Chereads / Kezira: Sungai Amazon / Chapter 21 - Bab 21

Chapter 21 - Bab 21

Kezira terpaku tidak berkutik ketika Amazon menempelkan kedua telunjuknya dan mengatakan senyum dengan dia yang ikut tersenyum.

"Cantik! " ujar Amazon, matik mata mereka bertemu.

"Ah! " pekik Amazon kesakitan.

"Kenapa? " tanya Kezira kaget, melihat ekspresi Amazon yang berubah kesakitan.

"Jantung Azon enggak aman liat Kezira senyum, " ujar Amazon memegangi dadanya sambil tersenyum jahil.

"Awas ya lo! " ancam Kezira pergi meninggalkan Amazon, cowok itu mengejar Kezira dan mengatakan hal yang lebih puitis. Beberapa godaan dari Amazon juga terlontar untuk Kezira.

"KEZIRA I LOVE YOU MORE!"

"GUE BENCI AMAZON! "

"Heh!"

"Kenapa? " tanya Kezira merilik Amazon.

"Suka-suka guelah! "

"Kusuka-kusuka!!! " teriak Amazon meregangkan kedua tangannya, rasanya memang sejuk berada di pantai.

"Kezira suka ke pantai ya? " tanya Amazon, dan Kezira mengangguk.

Amazon terlihat menghela nafas, ia akan berani bertanya tentang apa yang terjadi tadi di rumah dan di mobil.

"Sebenernya tadi Kezira kenapa pas lagi di mobil dan di rumah tadi Kezira teriak? " tanya Amazon. Kezira terlihat merengutkan wajahnya, mungkin pertanyaan ini bersifat sensitif.

"Belum saatnya lo tau, mungkin ketika gue enggak ada di dun-" ucapannya dipotong oleh Amazon yang menutup mulut Kezira dengan kedua tangannya.

"Jangan bilang! "

"Azon enggak mau kehilangan buat kedua kalinya, udah cukup Azon ngerasain gimana hidup dengan kenangan di masalalu. Udah ya, biarin aja hidup mengalir kayak sungai, pasti nanti juga ketemu titik akhirnya. Akhir bahagia untuk awal yang menyakitkan. "

Kezira menatap manik Amazon, sepertinya cowok di depannya memiliki masalah yang lebih berat dari dirinya. Sempat termeneng sesaat ketika Kezira melihat wajah Amazon dari jarak yang dekat.

"Heh! " Kezira menepiskan tangan Amazon.

"Kenapa? "

"Bau ikan asin... " ledek Kezira mengerenyitkan dahi.

"Hehehe maaf, " ujar Amazon cengengesan, bukannya membenci Kezira malah kagum dengan orang di depannya itu.

"Apa yang lo suka dari gue? " tanya Kezira.

"Semuanya, " jawab Amazon tersenyum mengembang.

"Termasuk kenakalan gue yang udah bikin semua orang takut? " tanya Kezira, Amazon pun mengangguk.

Kezira membuang nafas gusarnya. "Jangan suka sama gue, gue bukan orang baik.

"Semua orang enggak baik kok," ujar Amazon, lalu dia mengulurkan seutas benang di dalam saku celananya.

"Buat Kezira, " Amazon menyodorkan benang berwarna merah itu pada Kezira, hanya seutas benang wol.

"Buat apa? " dahi Kezira mengerut, dia terheran-heran.

"Hadiah, makasih karena udah bikin Amazon yakin kalau Kezira itu enggak sesuai dengan apa yang di omongin orang-orang di luaran sana. Kezira cuman terluka aja, tapi jangan bikin luka itu jadi alasan Kezira buat ngelukain orang lain ya. " ujar Amazon sudah seperti ibu yang memberitahukan kepada anaknya.

Kezira termenung, sampai Amazon memakaikan seutas benang itu pada pergelangan tangan Kezira.

"Jaga baik-baik ya, ini jimat dari Azon. "

"Ih, apaan sih! "

"Kalau enggak suka, yaudah deh. Lain kali Amazon kasih hadiah yang lebih bagus lagi dari ini, jadi hadiahnya Azon ambil lagi ya.. " baru saja tangan Amazon hendak mengambilnya, sudah di rebut oleh Kezira dan memakaikannya sendiri.

"Sayang, udah di kasih jangan di ambil lagi! "omel Kezira, padahal dalam hati Amazon sedang tertawa.

"Kezira lucu, " puji Amazon.

"Gue bukan badut! "

"Iya, iya. "

Hari di lihat mulai petang. Ini sudah saatnya untuk mereka kembali pulang. Namun Kezira menggeleng dan bersikeras untuk tetap di pantai. Sudah beberapa kali Amazon mengajak, tapi Kezira malah diam saja.

