Chereads / Fons Cafe / Chapter 33 - Episode 35

Chapter 33 - Episode 35

Konferensi pers berlangsung, Dennis sudah duduk di depan, sementara Rhea dan Carlos ada di sisi kanan arah penonton untuk melihatnya.

"We heard that you just break up with Rhea Escoffier from Rapide Boulonner is that true?" Tanya salah satu orang wartawan majalah olahraga.

"Eventually yes. Between us, there are some problems that we can't figure out to make things up, so we decide to seperate, and have our own path."

"Is it true that Claire Alfonso will be your bride on next summer?"

"Yes. We have spend so much time together, and everything that we do just make us more comfortable to be together."

Jawaban terakhir dari Dennis itupun langsung di bantah keras oleh Rhea. "LIE!!!" serunya dalam bahasa Inggris, sambil melanjutkan kalimat beritkutnya. "Jangan kira aku tidak tahu segala kebusukanmu, Vorontsov! Monique sudah bilang kalau memang acap kali memberikan rayuan gombalmu itu pada tiap mantan pacarmu, dan setelah kau berhasil mengajak mereka ke ranjang kau meninggalkannya secara perlahan."

Dennis membulatkan matanya. "Kau gila! Itu sebabnya aku meninggalkanmu!"

"No, she's not! Aku sudah memiliki daftar perempuan yang sudah kau tiduri dan aku bersyukur kalau Rhea tidak pernah melakukannya bersamamu!" Seruan Monique membuat Rhea tersenyum. "Kalian semua harus tahu betapa kotor lelaki yang menjadi petenis internasional ini!"

Tiba-tiba tim keamanan langsung bertindak. Dan Carlos menepuk dahinya. "O-oh.."

-----

Mereka, Rhea dan Carlos kini berada di Puri Gung Ai, yang berada di Ubud.

Mereka berdua nyaris di tahan karena membuat keributan, untung Gung Ai langsung menyelamatkan mereka. "Setidaknya aku bisa membawa kalian melihat-lihat Puri sebentar bukan? Ajik dan Cokorda sedang sembahyang, kalian tunggu sini dulu, biar aku menyiapkan makanan kecil untuk kalian."

"Ai, tidak perlu repot-repot," kata Carlos, "Kau sudah menolong kami saja sudah sangat merepotkanmu."

"Jangan begitu, kalian kan jalan-jalan ke Bali. Harusnya menikmati indahnya Bali, bukannya di tahan di Kantor Polisi." Gung Ai pergi meninggalkan Carlos dan Rhea sembari mengambil minuman dan makanan kecil untuk mereka.

Leonardo S.

Is everything okay there?

Whatsapp dari Leo itu langsung membuat hati Rhea menghangat. Ternyata masih ada yang peduli padanya. Rhea tersenyum dan membalasnya.

Rhea Andrina

Seandainya bisa bilang seperti itu. Kenyataannya kita berdua hampir di tahan di Polsek Seminyak.

Leonardo S.

Aku sudah melihat beritanya di internet.

Lucu juga ya, kau bisa melakukan hal semacam itu dalam konferensi pers internasional tadi.

Rhea Andrina

Jangan meledekku!

Rhea terkekeh lalu menutup ponselnya dan memasukkannya ke dalam tas. "Apa yang Leo tanyakan?"

"Oh, itu.. soal berita yang tersebar di internet," kata Rhea.

"Hebat juga dia bisa mencuri kesempatan di saat jam kerjanya."

"Sepertinya dia sedang istirahat, Los," balasnya, lalu tersenyum, "Dokter hebat sepertinya akan sangat kekurangan waktu istirahatnya karena terlalu banyak pasien."

Carlos baru hendak meluncurkan protesnya, sebelum tiba-tiba Gung Ai kembali dengan membawa dua gelas wedang jahe, dan satu buah toples dengan isi kue kering. "Diminum dulu ya, wedang dari Ajik yan baru pulang dari Jogja."

