tertuju kepadanya.

Di tangannya, ada sebuah amplop emas yang tampaknya terbuat dari kulit binatang suci.

Dia kemudian menyerahkan amplop itu ke Miya.

"Fairy, ini adalah surat dari putra mahkota Kekaisaran Ilahi Timur, saya harap anda menerimanya," ucapnya.

"Oh..."

Sebelum Miya bereaksi, Adolf meraih surat itu. Gerakannya sangat sederhana, tapi tanpa Edgar sadari, amplop di tangannya itu tiba-tiba berpindah ke tangan Adolf.

"Kamu..."

Edgar ingin mengambil kembali amplop itu, tapi dia dihalangi oleh kekuatan yang berasal dari Miya.

"Jika kau menyentuhnya, aku akan memotong tanganmu," ucapnya dengan dingin.

Orang-orang tidak tahu apakah itu karena dia mabuk atau karena dia meniru sifat sombong Adolf, tapi biasanya dia tidak sesombong itu.

Adolf tersenyum mengejek dan berkata, "seorang pria yang meminta orang lain untuk mengantar suratnya kepada seorang wanita, hehehe, mari kita lihat apa yang dia katakan."

Dia kemudian merobek amplop itu dan mengambil kertas di dalamnya.

"Nak, beraninya kamu menggunakan tangan kotor mu untuk mengambil surat yang ditulis oleh putra mahkota, aku akan memotong tangan mu."

Leo tidak bisa lagi menahan amarahnya, dia benar-benar menerjang ke arah Adolf.

Tapi dia baru saja bergerak satu langkah, sebuah telapak tangan raksasa tiba-tiba jatuh tepat di atas kepalanya.

Bam...

Itu menghantam kepalanya dan menekannya di tanah. Dia mencoba bangun tapi telapak tangan itu tampaknya seberat gunung, tidak peduli seberapa banyak kekuatan yang dia gunakan, dia tidak dapat mendorong telapak tangan itu.

Selain itu, ada dua telapak tangan lain yang muncul, masing-masing muncul di atas kepala Edgar dan Basile.

Orang-orang kemudian menatap biksu tua di belakang Adolf, mereka menatap-nya dengan ragu, dan bertanya-tanya siapa dia. Terlihat jelas bahwa dia yang melepaskan telapak tangan itu.

Meskipun Leo hanya generasi muda, dia tidak lemah sama sekali, tapi biksu tua itu dapat menekannya dengan mudah.

"Apakah kamu singa atau anjing?" Adolf mengejek Leo yang ditekan di tanah.

Setelah itu, dia menatap kertas di tangannya.

Dia tersenyum sebentar sebelum membacanya.

(Fairy, saat aku melihatmu dua tahun yang lalu, aku selalu memikirkan mu, bayangan mu selalu muncul di pikiran ku, aku bahkan tidak dapat berkultivasi dengan tenang.)

(Fairy, Akademi Dewa dan Iblis akan merekrut murid luar sebentar lagi, maukah kamu pergi bersama ku.)

(Salam dari Abellard.)

"..."

Orang-orang terdiam.

Jika Abellard tahu kalau suratnya dibacakan oleh seorang manusia fana di depan umum, dia mungkin akan pingsan karena marah.

"Seorang pangeran yang romantis, hehehe," Adolf terkekeh.

"Sayang sekali dia hanya berani mengirim surat."

Adolf kemudian menatap Miya, yang terakhir tidak bereaksi sama sekali, dia tampaknya sudah terbiasa dengan itu. Mungkin setiap jenius yang dia temui telah mengiriminya surat seperti itu.

"Girl, bagaimana menurutmu? Apakah kamu tertarik pergi bersamanya?" Tanya Adolf.

"Dia hanya sampah," jawab Miya, dia tidak menunda jawabnya.

"..."

Sekarang orang-orang sadar kalau dia benar-benar mabuk.

Murid-murid sekte bulan ungu beberapa kali melihat dia menerima surat semacam itu, biasanya dia menjawab dengan sopan, tapi sekarang dia tanpa menahan diri menyebut si putra mahkota sebagai sampah.

"Bahkan aku tidak tertarik padanya." Snow tiba-tiba menambahkan.

Edgar, "..."

Whosss...

Adolf kemudian melemparkan surat itu ke sekelompok wanita yang tampak seperti pelacur.

Mereka tertegun pada awalnya, tapi dengan cepat mereka bertarung memperebutkan surat itu. Wanita yang berhasil mendapatkannya kemudian membawa pergi surat itu.

Dia berteriak, "hahahah, aku mendapatkan surat dari putra mahkota Kekaisaran Ilahi Timur. Pangeran ku, tunggu aku, aku pasti akan menemani mu selamanya."

"..."

Apa yang terjadi saat ini ditakdirkan untuk menyebar ke seluruh wilayah timur.

Beberapa orang yang tampaknya bermusuhan dengan Kekaisaran Ilahi Timur langsung pergi dari sana. Jelas mereka ingin segera menyebarkan kejadian memalukan itu.