Alexander K.
Kau sudah jalan?
Semoga kau menikmati perjalananmu dengan Carlos ya, Rhe!
Rhea Andrina
Aku tahu itu semua hanya sebuah majas yang kau gunakan untuk menyindirku bukan?
Alexander K.
Syukurlah kau sudah lebih pintar sekarang.
Oh ya, Steffi menitipkan salam untukmu dan Carlos. Katanya selamat berlibur!
Rhea Andrina
Katakan terima kasih padanya.
Alex...
Alexander K.
Ya?
Rhea Andrina
Kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau menolakku sampai berkali-kali dulu?
Alexander K.
Akan kukatakan padamu, tapi bukan sekarang Rhe. I have my own timing to tell you about that. Okay?
Rhea Andrina
Okay.
See you!
Gonna miss you, mr. Genius!
Alexander K.
Yeah, me either. Tell me about Gili when you're back, 'kay?
Rhea Andrina
Oui!
"Sudah chatting dengan Alex?" Tanya Carlos, sesaat setelah mereka sampai di terminal bandara, sebelum turun dari mobil. "Ayo kita turun."
Rhea menurut, dan turun dari mobil Carlos. Dia memakai kacamata hitam yang menutupi matanya, memakai topi dan mengikat rambut panjangnya. Selain itu, Rhea hanya memakai tanktop hitam dan celana jins yang menutupi setengah pahanya, seperti favoritnya.
"Baiklah, ayo jalan!"
Di terminal, Rhea melihat ada beberapa kamera, dan reporter yang memang sengaja datang untuk memergokinya bersama Carlos.
Mereka berdua yang terlihat kompak dengan kacamata hitam dan pakaian yang mirip itu berjalan berdampingan sambil menyeret koper masing-masing. Sementara tangan Carlos yang bebas merangkul punggung Rhea.
"Stay calm between them," bisik Carlos saat mereka mendekat kepada kerumunan reporter itu.
"I know, Dude! I'm also a celebrity to-be actually," balasnya.
Rhea memastikan kacamatanya terpasang sempurna. Lalu dengan satu gerakan cepat, mereka sudah di kerumuni oleh para reporter gosip itu.
"Carlos, bisa jelaskan siapa sebenarnya wanita yang ada di sebelah Anda ini?" Tanya seorang reporter laki-laki.
"Apa benar, seperti berita yang beredar kalau wanita ini istri Anda?"
"Apakah wanita ini juga berasal dari dunia entertainment?"
"Siapa namanya?"
Dan berbagai pertanyaan lainnya di tanyakan oleh reporter silih berganti. Hingga Carlos sendiri tak tahu harus menjawab yang mana, sehingga dia tertawa.
"Baiklah, baiklah," ucapnya di sela-sela tawanya. "Biar aku jelaskan." Tangan Carlos melingkari pundak Rhea yang lebih pendek darinya. "Dia bukan berasal dari dunia entertainment, saat ini, aku dan dia hanya sebatas teman dekat. Jadi untuk masalah isu yan mengatakan saya sudah menikah, harus saya pertegas bahwa saya belum menikah."
"Tapi apakah ada kemungkinan kalau kau dan wanita ini hanya lebih sekedar teman?"
"Bisa jadi," jawab Carlos sambil tersenyum.
"Apa mungkin kalian berdua berencana untuk menikah?"
"Doakan saja yang terbaik," jawabnya.
Detik berikutnya, Carlos dan Rhea langsung pergi meninggalkan reporter-reporter itu dan segera menuju kantor maskapai penerbangan untuk mengonfirmasi perjalanannya.
-----
Kris menonton Fotaiment, karena ini satu-satunya infotaiment yang memuat kabar tentang Carlos secara menyeluruh, walaupun yang lainnya juga melakukan hal yang sama dengan berita tentan Carlos.
Hanya saja Kris terkejut karena berita kali ini tentang kepergian Carlos dan seorang wanita ke Nusa Tenggara. Dan Kris sangat yakin bahwa wanita yang ada di dalam layar TV itu adalah Rhea.
Ponsel Kris berdering.
David
Caller ID Kris menampilkan nama komedian itu, dan langsung saja Kris mengangkatnya.
"Kau sudah melihat beritanya?"
"Oh, ya. Tentu saja. Anak itu benar-benar gila. Untuk apa membawa Rhea berjalan-jalan sejauh itu? Apa yang dia pikirkan sebenarnya?"
"Katanya, Alex sudah tahu dari kemarin, dan kau tahu? Rhea sendiri yang memberitahunya kalau dia mau pergi dengan Carlos."
Sambungannya dan David menjadi seru saat dia membicarakan tentang Carlos dan Rhea yang berlibur ke Nusa Tenggara. "Ya sudah, nanti kita ngobrol lagi."
David menutup sambungan teleponnya.
Detik berikutnya, Kris langsung menelepon Rhea.
-----
"Iya Kris? Ada apa?" Tanya Rhea saat mengangkat telepon dari Kris sore itu.
"Kau ada dimana?"
"Panik sekali suaramu? Aku ada di NTB. Mungkin bulan depan baru kembali."
"Rhe! Kau itu perempuan! Dan Carlos lelaki brengsek. Untuk apa kalian berdua ada disana?"
"Tenanglah Kris. Aku hanya berjalan-jalan dengan Carlos. Aku akan berjanji tidak akan ada hal buruk yang terjadi. Oke?"