"Kezira enggak pulang? "

"Enggak, lo duluan aja."

"Kenapa? " bukan pergi Amazon malah ikut duduk di samping Kezira yang tengah menikmati matahari terbenam.

"Liat deh, cantikkan?"

"Iya, cantik. Tapi lebih cantikan Kezira sih, di banting itu sih jauh seratus delapan puluh derajat, hehehe.. "

"Terserah lo, gue udah capek."

"Andai gue bisa kayak matahari terbenam, di nantikan oleh semua orang karena keindahannya. Bukan kayak gue, di harapkan untuk cepat pergi dari dunia." gumam Kezira, Amazon yang melihat itu langsung merubah ekspresinya.

"Lo tau kenapa gue jadi gini? " tanya Kezira pada Amazon yang masih menyimak dengan baik.

"Itu karena gue cuman anak buangan, lucukan? " ujar Kezira di barengi dengan tawa nyeleneh.

Amazon terdiam, sekarang dia tau apa inti permasalahan hilanganya senyum itu.

"Dan sekarang hidup gue tambah rudek lagi ketika seseorang datang. Hidup gue gini, ada yang pergi dan ada yang datang, tapi keduanya enggak gue juga harepin. Makin malah tambah sakit, kesiksa gue. " Kezira akhirnya mengeluarkan unek-unek yang dia pendam dari dulu.

"Sabar ya, Kez. "

Mata Kezira berlinang, namun ia tahan dan seka tanpa sepengetahuan Amazon.

"Kalau mau nangis, nangis aja. Enggak papah kok, karena fungsi air mata itu buat mencurahkan kesedihan, kalau di pendem terus nanti air matanya sedih karena Kezira meluapkannya dengan kekerasan bukan dia."

"Makasih, udah mau nemenin gue hari ini. Tapi untuk hari selanjutnya jangan sampai lo bicara lagi sama gue ya, anggap lo enggak pernah akrab sama gue. Anggap gue orang asing, karena lo enggak tau setiap misteri orang itu. " Kezira bangkit dari duduknya, sementara Amazon kini ia masih termenung dengan ucapan terakhir Kezira.

"KEZIRA! "

Sudah terlambat, Kezira sudah pergi melesat dengan mobilnya. Menyisakan Amazon yang melihat kepergian mobil itu semakin mengecil lalu menghilang.

"Kezira, andai lo tau kalau gue enggak sebaik apa yang lo kira."

***

Sekolah di hari senin merupakan waktu yang sangat di hindari oleh setiap murid, itu karena mereka harus mengadakan upacara di lapangan yang akan berlangsung sangat lama sebab orang yang akan berpidato senin ini adalam Pak Tomo. 

"Yo, di atur barisannya. Nanti Bapak pidato loh, di dengerin ya.. " ujar Pak Tomo yang berada di mimbar.

"Cek anak-anak yang hadir dulu, " saran Audy pada Kekey.

"Sip, keknya kurang satu deh? " tanya Kekey yang tengah menghitung anak-anak murid di lapangan.

"Siapa ya? "

"Kezira palingan, " ujar Gerin dengan lolipop yang ia lumat.

"Itu jangan makan permen dong, ini mau upacara loh Ger. "

"Maaf, tanggung nih." Gerin menjulurkan lidahnya dan memperlihatkan beberapa permen di dalam sana.

"Iww jorok!" Audy menggidikkan bahunya geli.

"Bukan jorok, tapi kenimkatan tau. Idih anak manja mah kagak tau soal kenimatan sih. Makannya hidup di dunia, jangan di dunia per perian lo! "

"Iww, nooo... "

"Jangan sok inggris deh, muka kek tembok retak juga. Kulit lu tuh kek duri kaktus. "

"GERIN! " teriak Audy.

"Jangan berisik nanti kalian di hukum, jodoh loh! " ledek Kekey.

Mereka berdua saling membelakangi. "Tuhkan, makin deket nih! " giliran Amazon yang meledeki mereka.

"Si Kezira kemana? " tanya Amazon pada Gerin.

"Mana gue tau, emang gue emaknya Zon? Amit-amit juga gue! "

"Ger, jangan gitu lah sama orang. Dia juga punya hati," ujar Amazon tidak suka mendengar ada yang menjelekkan Kezira.

"Hati? Yakin lo Zon? "tanya Kekey dengan wajah tidak suka.

"Perlu gue tunjukin foto kakak kelas yang udah dia pukul sampai babak belur? "