"AZKA SINI! " Amazon gagal menangkap Azka yang terlalu lincah, sialnya dia harus membiarkan hal itu terjadi. Dan menyebar sampai seluruh temannya tau.
"OMG, dia siapa Ma? " tanya Azka menutup mulutnya kembali setelah sadar.
"Dia Kezira temannya kakak kamu, malam ini kak Kezira mau nginep di sini. "
"Oh ini yang bikin lo sekolah walau sakit? " ujar Azka membongkar hal yang memalukan bagi Amazon.
"Diem deh! "
"Nanti kakak kamu tidur di kamar kamu ya, Az."
"Dih ogah! Dia aja sukanya ngeledekin. Tidurnya juga kayak kebo, enggak mau deh pokoknya," tolak Azka.
"Bomat! "
"Tumben lo kadar kedinginan dan kecuekan lo berkurang, liat cewek cantikkan lo?" ledek Amazon.
"Ya karena tadi ada pemandangan unik, lumayankan bisa di buat jadi duit. "
"Sialan emang!" mereka berdua berdebat tanpa memperdulikan Arini ataupun Kezira.
"Maaf ya Kezira, mereka emang kayak gitu. Kayak kucing sama tikus."
"Enggak apa-apa kok Tante, malahan Kezira liatnya seneng. "
"Kezira tinggal sama siapa? " tanya Arini.
"Sama Tante," jawab Kezira, raut wajah Arini langsung berubah.
"Emangnya oangtua kamu dimana?" tanya Arini, untung saja Amazon mendengar perbincangan itu dan langsung mengalihkannya pada hal lain.
"Eh iya, Ma. Azra mau ajak Kezira buat jalan-jalan di belakang bolekan? Minjem dulu ya," ujar Amazon menarik pergelangan tangan Kezira yang terduduk di sofa.
"Ayo, " bisik Amazon, akhirnya Kezira pun bangkit. Dia tau Amazon sedang mengalihkan pertanyaan ibunya karena Kezira enggan mengatakan bahwa orangtuanya membuang dia.
"Makasih," untuk pertama kalinya Kezira mengatakan hal yang tabu di hidupnya.
Amazon langsung tersipu malu, pipinya memerah padam seperti kepiting rebus. "Cama-cama, " jawabnya menye-menye seperti anak kecil.
"Najis!" ujar Kezira memiringkan bibirnya dengan mata tajam.
Bukannya takut, Amazon malah mengusap mata Kezira dengan telapak tangannya. "Kebiasaan, " ujar Amazon sembari tersenyum manis.
Kezira menatap Amazon dengan jijik. "Ma-" belum juga Kezira mengucapkan kalimat selanjutnya ia sudah di sergat oleh Amazon.
"Mau matikan? " ujar Amazon menaikkan sebelah alisnya.
Kezira menahan emosinya, ia mengingatkan kalau saat ini dia tengah berada di rumah Amazon. Bersikap sopan.
"Hm, maaf ya tadi nyokap gue-"
"Enggak apa, wajar sih dia nanya gitu ke gue. "
Mata Kezira berbinar melihat sepasang kelinci di kandang dekat dengan rumput hijau yang di hiasi lampu taman. "Lucu, " ujar Kezira menghampiri sepasang kelinci itu.
"Punya Mama lo?"
Amazon menggeleng "Aku. "
Kezira yang tengah bermain dengan kelinci itu di buat kaget. "Beneran? "
Amazon mengangguk. "Ini yang warnanya kayak sapi namanya Chean, kalau yang putih namaya Xiar," Kezira di buat geli mendengar nama-nama kelinci manis itu.
"Kenapa pake nama China? " tanya Kezira tertawa renyah, aneh.
"Itu nama animasi kesukaanku dulu waktu kecil, ini juga udah ngerawat mereka lumayan lama keknya waktu sembilan taunan," ujar Amazon seraya berpikir.
Sekilas Kezira mengingat seseorang yang sama menyukai kelinci pada saat dia masih kecil, dan dari sana juga dia menyukai kelinci.
"Lo unik ya?" ujar Kezira menatap wajah Amazon.
"Biasa aja, hehehe.. "
"Kezira, kenapa kamu enggak senyum aja setiap saat dari pada harus nengeluarkan tatapan maut. Senyummu bikin candu, " ujar Amazon tersipu sendiri.
"Mungkin enggak deh, udah ya jangan bahas lagi. "
Amazon paham ada luka di balik itu semua, jadi dia tidak ingin mengorek luka itu terlalu dalam karena semua orang punya lukanya masing-masing..
