Seorang gadis remaja tengah berjalan menyusuri komplek perumahan. Gadis itu nampak kebingungan mencari alamat yang akan ia tuju.
Ia pun akhirnya menekan bel oada salah satu rumah yang menurutnya itu adalah alamat yang ia tuju.
"Excuse me!" ucapnya lantang.
Tidak ada jawaban sama sekali. Namun baru saja gadis itu hendak melangkah pergi datanglah seorang pria gagah yang kemudian membuka gerbang rumah di depannya.
"Cari siapa?" tanya pria gagah tersebut.
"Maaf! Benarkan ini rumahnya Sheila?" tanya gadis itu.
"No! Anda salah alamat." Lalu pria itu menutup kembali gerbangnya.
"Aneh," satu kata yang keluar dari mulit gadis itu.
Gadis itu pun kembali berjalan meyusuri komplek tersebut. Kalau bukan karena tugas dari dosennya yang mengharuskan ia mencari teman kampusnya ini Skyla malas sekali berjalan keliling komplek.
Pada saat yang bersamaan datanglah seoarng laki-laki yang juga tengah berjalan santai di seberang jalan.
"Maaf Mas? Boleh saya minta tolong?" ujar gadis tersebut.
"No problem! Apa yang bisa ku bantu untukmu?" tanya lelaki tersebut.
"Sebelumnya kenalin, saya Skyla!" ujar gadis itu sambil mengulurkan tangan.
"Ohh! Me Rafael!" jawab cowok di depannya.
Setelah mereka berkenalan, Skyla pun menceritakan tentang dirinya yang salah alamat dan bertemu dengan lelaki aneh di rumah pojok komplek tersebut.
Dan tanggapan yang keluar dari mulut cowok yang menjadi lawan bicaranya pun hanya tertawa.
"Seriusan kamu tadi ke rumah pojok itu?" tanyanya untuk memastikan sekali lagi.
"Iyaa, bener aku tadi kesana!" jawab Skyla. "Sumpah orangnya tuh aneh banget!" tambah Skyla.
"Dia itu rada terganggu kejiwaannya, lain kali jangan deh kamu kesana lagi! Bahaya." cowok itu mengatakan dengan sangat serius hingga membuat bulu kudu Skyla merinding.
"Dia bisa saja mengamuk kalau ada yang mengganggunya?" timpal Rafael.
Sontak saja mata Skyla membulat sempurna. Ia teramat sangat terkejut dengan pernyataan Rafael.
Dan beruntung sekali tadi ia hanya di kacangi tidak di amuk seperti apa yang di katakan Rafael.
"Oke! Next, jadi kamu tau gak alamat ini?" tanya Skyla kembali pada tujuan awalnya menyapa cowok di sampingnya.
"Jelas tau lah! Dia itu Sheila, adek aku!" jawabnya.
"Ohh jadi dari tadi yang aku cariin itu rumah kamu? Kenapa gak bilang dari tadi sih!" geram Skyla. Pasalnya ia merasa dari tadi telah banyak membuang waktu untuk bercerita dengan Rafael.
"Lhah kan tadi aku dengerin cerita kamu, gimana sih!" heran Rafael.
Rafael ini adalah tipikal cowok dingin yang jarang sekali mudah untuk berkenalan apalagi dekat sengan seseorang.
Namun entah mengapa mendengar cerita Skyla ia menjadi mudah untuk berinteraksi dengan orang lain.
"Ya udah yuk anterin aku ke rumah kamu!" pinta Skyla.
"Mau ngapain?" tanya Rafael.
Tentu saja Skyla sangat geram. Jelas-jelas tadi ia sudah menjelaskan kepada Rafael panjang×lebar dan bisa-bisanya cowok di sampingnya ini masih bertanya. Bener-bener menguji kesabaran seorang Skyla.
"Ya menurut lo!" cetus Skyla.
"Adek gue lagi liburan sama ortu gue!" ucapnya yang sontak membuat Skyla tersentak.
"Oh Tuhan! Jadi dari tadi aku keliling komplek ini sia-sia dong!" seru Skyla.
"Ya mau gimana lagi anaknya lagi gak di rumah!" ucap Rafael santai saat menaggapi keluhan Skyla.
"Iya udah, gue cabut dulu!" pamitnya.
Baru saja Skyla melangkahkan kakinya beberapa langkah panggilan dari Rafael kembali menghentikan langkahnya.
"Apa lagi?" ketus Skyla. Ia sudah sangat lelah sekali. Dan untuk kembali bersebat dengan cowok yang baru di kenalinya ini ia sama sekali tidak berminat.