Rhea mengangguk dan meminumnya perlahan. "Ibu dimana Gung?" Tanya Carlos.

"Lagi di dapur juga, Los. Katanya Ibu baru pulang dari Pura."

"Kalo Mbok Gi dimana?"

"Di kamarnya. Mbok Gi mau nikah sama Cokorda Win sebentar lagi loh, Los!" Serunya. "Cokorda itu loh, yang Purinya di Seminyak. Makanya tadi aku bisa membantu kalian dengan mudah."

Ajik Gung Ai dan adiknya, Raka masuk ke ruang tamu. "Astaga, kita kedatangan tamu istimewa disini, Ajik!"

Seruan Cokorda Raka membuat Ajik bingung sehingga Ajik segera masuk dan melihat bahwa pembalap favorit mereka benar-benar ada di depan mata mereka. "Gung, dari mana kau bisa mengenal pembalap ini?" Bisik Ajik.

"Sore," sapa Rhea.

Ajik dan Raka segera mengajak ngobrol Rhea dengan semangat, tentu saja alasan mengapa bisa berada disini dan kenapa bisa kenal dengan Gung Ai pun tak lewat mereka tanyakan.

"Walah, jegeg sekali, Jik!" Seru Raka. Akhirnya baik Raka maupun Ajik tak melewatkan kesempatan jumpa fans gratisan ini. "Mbok Rhe, ikut makan malam bersama kita ya?" Ajakan Raka itu sopan tanpa perkataan yang menyinggung. "Ibu masak ayam betutu hari ini."

"Astaga, Cokorda, ayam betutu lagi?" Seru Gung Ai, tidak setuju. "Kenapa harus ayam lagi Cokorda?"

"Enak, Mbok. Apalagi kalau pedas!"

"Ajik!!" Seru Gung Ai mencari dukungan. "Bosan, Jik."

"Ya sudahlah Gung. Biarkan adikmu itu senang sekali saja," jawab Ajik ringan.

Gung Ai mengerucutkan bibirnya hanya bisa pasrah karena percuma saja mencari dukungan dari seorang Ajik yang memiliki anak lelaki satu-satunya, dalam kasus ini, Raka.

-----

Kini Carlos dan Rhea berjalan-jalan ke Kintamani, bukan untuk makan. Karena sejujurnya mereka benar-benar wareg--kenyang--setelah di beri makan ayam betutu yang sangat enak dari keluarga Gung Ai.

Kehangatan keluarga seperti itulah yang dirindukan oleh Carlos, makanya dia sering kali akan datang ke Puri dan mengobrol cukup lama dengan Gung Ai, Cokorda Raka dan Ajik.

Selain itu, suasana Ubud yang tenang membuat Carlos lebih terasa nyaman.

"Ayahmu bagaimana, Los?" Tanya Rhea, memecahkan keheningan di dalam mobil. "Ayahmu sudah di operasi?"

"Apa pentingnya jika dia di operasi atau tidak?" Tanyanya balik.

"Setidaknya, kalian berdua harus memperbaiki hubungan keluarga kalian bukan?" Balas Rhea.

"Rhe--"

"Kau tahu tidak kalau aku sempat mengagumimu sebelum aku pergi ke Perancis dulu? Andai aku tidak di panggil oleh Rapide, mungkin aku sudah menikahimu sejak beberapa tahun lalu," katanya dengan lepas.

"Maksudmu?" Carlos masih sulit untuk mencerna pernyataan cinta yang tersirat itu. Sayangnya Rhea langsung tertawa, dan mengubah topik pembicaraannya.

"Oh iya, kita belum ke klub?"

"Klub?"

"Aku sudah lama sekali tidak pergi ke klub malam, semenjak pulang ke Indonesia. Di Perancis, ada banyak sekali night club yang sering menjadi langgananku. Kau tidak keberatan untuk mengajakku ke salah satu klub favoritmu kan?"

