Bab 9. Skala datang
Laki-laki itu baru saja masuk dalam rumah, mendengar suara berisik dari atas balkon laki-laki itu pun langsung menuju ke sana.
" lagi asik masak ya kok aku nggak diajak in sih," uuar Skala.
"Ehh ada Kala, iya ini lagi sibuk masak. Ya buat mengisi waktu luang aja sih sebenarnya daripada nongkrong nggak jelas kan lebih baik masak bareng temen-temen kayak gini kan lebih asyik," sahut Aurel.
" iya dong pastinya lebih asyik! Ya udah kalau gitu gue tinggal ke kamar dulu ya.
Baru aja pulang mau mandi dan ganti baju dulu!" ucap Kala.
" oh ya udah kalau gitu, nanti gabung ke sini yah kalau udah selesai ganti bajunya!" pinta Aurel.
Tidak dapat dipungkiri kalau gak di situ memang sedang menarik perhatian Skala. Dari dulu memang gadis itu suka dengan Skala, hanya saja dirinya tidak berani mengungkapkan perasaannya itu.
" kalau suka itu di ungkapin lah masa di pendem kayak gitu sih, emangnya ketela di pendem langsung subur!" tukas Kimy.
" apaan sih lo ngaco aja kalau ngomong, emangnya salah kalau ramah sama orang itu.
Lagipula Kala kan sepupunya Kila!" ujar Aurel.
" iya-iyaa, gitu aja langsung marah!" tukas Kimy.
" daripada kalian ribut mending bantuin gue nih nusuk sosisnya, jangan cuma kalian kalau makan aja gercep!" ujar Skyla.
Entah mengapa Skyla rasanya sakit banget kalau ada gadis lain yang suka sama Skala.
" harusnya kan kalau ada yang suka sama dia gue bahagia dong sebagai adiknya, tapi kenapa sih gue justru merasa sedih.
Gue nggak boleh dong ada perasaan sama dia, ini itu salah dan gak boleh dibiarin."
" katanya suruh bantuin eh malah melamun!" ujar Kimy.
"Ehh iyaa, gue nggak ngelamun kok! Di atas itu tadi ada cicak makannya gue lihatin cicak itu," elak Skyla.
Jangan sampai teman-temannya itu tahu kalau ternyata dirinya punya perasaan yang lebih pada sepupunya sendiri.
"Enggak, gue gak boleh seperti ini terus. Ayo dong Kila, lo harus bisa hapus perasaan itu!" ucapnya dalam hati.
Setelah selesai berganti baju Skala ikut bergabung dengan Skyla dan kedua temannya.
" makin ganteng aja sih, apa rumusnya biar wajah ganteng kayak gitu?" tanya Aurel.
" ini udah bawaan orok, padahal biasa aja sih nggak pakai apa-apa nggak pake neko-neko. Terpesona ya sama gue," ujar Skala.
"Idih, pede banget sih orang gue cuman ngomong aja kok. Baru aja dipuji kaya gitu dah mumbul!" sahut Aurel.
" terpesona juga nggak papa kok, memang wajah aku itu selalu mempesona cewek-cewek. Jadi udah nggak heran lagi kalau ada cewek cewek itu yang nempel sama gue!" ujar Skala dengan sangat pdnya.
" waduh berobat lo sana, jadi cowok PD banget sih," timpal Kimy.
" sialan lo ya, gue sumpahin benar-benar naksir sama gue."
" nggak bakalan lah naksir sama lo, udah kayak di dunia ini cuman lo aja cowoknya," sahut Aurel.
" ya udah terserah kalau mau bohongin perasaan sendiri juga nggak papa kok," ucap Skala.
" ngomong-ngomong ada yang bisa gue bantu nggak?" tanya Skala.
" iya pastinya ada dong banyak malahan, ini kan banyak sosis yang belum ditusuk sama bakso jadi tugasnya bantuin Skyla!" ucap Kimy.
Gadis itu sedang sibuk dengan beberapa sosis yang lagi dibakar.
