Adolf kemudian menatap Miya.
"Girl, gunakan api saint mu untuk menyerang jantung ku," ucapnya sambil menepuk dadanya.
"Tuan muda, bahkan master spiritual akan mati jika jantung mereka ditusuk, belum lagi dibakar oleh api saint, apakah anda yakin?" Dia sudah terbiasa dengan permintaan Adolf yang tidak masuk akal. Meski begitu, dia masih ragu setiap kali dia memintanya untuk melakukan sesuatu kepadanya.
Adolf menggelengkan kepalanya, "girl, kamu harus ingat bahwa bahkan surga tidak dapat membunuh tuan muda ini. Cepat lakukan, tuan muda ini akan menunjukkan kepadamu apa itu keajaiban."
"Apakah itu seperti sebelumnya?"
"Yeah, cobalah jika kamu ingin melihatnya."
Miya akhirnya mengangguk, dia melangkah beberapa meter ke depan. Di tangannya, api putih kemudian memancar sebelum berubah menjadi tombak kecil.
"Lemparkan itu," ucap Adolf.
Whosss...
Miya segera melemparkan tombak api itu, itu tiba di depan dada Adolf dalam sekejap. Tentu saja, itu dengan mudah menembus tubuh Adolf.
Setelah itu, itu tiba-tiba mekar menjadi kobaran api yang langsung menenggelamkan Adolf.
Suara tubuh terbakar terdengar dari dalam kobaran api itu. Itu menyebabkan wajah Miya memucat.
"Tuan muda," ucapnya sambil menarik kembali api-nya.
Namun, yang tersisa sekarang hanyalah abu, Adolf dan kursi rodanya sudah tidak ada lagi.
Tapi itu hanya sebentar, saat Miya berkedip dan membuka matanya lagi, dia melihat Adolf muncul beserta kursi rodanya, tidak ada yang hilang dari tubuhnya.
"Ini..." Miya menggosok matanya.
"Hahahaha." Adolf tertawa terbahak-bahak.
'Dengan ini, tidak mungkin aku jatuh lagi,' ucapnya dalam hati.
Tahap pertama dari teknik yang maha kuasa disebut sebagai jalan immortal bukan hanya untuk pertunjukan, itu benar-benar dapat memberi keabadian pada pemiliknya.
Tidak hanya tubuhnya yang pulih kembali setelah itu dihancurkan, bahkan setiap benda yang sedang bersentuhan dengannya juga ikut pulih kembali.
Keabadian yang memungkinkan orang untuk hidup tanpa batas bukan sesuatu yang tidak ada, tapi tidak peduli berapa lama mereka dapat hidup, mereka masih dapat dihancurkan dan dibunuh oleh kekuatan yang lebih kuat.
'Bahkan nirvana para phoenix tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan jalan immortal ku.'
Meski sangat gembira, dia dengan cepat mendesah saat dia mengingat berapa banyak pengorbanan untuk mendapatkan hal itu.
Dia akan melupakan kerugian yang dia derita, tapi dia tidak bisa melupakan kematian orang-orang yang telah membantunya.
Dia kemudian menatap Miya yang sudah tiba di depannya dan tersenyum lagi.
Dia menggosok kepalanya dan bertanya, "apakah sekarang kamu tahu apa itu keajaiban?"
"Ya, anda adalah keajaiban." Miya mengangguk dengan ekspresi memuja. Dia lebih terlihat seperti gadis kecil sekarang daripada Fairy Moon yang dipuja-puja oleh orang-orang.
Melihat betapa peduli Adolf pada Miya, Snow menunjukkan ekspresi rumit untuk sesaat.
Dia kemudian berkata, "bagaimana anda berkultivasi dengan begitu cepat? Saya butuh satu minggu sebelum saya mencapai tahap pertama prajurit spiritual dari fana."
"Benar, tuan muda, bahkan saya membutuhkan dua hari, apakah anda sudah berkultivasi sebelumnya? Tidak, anda tidak."
Miya tiba-tiba teringat bagaimana Adolf muncul.
"Hehehehe..." Adolf tertawa sebelum menjawab dengan ekspresi sombong. "Bagiku, kultivasi semudah menggerakkan jari."
"Ayo kembali, tuan muda ini ingin tidur dulu."
Dia menatap Snow dengan ekspresi memintanya untuk mendorong kursi rodanya.
"Tuan muda, anda sudah menjadi kultivator, apakah anda masih belum bisa berjalan?" Tanya Miya.
"Tentu saja, aku bisa jika aku ingin, tapi itu akan mengganggu pemulihan alami."
Masalah kakinya bukan hanya masalah cedera, itu melibatkan banyak hal, dari luka jiwa, luka mental, karma, kutukan, dan masih banyak lagi. Luka seperti itu terlalu mendalam untuk dijelaskan dengan kata-kata fana.
Mereka kemudian kembali ke dalam gedung.
Hanya ada satu kamar di lantai tertinggi, jadi Adolf menyuruh Miya dan Snow pergi ke lantai bawah. Bukannya dia ingin mengusir mereka, tapi dia benar-benar ingin tidur sekarang. Bagaimanapun, ada perbedaan antara kehilangan kesadaran dan tidur.
Begitu Miya dan Snow pergi, angin tiba-tiba berhembus di sekitar Adolf. Angin itu kemudian mengembun membentuk seekor burung kecil.
"Tuan muda, anda benar-benar kembali, apakah anda tahu betapa bahagianya saya saat saya mendengar anda kembali." Anehnya, burung itu dapat berbicara.
Adolf menatap burung itu dan mendesah. "Angin kecil, aku tidak menyangka kau masih hidup."
"Tuan muda, kata-kata anda terdengar seperti anda ingin saya mati." Burung yang disebut angin kecil itu menggerutu.
"Well, meski masih hidup, keadaan mu tampaknya cukup buruk. Seberapa kuat musuh yang telah kamu lawan sehingga kamu jatuh ke titik ini?"
"Saya tidak tahu. Dibandingkan dengan orang-orang di atas, saya masih terlalu lemah. Jika bukan karena kartu as yang telah anda berikan, saya pasti tidak akan hidup hingga sekarang." "Dan sekarang saya bisa memberi angin ke tanah kelahiran saya, itu juga bukan hal yang buruk."
"Karena aku kembali, kau secara alami akan pulih ke kondisi puncak mu, tapi kau mungkin harus menunggu."
"Melihat anda sekali lagi sudah sangat luar biasa bagi saya, sejak jatuh ke kondisi ini, saya tidak pernah berharap bisa kembali."
"Mmm, pada akhirnya, kau bukan lagi angin kecil, kau sudah menjadi seorang lelaki tua."
"Ehmmm, tuan muda, saya malu mendengarnya. Tapi tuan muda, saya berharap anda mengambil satu pemuda di negeri ini untuk membantu anda."
"Tentu. Meskipun nama negeri ini sudah berganti berkali-kali, orang-orang pemberani di negeri ini tidak pernah hilang, aku secara alami akan memilih satu atau dua dari mereka."
"Saya harap mereka tidak mengecewakan anda."
"Baiklah, pergi, pergi, aku benar-benar ingin tidur." Adolf melambaikan tangannya ke burung angin itu.
Berbicara dengan orang yang sudah terlalu tua membuat dia merasa kurang nyaman, meskipun burung itu adalah teman lamanya, dia tidak ingin berbicara terlalu lama dengannya.