Chereads / Fons Cafe / Chapter 23 - Episode 24

Chapter 23 - Episode 24

"Kalian ini, masih saja suka bertengkar!" Seru Kris. "Padahal kalian sudah menikah!"

Hari itu, Kris melakukam video call dengan Alex dan Steffi yang berada di Meksiko. Mereka berdua memang sama-sama sedang kuliah di Amerika, tapi di musim dingin ini, mereka memilih jalan-jalan ke Meksiko.

"Setidaknya kalian bisa melihat Tatsuya dan Gaby sebagai contoh keluarga yang harmonis dan damai," lanjutnya.

"Astaga, tanpa pertengkaran, hubungan tidak akan menjadi lebih kuat, Onii!" Seru Steffi. "Sepertinya kau harus segera mencari kekasih agar bisa merasakannya sendiri."

"Alex jaga mulut istrimu. Berani sekali dia mengatakan hal seperti itu padaku!" Seru Kris.

"Hahaha.. istriku memang begini Kris. Seharusnya kau bisa memahaminya, apalagi kau kan saudaranya," balas Alex.

Sejujurnya, Kris memang tidak suka pertengkaran yang mereka berdua suka lakukan, apalagi mereka sering bertengkar di Fons, yang membuat pelanggan Kris yang lain risih kadang. Tapi sekarang dia merindukan si para pembuat onar di Fons ini.

"Hei, cepatlah kalian berdua pulang kesini. Fons merindukan kalian."

"Sepertinya kau kesepian sekali Kris?" Tanya Steffi iba. "Tenanglah, aku dan Alex akan lulus akhir musim gugur tahun depan. Selanjutnya, Alex mau melanjutkan S3 di Indonesia, dan aku bisa menjadi sutradara!"

"Aku titip salam untuk Steven," kata Kris.

"Akan aku sampaikan!" Seru Steffi riang, "Eh, ngomong-ngomong karena taruhanmu dengan David dan Carlos menang apa yang kau dapat dari mereka?"

Kris menyeringai senang. "Well, sebenarnya aku ingin membagi hadiahnya bersama kalian, tapi karena kalian tidak pulang ke Indonesia, jadi sepertinya aku akan menggunakannya sendiri saja."

"Apa itu?" Tanya Alex.

Kris memamerkan empat buah tiket Java Jazz VVIP di depan layar laptopnya. "Tiket Java Jazz! Astaga Steffi, kau harusnya pulang dengan senang hati aku akan mengajakmu untuk menontonnya!"

Steffi malah tertawa. "Kau nonton saja sendiri. Aku dan Alex akan menonton pertunjukkan di Broadway awal musim semi nanti!!"

Kris melongos. "APA?! BROADWAY?!"

Steffi mengangkat alisnya. "Kenapa? Kau iri pastinya karena ingin menonton Broadway kan?"

"Kalian berdua bisa dapat tiket Broadway darimana hah?! Katakan padaku!"

"Dapat dari mana itu tidak penting Kris," jawab Alex cepat. "Sebaiknya kita akhiri obrolan ini. Dadah Kris!"

-----

Steffi masih tertawa dan memandang Alex. "Bagaimana keadaan ayahmu?" Tanya Steffi.

"Baik. Dan dia merindukan menantunya." Alex menjawil hidung Steffi.

"Papa dan Mama juga begitu," balas Steffi. "Baiklah, aku lelah setelah seharian jalan-jalan disini. Aku mau tidur dulu ya."

Alex mengangguk. "Ya, tidurlah dengan tenang, Putri Molor yang aku sayangi. Aku akan menjagamu disampingku."

"Alex?"

"Ya?"

"Kalimatmu, sangat menjijikan! Siapa yang mengajarimu untuk mengatakan hal seperti itu?" Alex tersenyum geli. "Astaga biar ku tebak! Carlos? Aku sudah bilang, jangan ikuti skenario naskah yang dibuatnya, Alex! Itu semua menjijikan kau tahu?"

"Baiklah, baiklah, aku akan berhenti mengatakan hal semacam itu mulai sekarang puas?" Tanya Alex sambil terkekeh. Steffi mengangguk.

Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Steffi. "Tidurlah." Steffi mengangguk dan memejamkan matanya. "Love you, Alex," bisiknya.

-----