" oke deh gue bantuin!" sahut Skala.
" kenapa dari tadi cemberut aja, maaf ya kemarin kemarin gue diemin lo.
Nggak tahu kenapa perasaan gue lagi nggak mood aja, tapi sekarang udah mendingan!" ucap Skala.
"Ohh gitu, sayangnya gue nggak nanya tuh!" sahut Skyla.
" kenapa sih jadi cuek kaya gini, nggak kangen apa main bareng berantem bareng makan bareng.
Gue aja kangen banget, ternyata kebiasaan kita yang selalu berantem yang selalu ngapain sama-sama itu nggak bisa diberhentikan secara paksa.
Entah mengapa kok gue merasa sakit banget beberapa hari ini jauh sama lo," ungkap Skala.
" nggak cuma lo aja La, gue juga merasakan hal yang sama seperti lo.
Tapi emang perasaan ini lebih baik gue simpan di dalam hatiku yang paling dalam, karena perasaan gue ini nggak seharusnya ada.
Kita itu saudara mana mungkin kita boleh berhubungan lebih dari sebatas saudara," ujar Skyla dalam hati.
" kenapa diam?" tanya Skala.
" kalau mau bantuin jangan banyak ngomong nanti nggak selesai-selesai, gue lagi bete males banget buat ngomong."
Sakit sekali rasanya ketika orang yang kita sayang justru bersikap acuh di depan kita.
Tapi mungkin ini emang salahnya, karena yang memulai adalah dirinya sendiri.
Seandainya dirinya tidak bersikap dingin terlebih dahulu mungkin gadis di depannya juga tidak akan balas mendiamkannya.
" lama-lama gue nggak bisa menahan perasaan ini, kenapa sih rasanya sakit banget. Kapan gue bisa menetralkan perasaan ini, agar kita itu bisa selalu sama-sama seperti kemarin.
Tapi kenapa rasanya susah banget, gue juga sudah sudah sayang banget sama lo bahkan tak itu melebihi batas saudara.
Tidak seharusnya ini terjadi kan, tapi gue bingung harus gimana!" ucap Skala dalam hati.
Akhirnya karena bantuan Skala mereka telah selesai menusuk 100 sosis.
Mereka memang tidak main-main ketika ingin membuat acara. Mereka langsung membakar 100 sosis sekaligus.
" enak banget, dari aromanya udah kecium!" ujar Aurel.
" jelas enak dong kalau gue yang bikin," sahut Kimy.
Dari ketiganya itu yang paling pintar memasak memanglah Kimy.
" iya percaya emang elu itu paling jago, makanya kalau ada lo gue percaya bisa menyelesaikan semua masakan.
Jangankan cuma bakar-bakar kayak gini, masak besar aja pasti lo bisa kan!" tukas Aurel.
" lo puji gue kayak gitu pasti ada maunya, pasti lo nggak mau bakar-bakar kan karena takut tubuh lo yang mengkilap itu jadi gosong!" ujar Kimy.
" iya nggak gitu juga kali, emang dasarnya karena gue itu nggak bisa masak makannya nggak bisa bantu apa-apa.
Ya udah gue bantu olesin blueband aja deh!" tukasnya.
" makanya kalau kepingin bisa masak itu belajar, cita-cita jadi koki kok nggak mau belajar masak.
Gue itu dulu juga belajar, tapi yang pasti karena kebiasaan juga sih.
Karena di rumah itu nggak ada pembantu maka kita itu kalau mau makan yang harus masak sendiri kalau mama lagi nggak masak, semenjak saat itu dimulai menyukai dunia dapur.
Resep masakan apa aja pasti gue tulis, iya sekedar membantu kalau gue ingin memasak aneh-aneh itu.
Kan terkadang kita berpikir ini membuat masakan yang unik gitu kan, makanya gue mencatat banyak resep deh!" jelas Kimy.
" hebat lo, padahal kan cita-cita lu itu jadi seorang pramugari ya.
Tapi soal urusan masak lo juga jago!" cetus Aurel.