"Iya. "
Udara di luar cukup dingin, alhasil mereka berdua memutuskan untuk kembali kedalam rumah. Amazon membawa Kezira ke kamarnya agar cewek cantik itu bisa istirahat setelah melewati hari yang panjang.
"Ini kamar lo? " tanya Kezira sedikit tercengang. Masalahnya kamar Amazon sangat rapih, berbeda jauh dengan kamarnya. Padahal Amazon kan cowok.
"Iya, maaf ya berantakan. "
"Berantakan? Apa ini enggak jauh lebih baik dari kamar gue? " batin Kezira.
"Kalau Kezira butuh apa-apa bilang aja ya, Azon ada di ruang sebelah di kamar Azka. "
"Makasih, Azra, " ujar Kezira.
Awalnya Amazon merasa asing di panggil nama itu oleh Kezira, namun itu lucu juga.
"Selamat malam. "
Setelah Amazon pergi, Kezira duduk di tepi ranjang Amazon yang cukup besar. Aroma semerbak cowokpun mulai terhirup ketika ia mencuba tidur di ranjang Amazon.
"Baru kali ini gue nyium aroma cowok sewangi ini," ujar Kezira menyapu seprai dengan tangannya.
Tanpa di sadari aroma wangi itu mampu membuat Kezira tertidur dan bermimpi indah. Terlihat Amazon baru saja membuka knop pintu kamarnya dan melihat pemandangan yang damai di depan sana. Melihat Kezira tertidur dengan lelap seperti bayi membuat dia semakin menguatkan tekatnya untuk melindung cewek itu.
"Selamat malam peri manis, " ujar Amazon sembari mengelus surai rambut Kezira dengan halus.
***
Keesokan paginya Kezira di buat kalap karena ia bangun sangat telat, dan sialnya ini di rumah orang.
Kezira bangkit dari tidurnya, ia ingin beranjak untuk pulang. Namun seseorang baru saja membuka knop pintu dan itu adalah Amazon.
"Selamat pagi," sapa Amazon seraya membawakan nampan berisikan sarapan.
"Ini jam berapa? " tanya Kezira panik.
"Jam delamapan, memangnya kenapa? "
"Astaga, gue kesiangan dong. Gila sign kalau ini hari sekolah, maaf ya."
"Cuci muka lalu sarapan ya, " ujar Amazon.
"Eh enggak usah, gue balik aja nanti gue di marahin. "
"Nanti biar aku yang bilang dan anterin Kezira ya. Sekarang di makan dulu, kemarin pasti enggak makankan? "
Kezira mengangguk. "Eh kenapa gue harus nurut sama lo! " bentak Kezira heran dengan dirinya seraya memukul pelan kepalanya.
Amazon yang melihat hal itu langsung duduk di samping Kezira. "Jangan kayak gitu sama diri kamu, cintai diri kamu ya Kez. Ayo di makan, Azon sendiri yang bikin."
"Gue bingung, nama lo sebenernya siapa sih? "
"Di sekolah Amazon, di rumah Azra. Gue panggil lo apa? "
"Azon boleh, Azra boleh. "
"Musingin lo! "
"Yaudah Azra aja," ujar Kezira cemberut dengan pulut yang sudah penuh dengan sepotong roti.
Amazon tersenyum. "Aku, kamu. Juga boleh, " ujar Amazon tersenyum.
"Di kasih jantung, jangan minta hati lo! " ancam Kezira dengan nada tinggi.
"Yaudah apa aja, yang penting Kezira bahagia," pasrah Amazon tersenyum.
Beberapa menit kini sudah berlalu. Kezira dan Amazon tengah menuruni anak tangga karena Kezira hendak pulang sebelum Naya mencarinya.
"Mah, katanya Kezira mau pulang," ujar Amazon pada Arini yang tengah membersihkan meja makan.
"Eh sayang mau pulang aja, kapan-kapan mampir ya. Kita ngobrol lagi, " ujar Arini memeluk Kezira.
Kezira tersenyum. "Hangat, " tanpa di sadari ia bergumam.
"Kalau kamu mau di peluk datang aja ya, Tante senen sama kamu. Eh jangan panggil Tante, Mama aja ya biar sama kayak Azra."
Arini tersenyum hangat, di balas dengan Kezira yang tersenyum senang bisa di sambut hangat oleh ibunya Amazon, serasa Kezira memiliki seorang ibu di sampingnya.
"Kezira pulang di anterin Azrakan?" tanya Arini melirik Amazon.
"Iya Tante, eh Mamah," ujar Kezira dengan sedikit tawa malunya.