"Tapi Rhe—"
"Kris, aku sudah besar. Jadi tenanglah!" Kata Rhea santai, "Aku bis menjaga diriku sendiri. Dan Carlos jga sudah berjanji pada ayahku untuk menjagaku."
"Kalau terjadi sesuatu, kau harus segera meneleponku. Mengerti?"
"Baiklah.."
Sambungannya diputus. Carlos keluar dari kamar mandi hotel, menggunakan celana boxer. Rambut basahnya masih menetes-netes di tubuhnya. Sementara tangannya sibuk mengacak-acak rambutnya agar cepat kering.
"Siapa Rhe?"
"Oh, itu tadi Kris."
Carlos tersenyum nakal. "Pasti dia takut kalau aku melakukan sesuatu hal yang buruk padamu bukan?" Langkah kakinya mendekati Rhea.
"Semacam itu," ucapnya. Rhea berbalik untuk mempersiapkan peralatan mandinya.
Tangan Carlos sudah mendekap tubuh Rhea. Carlos menghirup aroma rambut Rhea, "Shampoomu wangi juga ternyata."
Rhea mendengus. "Yang benar saja kalau rambutku bisa sampai bau!"
"Rhe, tubuhmu kurus sekali dari sejak terakhir aku memelukmu seperti ini?"
"Ya, memang begitu adanya," balas Rhea. "Lepas, aku mau mandi sekarang."
Carlos melepaskannya, dan Rhea berbalik badan. Tiba-tiba saja, tangan Carlos menariknya dan dengan cepaf bibir mereka bertemu.
Keahlian Carlos selain menulis nasksh adalah berciuman. Seperti saat ini, dia melakukan lumatan kecil dan halus saat melakukannya dengan Rhea.
Bahkan ketika Carlos sudah melepaskan ciumannya, Rhea masih memejamkan matanya. "Hei, sadarlah, Nak. Aku tidak mungkin melakukan yang lebih lama atau lebih dari ciuman."
Rhea tersenyum. "Aku mandi dulu ya."
-----
Makan malam ringan mereka habiskan di restoran hotel yang cukup mewah di Mataram.
"Besok kita baru ke Gili. Kau istirahatlah yang cukup, Rhe."
Rhea mengangguk. "Los," panggil Rhea dan dia menjawab dengan mengangkat alisnya. "Berita yang beredar, mengatakan kalau kau adalah playboy yang sering gonta-ganti pacar."
"Oh, itu memang fakta," kata Carlos. "Kau tidak perlu mengklarifikasi apapun dari fakta yang satu itu."
"Memangnya kenapa kau menjadi playboy?" Tanyanya, "Carlos yang kukenal dulu tidak memiliki banyak teman perempuan sewaktu SMP dan SMAnya. Malah, bisa dibilang aku satu-satunya teman perempuan yang kau punya."
"Time passes. And so do I," jawabnya singkat. "Tepatnya, aku punya banyak alasan mengapa menjadi seperti ini."
"To get famous? You're dating with so many celebrities."
"That's one of the reason. However, there are still so many reason why I do it."
Rhea mengangguk paham, walaupun sebenarnya dia juga tidak terlalu mengerti pada dasarnya.
Carlos yang dikenalnya adalah Carlos yang baik, dan sopan. Memang dia selalu iseng, juga suka menggodai perempuan-perempuan di seluruh SMAnya dulu. Hanya saja, tidak ada satupun dari kelakuannya itu yang membuatnya bisa menjadi seorang playboy. Jangankan playboy, punya teman dekat perempuan yang dekat dengannya saja tidak. Hanya Rhea saja seorang.
Mungkin Rhea sudah terlalu lama mengabaikan lelaki yang pernah singgah dihatinya itu.
Ya, Rhea memang sempat menyukai Carlos, namun hal itu hanya menjadi rahasia hatinya saja. Karena memang sebelumnya, Rhea menyukai Alex, dan semuanya tahu itu. Bahkan Alex dengan terang-terangan tahu perasaan Rhea, namun selalu menolak apabila Rhea menyatakan bahwa dia ingin menjadi kekasihnya.
Dan saat akhirnya Rhea menyukai Carlos, Alex adalah orang satu-satunya yang mengetahui soal ini. Sayangnya, Rapide Boulonner, sponsor utamanya saat itu sudah mengontraknya, dan mengharuskannya untuk terbang ke Perancis.
Sehingga hal itu membuatnya menggantungkan perasaannya begitu saja untuk Carlos. Dan saat ini, itulah yang dipendamnya.
Bahkan, Rhea selalu penasaran saat mendengar kabar-kabar baru tentang Carlos dari Alex. Saat mendengar Carlos sudah tidur dengan artis yang sedang naik daun, Alex memberitahu Rhea, dan gadis itu menangis sejadi-jadinya, bahkan dia menggas mobilnya. Sehingga dia nyaris menabrak mobil lain saat mengendarai mobil di sirkuit F1.
"For any reason, I just want you to tell the truth to me, 'kay?" Kata Rhea, "I'll help you to fix all of your problems. I'll never leave you."
Carlos meraih tangan Rhea yang duduk di sebelahnya, lalu megecupnya lembut. "Merci beaucoup, Rhe—terima kasih bayak, Rhe."