Carlos tak yakin, tapi dia pun mengajak Rhea ke salah satu klub yang sering di datanginya.

Sampai disana, Carlos menggandeng Rhea agar dia tidak lepas dari kendalinya. Seketika saja, Carlos mendapat telepon dari seseorang.

"Kau masuk dulu Rhe, aku menyusul." Carlos melihat caller IDnya.

Ibu.

"Iya Bu? Ada apa?" Tanyanya.

"Ayahmu benar-benar harus di operasi, Carlos. Atau dia akan bertambah parah!"

"Apa pedulinya terhadapku Bu? Memangnya siapa dia sampa-sampai aku harus memedulikannya?" Tanya Carlos jengah, "Memangnya dia pernah memedulikan Ibu saat dia pergi bersenang-senang dengan perempuan jalangnya di luar sana?"

"Los! Ini Ayahmu sendiri! Setidaknya kau tidak perlu seperti ini, walaupun kau tidak menyukainya. Dia tetaplah Ayahmu, Carlos!"

"Aku tidak pernah memintanya untuk menjadi Ayahku. Dan memilikinya sebagai Ayah, adalah kenyataan yang paling menyedihkan yang harus aku ketahui!"

Carlos mematikan ponselnya. Lalu berjalan memasuki klub malam, dan segera mencari Rhea.

"Sudah pesan?"

"Tequila shot with salt," jawab Rhea. "My always favorite."

Carlos memsesan whiskey yang disukainya, dan meminumnya bersama Rhea. Di sela-sela waktu mereka meminum alkohol itu, Carlos mulai kehilangan kesadarannya perlahan.

Sementara Rhea mendapat whatsapp dari Leo.

Leonardo S.

When will you come back?

Rhea tersenyum, dan segera membalasnya cepat.

Tapi detik berikutnya beberapa whatsapp yang lainnya pun masuk, yakni dari Alex, Kris dan David. Terakhir, Tatsuya yang mengirim pertanyaan yang sama juga.

Akhirnya Rhea membalas pertanyaannya di dalam multiperson chat dengan membuat grup dan membalasnya.

Rhea Andrina

I dunno.

Carlos masih betah di sini sepertinya.

Aikawa Kris

Gila. Suruh dia cepat pulang, Rhe!

Tatsuya Maruyama

Betul. Tolong suruh Carlos untuk cepat pulang, Rhe, kasihan ibunya.

Rhea Andrina

Bagaimana keadaan ayahnya? Semakin parah?

Leonardo S.

Buruk. Aku memang bukan yang menangani ayahnya secara langsung, namun menurut dokter yang merawatnya keadaannya semakin buruk, dan sepertinya jika tidak di operasi, serangan keduanya bisa lebih hebat.

Rhea Andrina

Kenapa kalian tidak memberitahu Carlos?

David Kaj.

Kau tahu betul betapa keras kepalanya Carlos bukan?

Ibunya saja sudah meneleponnya, tapi dia tetap enggan pulang.

Alexander K.

Percuma saja bicara dengan orang seperti Carlos.

Kalau sudah menyangkut masalah ayahnya, seorang Carlos tidak akan mau tahu, Rhe.

Aikawa Kris

Dia tidak memberitahu apapun soal ayahnya?

Rhea Andrina

Nope. He didn't me. Bahkan aku juga bertanya ada apa, tapi dia tidak menjawabnya.

Leonardo S.

Bodoh. Dasar anak kurang ajar!

Suruh dia cepat pulang!!!

Aikawa Kris

Ya Rhe, aku, maksudku kami minta tolong agar kau cepat pulang ke Jakarta.

Rhea menghela napas berat. Carlos mulai mabuk, dan akhirnya dia berpikir. Hingga akhirnya Rhea menjawab.

Rhea Andrina

Sampai bertemu lusa nanti :)

Rhea memastikan dia akan kembali ke Jakarta lusa. Dan Carlos juga ikut bersamanya.