Baru saja sehari kembali dipertemukan oleh sahabatnya, Saka kini langsung datang ke tumah Kila.
Cowok itu ingin bertemu dengan ibu Skyla. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu dan rasanya sangat rindu sekali.
Tentunya cowok itu mendapatkan alamat Skyla dari gadis itu sendiri.
Minggu, biasanya hari yang tepat untuk di gunakan bermalas-malasan.
Namun, rupanya tidak untuk Skyla, gadis itu justru sudah bangun pagi dan baru saja pulang jogging. Sekarang ia sedang menyirami tananam kesayangannya.
"Hmmm, semakin tumbuh besar dan cantik-cantik ya kalian!" ucap Skyla.
"Waras dong, masak ngomong sama tanenam!" cetus Sekala.
"Apaan sih, ganggu orang yang lagi bersantai saja!" protes Skyla.
"Ganggu? Ya udah maaf ya. Lain kali aku enggak akan menyapa lo kalau lagi santai gini, gue bener-bener minta maaf banget sama lo!" ucap Sekala tulus.
Kemudian cowok itu pun berlalu pergi, Sekala benar-benar tidak menyangka jika adik sepupunya itu sekarang benar-benar menjaga jarak.
"Apa aku sudah sangat kelewatan ya sama dia, tapi aku tidak bermaksud untuk membuat dia justru menjaga jarak dengan ku seperti ini. Seperti ini rasanya benar-benar sangat menyiksaku," ucap Sekala.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 pagi, tiba-tiba saja saat Sekala mau keluar Rumah ada mobil yang mengerem mendadak.
"Gilla, bisa bawa mobil nggak sih loh!" bentak Sekala.
"Sory, gue tadi nggak lihat kalau lu di sini. Gue benar-benar minta maaf banget sama lo!" ucap seseorang dari dalam mobil itu.
"Jalan segede gini elo bilang gak lihat?" tanya Sekala.
"Ya kan gue di dalam mobil dan emang gak lihat, eh tunggu dulu deh lo Sekala kan?" tanya seseorang itu yang adalah Saka.
"Iya, kok lu tahu nama gue sih?" tanya Sekala heran.
"Masa lo gak ingat sih gue siapa, yakin bener-bener nggak ingat gue ini siapa?" tanya Saka.
"Enggak!" sahut Sekala.
"Gilaa ya lo, gue Saka teman masa kecil lu masa nggak ingat sih. Gue aja yang udah lama banget nggak ketemu sama lo masih inget," protes Saka.
"Saka tetangga sebelah rumah yang pindah itu?" tanya Sekala.
"Lhah iya, masak enggak ingat sih. Gue itu masih ingat jelas loh sama elo, bahkan ketika gue pindah lagi ke kota ini yang gue cari lo sama Kila" ujar Saka.
"Wahh, enggak nyangka ya sekarang lu sekeren ini. Btw, ini mobil punya lo atau punya orang tua lo?" tanya Sekala.
"Hehe, iya punya orang tua gue lah. Kan gue juga masih kuliah sama kayak elu, jadi ya belum punya mobil!" sahut Saka.
"Huuu, kirain udah berpenampilan keren kayak gini mobil milik sendiri. Meskipun masih kuliah kalau lo berniat buat berbisnis bisa kok, ya meskipun gue sendiri nggak minat sih!" tukas Sekala.
"Itu lo aja nggak minat kok nyuruh nyuruh orang lain, gue itu sebenarnya pengen sih kayak berbisnis yang sederhana gitu. Ya nggak terlalu besar resikonya juga buat pembelajaran aja sebelum benar-benar terjun ke bisnis orang tua gue!" ujar Saka.
Mereka berdua masih berbicara dalam posisi ya sama sekali belum berubah. Saka masih berada di dalam mobil sementara Sekala juga masih berdiri di luar mobil Saka.
"Ehh, mendingan masuk aja ngobrol di dalam lebih nyaman dan enak!" saran Sekala.
"Hmm, boleh juga kita ngobrol di dalam daripada di sini kan. Kalau di dalam kan gue bisa sambil minum hihi!" tukas Saka.
