"Dia benar-benar membunuhnya. Apakah dia gila?"
"Sonny mungkin hanya pria bodoh, tapi dia juga memiliki latar belakang, kakeknya sudah menjadi tetua sekte dan dia bahkan dekat dengan salah satu tetua agung."
"Jika mereka tahu, mereka pasti tidak akan diam. Ini penghinaan yang tidak bisa ditolerir, bahkan Fairy tidak akan bisa melindunginya."
"Brat, beraninya kau melakukan ini." Teman-teman Sonny mulai maju ke depan, mereka mengeluarkan senjata mereka dan siap bertarung.
Tapi sebelum mereka bisa bertindak, lusinan baut petir tiba-tiba jatuh dari atas, mereka tidak mengenai mereka tapi mendarat tepat di depan mereka. Meski begitu, tubuh mereka langsung membeku karena mereka bisa merasakan kematian dari baut-baut petir itu.
Orang-orang kemudian menatap pemuda yang turun dari lantai dua bersama dengan sekelompok pelayan yang membawa piring.
Pemuda itu atau Gray Acherron hanya dengan santai menjentikkan jarinya, tapi kekuatan yang dia lepaskan membuat bahkan generasi tua waspada.
"Pertarungan tidak diijinkan di sini, jika kalian ingin bertarung, silahkan pergi," ucapnya.
Tapi teman-teman Sonny yang sedang marah tidak bisa diam begitu saja.
Salah satu dari mereka menunjuk Adolf dan mayat Sonny, "tapi kalian tidak menghentikannya."
Gray menatap mayat Sonny dan dia menggelengkan kepalanya. "Ini hasil dari sebuah taruhan," ucapnya.
Dia kemudian menatap beberapa pelayan di belakangnya, "bersihkan mayat itu, tapi jangan lupa masukkan itu ke peti mati."
Namun, tepat setelah dia mengatakan itu, Adolf tiba-tiba menggunakan tangannya untuk mengambil mayat Sonny. Setelah itu, dia melemparkannya ke luar restoran.
Karena aura Miya masih ada di tangannya, jadi dia dapat dengan mudah melemparkan mayat itu.
"Kamu..."
Teman-teman Sonny yang sudah marah menjadi lebih marah, tangan dan mulut mereka gemetar saat mereka menunjuk Adolf.
"Nak, kau hanya manusia fana tapi kau bertindak begitu kejam, apakah kamu tidak khawatir surga akan mengirim petir surgawi untuk memusnahkan mu."
Adolf menatap orang yang berbicara itu dan dengan santai mengangkat bahunya, "mana, mana itu yang disebut petir surgawi? Aku benar-benar ingin melihat itu memusnahkan ku."
Bang...
Tepat setelah dia berbicara, suara Guntur terdengar sekali lagi di langit, kali ini bahkan lebih keras sehingga beberapa leluhur melompat dari kursi mereka.
Adolf tersenyum, "nah, itu ternyata hanya mengirim suara Guntur."
"..."
Tentu saja, semua orang berpikir itu hanya kebetulan.
Satu-satunya yang merasa aneh adalah Miya dan Gray. Yang pertama memiliki dugaan terhadap identitasnya sementara yang kedua memiliki kekuatan yang terkait dengan petir surgawi, dia merasakan sedikit keanehan dari suara guntur itu.
Setelah tidak menemukan cara untuk berurusan dengan Adolf, teman-teman Sonny akhirnya memilih pergi, melihat Adolf hanya membuat mereka frustasi. Mereka sudah kehilangan nafsu makan mereka.
"Nak, tunggu sang tetua agung datang, tidak ada yang akan bisa menyelamatkan mu pada saat itu," mereka berteriak sebelum membawa mayat Sonny pergi.
Begitu mereka hilang, orang-orang kembali makan. Kematian manusia itu mengejutkan, tapi itu tidak akan mempengaruhi suasana hati mereka.
Adolf membalik kursi rodanya ke meja, dia lalu menatap Miya yang menatapnya dengan ragu.
"Ada apa girl?" Tanya-nya sambil menunjukkan giginya yang putih.
"Tidak," gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Nah, mari kita makan dulu, kita akan melanjutkan nanti."
Gray juga tiba di depan meja mereka, pelayan-pelayan di belakangnya dengan cepat meletakkan piring yang mereka bawa ke meja mereka.
Piring untuk mereka tentu saja berbeda dengan piring lainnya.
Di masing-masing piring terdapat bebek goreng utuh. Ada juga sambal cabe, nasi, dan lauk yang terdiri dari sayuran-sayuran hijau,
Perhatian Adolf tertuju pada bebek dan lauk itu.
Dia berkata, "bebek sayap biru, mereka hanya ada di Taman Princess Angsa Hitam. Dan sayuran-sayuran ini, mereka pasti sayuran di pusat Hutan Raksasa." Dia kemudian menatap Gray dan melanjutkan, "klan mu pasti telah mengorbankan beberapa orang untuk mencuri mereka di tempat-tempat itu."
Gray langsung terkejut.
"Anda benar-benar tahu?" Dia tidak bisa membantu tetapi berbicara secara tidak sengaja.
Saat dia menyadari kata-kata yang telah diucapkan, dia langsung berdehem malu.
"Maaf, saya terlalu terkejut."
Miya dan Snow menatap Gray dan Adolf dengan heran.
Dua tempat yang telah disebut Adolf bukanlah tempat sembarangan, semua orang di Supreme Immortal World menempatkan mereka sebagai tempat-tempat yang paling berbahaya.
"Ha-ha-ha, dengan makanan yang begitu baik, aku yakin kau juga menyiapkan anggur yang sangat luar biasa," ucap Adolf.
"Itu pasti," jawab Gray.
Sebotol anggur kemudian muncul di tangannya, itu berwarna hitam pekat seperti malam tanpa bintang.
Meskipun botol itu tertutup rapat, hanya melihat anggur hitam di dalam botol itu membuat tubuh orang terasa ringan.
"Ha-ha-ha," Adolf tertawa lagi. "Ini jelas anggur kesengsaraan surgawi. Yeah, hanya anggur seperti ini yang pantas untuk ku."
"..."
Mendengar kata-kata Adolf, para tetua saling memandang sekali lagi.
"Anggur kesengsaraan surgawi? Bukankah itu anggur yang disuling oleh leluhur klan monyet raksasa, jumlah mereka sangat sedikit, mereka biasanya hanya memberikannya pada supreme sebagai ucapan selamat."
"Dikatakan bahwa anggur itu memiliki rasa yang tak terbayangkan lezatnya, itu juga membuat setiap orang yang meminumnya mabuk ringan. Setelah mabuk, orang yang meminum anggur itu akan mendapatkan pencerahan surgawi."
"Apakah anggur yang sangat berharga ini akan diminum oleh pemuda fana ini? Ini benar-benar pemborosan."
"Tapi bagaimana dia tahu semua ini?"
"..."