Tatapan orang-orang akhirnya jatuh pada Sonny.
Mereka mungkin membenci Adolf, tapi tidak ada kekurangan orang yang ingin melihat kemalangan orang lain. Selain itu, Sonny juga tidak kekurangan musuh diantara murid sekte bulan ungu. Musuh-musuhnya secara alami ingin melihat dia menderita.
"Hahaha, Sonny, kau bertaruh dengan seorang manusia fana dan sekarang kau kalah, cepat tepati janjimu, jangan mempermalukan sekte kita," ucap salah satu musuhnya.
"Ingat apa yang telah dikatakan oleh para tetua; utamakan reputasi sekte meskipun kamu harus mengorbankan nyawamu."
"Ya, sekte telah memberimu dan keluarga mu banyak kemuliaan dalam melewati banyak era, karena kau telah melakukan kesalahan, kau harus mengutamakan reputasi sekte."
"Ada banyak orang yang menonton di sini, kita tidak bisa membiarkan lelucon ini menyebar."
"...."
Wajah Sonny menjadi merah, kemudian menjadi ungu, setelah itu menjadi hijau sebelum kembali menjadi merah.
Sekarang wajahnya terlihat seperti pantat monyet.
Saat semakin banyak orang yang berteriak padanya, dia tidak bisa diam lagi.
"Diam," ucapnya.
Dia kemudian mengambil kapaknya dan mengacungkannya pada Adolf.
Dia berteriak, "kamu manusia fana rendahan ingin aku mati, baik, maju sini jika kau ingin aku mati, mari kita lihat apakah kekuatan fana mu dapat membunuh ku."
Tepat setelah dia mengatakan itu, suara marah tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Kamu anjing sialan, kau bertaruh di depan biksu tua ini dan sekarang kau berani melanggar kata-kata mu sendiri, apakah kamu tidak menempatkan biksu tua ini di matamu?"
Bam...
Sebuah telapak tangan kemudian mendarat di punggungnya, itu menyebabkan dia terlempar hingga mendarat di belakang kursi roda Adolf. Dia bahkan memuntahkan seteguk darah. Setelah itu, kapak miliknya mendarat tepat di samping kepalanya, itu tertancap di lantai.
Orang-orang tidak bisa membantu tetapi terkejut saat mereka melihat biksu tua itu yang tiba-tiba muncul di belakang Sonny.
"Ah, berat sekali, aku tidak bisa mengangkatnya,,," tiba-tiba mereka mendengar suara Adolf.
Saat mereka melihatnya sekali lagi, dia sudah berbalik dan sekarang dia mencoba mengambil kapak Adolf yang tertancap di lantai.
Melihat dia bahkan tidak dapat menggoyangkan kapak itu, mereka tertawa terbahak-bahak.
Bahkan Adolf yang berbaring di depannya juga menertawakannya meskipun saat ini dia tidak dapat bangun.
"Nak, bahkan jika kau memiliki kekuatan sepuluh banteng, kau tidak akan dapat mengangkat kapak ku." Dia mengejek.
"Itu benar," Adolf mengangguk dengan tenang. "Menjadi makhluk fana memang sangat menyedihkan."
"Tapi untungnya aku memiliki dua kecantikan yang sangat kuat di sisi ku."
Dia kemudian menatap Miya dan Snow.
"Girls, bisakah kalian meminjamkan kekuatan kalian untuk tuan muda ini?"
"..."
"Kamu... Siapa yang kau sebut milik mu?" Wajah Snow menjadi biru karena marah.
Bahkan Miya terlihat malu. Meski begitu, dia masih menuruti permintaannya. Dari tangannya muncul aura yang kemudian bergerak ke tangannya, aura itu kemudian menyelimuti tangannya sehingga kekuatan terpancar di tangannya.
Orang-orang yang melihat tangan Adolf merasa seolah-olah sedang melihat tangan seekor naga.
"Hihihi, aku merasa sangat kuat sekarang." Adolf terkekeh saat dia melihat tangannya.
Setelah itu, dia segera mengambil kapak itu, kali ini dia dapat mengambilnya. Orang-orang tidak merasa heran dengan itu, tapi apa yang dia lakukan selanjutnya membuat mata mereka terbelalak.
Whosss...
Dia tiba-tiba mengayunkan kapak itu menuju ke leher Sonny.
Sonny bahkan tidak memiliki waktu untuk bereaksi dan kapak itu sudah mengenai lehernya. Tentu saja, itu langsung memenggal kepalanya.
Setelah itu, darah menyembur keluar dari lehernya. Miya yang terkejut dengan cepat menggunakan auranya untuk menghalangi darah itu dari mengenainya dan Adolf.
Gedebuk...
Kepala Sonny kemudian jatuh tepat di depan kaki Adolf.
Orang-orang terdiam.
Meskipun pembunuhan adalah hal yang sangat biasa di dunia kultivasi, ini pertama kalinya mereka melihat seorang manusia fana memenggal kepala seorang kultivator tanpa keraguan sedikitpun.