Chereads / Fons Cafe / Chapter 1 - Episode 1

Fons Cafe

🇮🇩Abigail_Prasetyo
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 23k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Episode 1

Minggu sore di Fons Cafe tidak banyak pengunjung yang datang ke tempat cafe pada hari Minggu sore, kecuali gerombolan sahabat yang memang selalu menjadikan Fons sebagai tempat untuk berkumpul dan nonton bareng saat olahraga favorit mereka sedang tayang. Kris, Sang Pemilik tempat pun merupakan salah satu penggemar olahraga yang selalu menghabiskan waktu bersama dengan Tatsuya, David, Carlos, Leo dan Alex. Para lajang itu selalu menghabiskan waktu mereka di malam minggu bersama.

Hari ini pun mereka datang ke Fons hanya untuk sekedar mengobrol dan memesan makanan yang menjadi andalan di Fons. Sampai ketika seorang gadis yang mengenakan gaun semiformal selutut itu memasuki cafe tersebut.

"Kau sudah datang rupanya," tegur Kris sambil melontarkan senyuman kecil kepada gadis tersebut.

"Maaf sudah merepotkanmu. Ku harap ini akan menjadi hari yang menyenangkan untuk orang tuaku," balasnya.

Tatsuya, David, Carlos, Leo dan Alex segera menyunggingkan bibir mereka semua. "Astaga Kris! Akhirny kau berhasil mendapatkan gadis yang akan kau nikahi juga?" tanya Carlos sambil menggodanya dengan iseng.

"Tak ku sangka seorang Kris akan mendapatkan gadis semanis ini," balas David. Kemudian mereka semua saling tertawa dan memandang gadis dengan wajah oriental itu yang sedang kebingungan dengan iseng. Kris memasang tatapan tak suka dengan perlakuan kelima sahabatnya itu kepada gadis ini.

"Sudah cukup. Jangan membuatnya bingung." Kris meminta bartender untuk membawakan segelas minuman untuk gadis yang sedang diisengi oleh sahabat-sahabatnya. "Baiklah, biar ku perkenalkan. Gadis ini adalah Gabriella Evangeline, keponakanku yang tinggal di kota ini, jadi dia bukanlah kekasihku, kalian mengerti?"

Gaby, begitulah dia di panggil membungkukkan tubuhnya sedikit. "Salam kenal. Senang bertemu dengan kalian."

"Astaga, manis sekali kau," ucap Carlos. "Aku Carlos Takamasa, dan senang sekali bisa bertemu gadis semanis dirimu."

David pun mengulurkan tangannya dan memberikan senyum yang selalu menghangatkan hati orang yang melihatnya, "David Kajima. Mungkin kau sudah sering melihatku di acara komedi yang ada di TV tiap malam."

Berikutnya, Leo dan Alex memperkenalkan diri mereka. "Leonardo Shibasaki, aku tidak suka bicara terlalu banyak, tapi untuk gadis semanismu, mungkin akan kuberikan pengecualian." Alex tersenyum kecil, "Begitu pula aku. Alexander Kougami, aku suka mengobrol panjang lebar, hanya untuk gadis yang memiliki kemampuan yang sama dengan kemampuan yang kumiliki."

Gaby sudah cukup pusing dengan semua perkenalan yang dia lakukan kepada para lelaki di cafe ini. Hingga terakhir, seorang yang mengenakan jas rapih dan bertubuh tegap dengan wajah oriental dan menyejukkan ini pun menyodorkan kartu namanya. "Tatsuya Maruyama, pengacara di Liz Law Firm, sebuah firma hukum yang paling terkenal di kota ini."

"Cara yang selalu sama setiap kali memperkenalkan dirinya," komentar Alex.

"Lalu apakah aku bisa menemanimu untuk malam ini, Nona?" tanya Carlos.

"Hei..." sanggah Kris.

"Ya, aku pun juga ingin menemanimu," balas David.