"Lo ke rumah gue aja dulu!" ajak Rafael.
"Mau ngapain?" jawab Sahara. "Lo bilang adek lo lagi liburan?" tambahnya.
"Iya," jawab Rafael.
"Lha terus?" timpal Skyla.
"Kan yang liburan orangnya?" ucap Rafael yang justru semakin membuat Skyla bingung.
"Apa sih? Gak usah muter-muter deh gue capek!" ujar Skyla.
"Nah kalau lo liburan gak mungkin kan lo bawa buku-buku lo!" cetus Rafael.
Oke fine! Skyla mengerti apa yang di maksud oleh Rafael. Ia pun dapat menghirup ogsigen dengan lega.
"Ya udah yuk buruan cabut!" ajak Skyla.
Mereka berdua kemudian berjalan menuju rumah Rafael. Setelah sampai ia di persilahkan duduk terlebih dahulu oleh Rafael.
Sementara lelaki itu berlalu ke dapur membuatkan minum untuk Skyla.
"Nih minum dulu!" ujar Rafael sambil mengulurkan gelas orange jus yang ada di tanganya.
Skyla ragu-ragu untuk meminum-minuman buatan Rafael.
Mengerti dengan tatapan Skyla Rafael pun berucap.
"Tenang aja! Gue gak ngasih obat bius ke minuman itu."
Wajah Skyla pun mendadak terasa panas. Ia sangat malu karena ternyata Rafael dapat membaca kekawatirannya.
"Ya gue cuma jaga-jaga aja!" ucapnya tenang.
"Ya udah di minum, gue ke atas dulu nyari buku yang lo butuhin!" ujar Rafael.
"Oke!" jawab Skyla singkat.
"Syukurlah! Masih ada harapan buat gue besok gak kena hukuman dari tuh dosen killer!" gumamnya.
Di atas Rafael mulai mengobrak-abrik rak buku milik adiknya. Setelah ia menemukan apa yang di carinya ia segera turun ke bawah.
"Nih, buku yang lo cari!" ucap Rafael.
Mata Skyla sangat berbinar "makasih ya? Lo baik banget!" puji Skyla.
"Gue anter pulang!" tawar Rafael.
"Enggak usah! Gue bisa pesan taksi online kok!" tolak Skyla dengan halus. Ia tidak ingin merepotkan Rafael. Apa lagi sampai banyak berhutang budi pada cowok itu.
Namun bukannya mengiyakan Rafael hustru menarik pergelangan tangan Skyla.
"Auuu, sakit!" ringis Skyla.
"Behh, gitu aja sakit. Lebay lo!" ejek Rafael.
"Emang sakit!" protes Skyla.
"Buruan naik apa lo mau di kejar sama orang gila tadi?" ancam Rafael yang sukses membuat Skyla merinding dan langsung naik ke atas motor Rafael.
"Serem banget sih ancaman lo!" cetus Skyla. Dirinya tengah mengenakan helm yang di berikan oleh Rafael.
"Ya habis lo keras kepala sih! Batu." ujar Rafael.
"Enak aja main ngatain orang! Kita baru kenal sehari woy, dan lo belum tau gue!" cerca Skyla.
Gadis itu kemudian membenarkan posisi duduknya agar nyaman dan cowok di depannya ini tidak mengambil kesempatan untuk bersentuhan dengannya.
"Apaan sih!" geram Rafael. Memang benar yang temannya bilang kalau cewek itu makhluk paling aneh.
Buktinya cuma mau naik motor saja ia harus serempong ini.
"Gue cuma nyari posisi yang nyaman ya!" elaknya.
"Oke! Terserah." lalu tanpa persetujuan dari gadis di belakangnya Rafael menyalakan mesin motornya.
Sontak saja ia mendapatkan pukulan di bahunya, siapa lagi kalau bukan gadis yang tengah berapi-api yang tengah duduk di jok belakang motornya.
Rafael mulai mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi. Tentu saja itu membuat Skyla tidak berhenti mengomel.
"Berhentiii!" teriak Skyla.
"Apa lagi sih!" Jawab Rafael. Cowok itu seperti di uji kesabarannya oleh Skyla.
"Kalau elo gak niat mau nganterin gue, mendingan gue turun aja deh di sini!" ucap Skyla.
"Lhah! Yang gak niat siapa sih!" jawabnya heran.
"Elo yang gak niat!" cetus Skyla.
"Salah lagi kan gue!" pasrah Rafael.
"Oke!" Lo mau gue gimana?"