Chereads / Tuan Muda yang Mahakuasa / Chapter 11 - Jangan cemburu, itu sakit

Chapter 11 - Jangan cemburu, itu sakit

Adolf bertindak seolah-olah dia tidak mendengar pembicaraan orang-orang. Dia mengambil botol di tangan Gray dan langsung membukanya.

Aroma anggur yang sangat harum segera memenuhi di restoran itu, bahkan orang-orang di luar restoran dapat mencium baunya.

Mereka yang penasaran kemudian mendekati restoran itu dan mengintip melalui jendela.

Pada saat yang sama, Adolf menuangkan anggur itu ke cangkirnya dan cangkir Miya, dia tidak menuangkannya ke cangkir Snow sehingga ekspresi wanita itu membeku untuk beberapa saat.

Dia mencoba untuk tenang tapi tatapan Adolf membuatnya merasa malu.

"Girl, selama kamu memanggil ku tuan muda secara tulus dan berjanji terus mendorong kursi roda ku hingga aku bisa berjalan, aku akan memberimu anggur ini."

Snow, "..."

Dia menggertakkan giginya dan mencoba memalingkan muka tapi kata-kata Adolf berikutnya membuatnya merasa ingin membuang harga dirinya.

"Apa kau yakin tidak menginginkannya? Kau tahu, kau mungkin harus menjadi supreme terlebih dahulu sebelum bisa mencicipinya."

Saat mengatakan itu, dia mengarahkan kepala botol itu ke arahnya sehingga aroma anggur di botol memasuki hidungnya, itu menyebabkan wajahnya memerah.

Anggur itu pada dasarnya tidak akan membuat orang mabuk berat tidak peduli seberapa banyak mereka meminumnya, tapi sedikit saja dari itu dapat membuat orang merasa mabuk.

Tentu saja, untuk wanita seperti Snow, dia tidak berminat pada hal-hal yang memabukkan, yang membuatnya merasa ingin pada anggur itu adalah rasanya dan manfaat dari meminumnya.

Di sekte bulan ungu, bahkan leluhur yang paling kuat di sekte itu mungkin belum pernah meminum anggur itu.

Dia melirik Miya, tapi yang terakhir hanya tersenyum padanya.

Setelah beberapa saat berpikir, dia akhirnya mengangguk.

"Baik, aku akan membantumu mendorong kursi roda mu," dia setuju meski tampak terpaksa.

Adolf tidak marah, dia memberinya jempol.

"Nah, itu adalah pilihan terbaik dalam hidup mu." Dia kemudian menuangkan anggur itu cangkirnya.

"Mari kita makan dulu." Dia menambahkan.

Setelah itu, dia menatap murid-murid sekte bulan ungu yang sudah menerima hidangan mereka.

"Tunggu apa lagi, cepat makan!"

Ketika berbicara dengan mereka, dia sedikit lebih mendominasi. Dia tampak menghina seolah-olah dia sedang memberi makan sekelompok pengemis.

Meski mereka tidak senang, aroma bebek goreng di piring mereka membuat mereka tidak memiliki pilihan lain selain menjaga sikap mereka. Mereka bisa makan di sini pada akhirnya karena dia meskipun dia tidak mengeluarkan satu sen pun.

Suasana menjadi tenang saat mereka mulai makan, yang lainnya juga melanjutkan makan mereka.

Hanya para penonton yang melihat dari luar yang terlihat malang. Mereka tidak bisa masuk ke dalam restoran itu tapi melihat orang-orang di dalam restoran makan-makanan enak, mulut mereka hampir meneteskan air liur mereka.

Dalam hati mereka mengutuk murid-murid sekte bulan ungu karena beruntung.

Mereka tahu kalau bukan karena Fairy Moon, tidak mungkin mereka menerima keberuntungan seperti itu.

Adolf yang merupakan karakter utama di sana masih belum memakan makanannya, dia tampaknya yang paling ingin makan sebelumnya, tapi sekarang dia masih belum mengambil makanannya. Orang-orang tiba-tiba merasakan firasat buruk.

Saat mereka terus menatapnya, dia tiba-tiba menatap Miya yang sedang makan di sampingnya.

Apa yang dia katakan selanjutnya membuat orang-orang hampir batuk darah.

"Girl, tolong bantu tuan muda ini makan."

"..."

Seorang leluhur mendesah dan berkata, "tiba-tiba aku merasa pemuda ini akan mendominasi seluruh era di masa depan."

"Bagaimana mungkin, dia hanya seorang fana." Muridnya secara alami tidak mempercayai kata-katanya.

"Lalu bisakah kamu membuat Fairy menyuapimu saat kamu masih fana?" Jawab si leluhur dengan sebuah pertanyaan.

"Belum lagi sebagai seorang manusia fana, bahkan sekarang kau hanya bisa mengkhayal tentang itu, hmph, kau bahkan gagal menarik perhatian murid Master sekte kita."

"..."

Miya membantu menyuapi Adolf sambil memakan hidangan di piringnya.

Sesekali, dia bahkan menyuapi Adolf dengan sendok miliknya.

Tentu saja, Adolf yang memintanya melakukan itu. Dia merasa sangat malu, tapi dia sendiri tidak tahu mengapa dia melakukannya.

Setelah beberapa saat, mereka akhirnya menghabiskan makanan mereka.

"Ahhh..."

Adolf menguap karena kekenyangan.

Setelah itu, dia menyadarkan kepalanya di bahu Miya, karena sebelumnya dia menyuapinya, dia harus menggeser kursinya sehingga itu menyatu dengan kursi rodanya.

Adolf kemudian menatap para pemuda yang menatapnya dengan ekspresi cemburu dan berkata, "jangan cemburu, itu sakit!"

"..."