"Enggak berubah ya emang dasar dari dulu, tau nggak dulu gue waktu lo pindah sedih banget. Ya gue ya nggak terlalu pintar bergaul sama orang tiba-tiba kehilangan lu begitu aja, tapi sekarang udah beda lah pastinya sekarang udah punya banyak teman nggak kayak dulu!" cerita Sekala.
Dulu waktu kecil memang Sekala sulit sekali untuk bergaul. Bahkan ketika pertama kali Saka masuk ke rumah orang tua Skyla saja ia justru mumpet di kamar karena takut punya teman.
Dulu Sekala sebelum ke Indonesia sudah terbiasa sendirian di dalam rumah. Kedua orang tuanya tidak mengijinkan dirinya untuk main di luar rumah apalagi sampai bergaul dengan banyak orang.
Entah apa pun alasan orang tuanya saat itu yang jelas sekarang menurut Sekala sama sekali tidak masuk akal.
Untung saja sekarang Sekala sudah tidak seperti dulu lagi, dirinya juga sekarang menjadi mudah bergaul bersama teman-teman baru ataupun orang-orang baru.
"Saka, kok nggak ngomong sih kalau mau main ke sini?" tanya Skyla yang melihat sahabatnya itu berjalan bersama dengan kakaknya.
"Tadi sebenarnya mo bilang, tapi nggak usahlah buat surprise aja. Di hari minggu kayak gini gue itu enggak punya kerjaan banget di rumah, ya bisa dikatakan kalau gue itu boring banget! Makanya gua memutuskan untuk datang ke sini aja," sahut Saka.
"Yeee, terus menurut lo gue dijadikan tempat untuk pelarian orang-orang yang lagi boring gitu!" cecar Skyla.
"Ya bukannya gitu, cuman ya gue emang mau kesini. Gue itu kangen sama tante dan juga om makanya kesini deh," jelas Saka.
"Ya sudah masuk yuk, nanti gua bikinin jus jeruk kesukaan lo. Udah lama banget deh gue rasanya nggak bikinin minuman itu buat lo," ujar Skyla.
"Yalah, udah lama aja pakai banget. 8 tahun deh kalau gak salah, selama itu juga gue selalu keringat sama lo. Dulu kan lo yang sering minta bantuan ke gue kalau lagi berantem sama Sekala!" tukas Saka.
Apakah hal yang terjadi di waktu kecil itu akan terulang kembali, sekarang pun Skyla sedang tidak baik hubungannya dengan Sekala.
Akankah ia bisa meminta tolong kepada Saka, atau hanya sekedar meminta saran saja?
Rasanya semua itu benar-benar percuma deh! Karenanya dirasakan oleh gadis itu adalah rasa yang sulit sekali untuk di jelaskan.
"Bengong aja lo, buruan katanya mau bikinin gue just jeruk!. Kalau emang udah agak lupa dengan masa lalu nggak papa kok, itu adalah hal yang wajar jadi lo nggak usah berusaha untuk mengingat, karena yang terpenting sekarang kan kita udah satu kampus lagi!" ucap Saka.
"Jadi lo kuliah di kampus yang sama kaya Skyla?" tanya Kala.
"Iyaa, katanya lu juga kuliah di sana kan?" tanya Saka.
"Iya sih, cuma beda jurusan aja."
Mereka bertiga pun kemudian masuk. Meskipun ada Saka nyatanya tidak merubah sikap Skyla yang seolah menghindar dari tatapan Sekala.
"Gue bingung deh kenapa dia bisa menatapku dengan penuh kebencian seperti itu, apakah gue itu udah melakukan kesalahan yang sangat fatal! Tapi gue merasa kalau gue tidak pernah melakukan itu, gue bahkan hanya berusaha untuk selalu melindungi dia. Tidak ingin siapapun berusaha untuk menyakiti nya," ucap Sekala dalam hati.
Jangan di tanya bagaimanakah perasaan Sekala.saat ini karena yang jelas cowok itu sangat hancur sekali.