"Kawan..."

"Sepertinya malam ini akan terasa lebih menarik apabila ada gadis yang menemani malam ku," tambah Leo.

Kris pun memukul meja dan berkata. "Hei, kurasa kalian semua sudah salah kaprah. Gaby kesini untuk mempertemukan orang tuanya dengan tunangannya. Jadi, kalian sudah tidak memiliki kesempatan untuk mengganggu keponakanku yang satu ini." Wajah-wajah para lelaki itu pun segera kusut dan menunduk. "Gaby, kau berjanji untuk bertemu jam lima sore bukan?"

"Ya, tentu saja. Ayah dan Ibu sedang dalam perjalanan kemari."

"Tapi dimana tunangan--"

Kring-Kring.

Pintu Fons terbuka, seorang pengantar surat pun masuk. "Apa kau Gabriella?" tanyanya, karena kebetulan hanya dirinyalah satu-satunya perempuan yang sedang ada di dalam Fons. Gaby pun mengangguk, kemudian pengantar itu memberikan sebuah surat.

Matt.

"Dari tunanganku," kata Gaby, sambil membuka surat itu dan mendapati jam tangan pemberiannya di dalam surat itu.

Gab, aku minta maaf. Tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Aku mencintai orang lain dan akan menikah dengannya bulan depan.

Matt.

"Apa yang ditulisnya?" tanya Kris. Tapi melihat ekspresi wajah Gaby, Kris pun langsung dapat membaca bahwa sesuatu yang buruk pasti terjadi. Kris segera memeluk Gaby saat dia melihat air mata mulai berjatuhan dari matanya.

Para lelaki yang lain pun memandang Gaby dengan sedih. Sepertinya sedetik yang lalu Gaby sedang senang, dan menunggu kedatangan orang tua dan tunangnnya. Tapi karena surat itu, kebahagiaan Gaby pun segera sirna akibat berita yang terlalu membuatnya terkejut itu. "Tenanglah Gaby. Semuanya pasti akan baik-baik saja. Aku yakin orang tuamu dapat mengerti."

Leo keluar untuk mengambil barang yang tertinggal di dalam mobil Carlos. Saat dia kembali, "Gawat. Orang tuamu sudah di depan Fons."

Gaby segera menarik diri dari pelukan Kris, dan mengelap air matanya yang membasahi pipinya tadi. Detik berikutnya, dia segera menghampiri orang tuanya, lalu memberikan hormat. "Ayah, Ibu, selamat datang. Terima kasih."

"Tak kusangka anakku satu-satunya kini akan menikah," ucap Ayah. "Dan tempat ini sangat bagus, Kris. Kau memang berbakat untuk mengelola bisnis ini."

"Baiklah. Jadi... dimana tunanganmu?" tanya Ibu.

Gaby mendadak pucat mendengar pertanyaan ibunya itu. Dia pun ingin mengatakan yang sejujurnya kepada mereka berdua, apa daya saat mendengar ucapan ibunya berikut membuatnya ingin berbohong saja.

"Ini mengingatkanku akan drama lama yang pernah ku tonton, seperti perempuan yang di tinggalkan oleh pengantin prianya di depan altar, di hari pernikahannya."

"Apa yang sedang kau bicarakan? Jangan membawa-bawa drama konyol yang sering kau tonton itu saat ini," kata Ayah. "Seharusnya tunanganmu sudah disini dari tadi, Gaby. Apa kau tidak memberitahu tempatnya?"

Gaby merasa makin tersudut. Dan dia pun akhirnya menyerah untuk memberitahu yang sebenarnya kepada orang tuanya. "Ayah, Ibu, sebenarnya ..."

"Maaf aku terlambat untuk acara penting ini." Seorang lelaki tiba-tiba duduk di sebelah Gaby dan memberikan hormat kepada kedua orang tua Gaby. "Maaf karena sudah menunggu lama, Ayah, Ibu."