Chereads / Sebuah Catatan Kecilku / Chapter 7 - Sampai Menutup Mata Part 7

Chapter 7 - Sampai Menutup Mata Part 7

Temmy menjauhkan diri dari Marysa, ia menatap wanita yang disayangnya itu, "Ini bukan salah lo, ini salah gue. Gue terlalu egois, wajar kalau lo marah dan ngerasa gak pantes lagi sama gue. Gue terlalu sayang dan cinta sama lo sampai-sampai gue gak mau kalau kita putus. Walaupun emang lo udah punya pacar baru yang lebih baik dari gue, yaa gue bisa apa? Benar kata lo, lebih baik kita berteman," ujar Temmy pasrah. Ia tersenyum kepada Alyssa, wanita itu pun membalas senyuman Temmy.

"Yaudah sekarang kita ke dalem rumah ya? Kita makan!" ajak Alyssa dan Temmy menurutinya. Betapa terkejutnya Temmy saat melihat kakaknya, Temmy berada di ruang makan.

"Kak Roy!" ucap Temmy kaget.

"Hey Brother, apa kabar?" Mereka pun berpelukan.

"Kabar gue baik Kak, lo gimana?"

"Gue juga baik."

"Tumben ke sini?" tanya Temmy penasaran.

"Gue nganter dia," balas Roy sambil menunjuk Alyssa.

"Gue kira Alyssa datang sendiri." Mendengar namanya disebut, Alyssa hanya menunjukkan deretan giginya yang rapi.

"Kemungkinan besok gue dan Alyssa balik lagi ke Jogja," kata Roy.

"Kenapa terburu-buru Roy? Di sini aja dulu, emang gak kangen sama Ayah dan Bunda?" tanya bunda mereka yang sedang duduk di kursi ruang makan.

"Aku masih banyak tugas kuliah, Bun," balas Roy sembari menghampiri bundanya dan ia duduk tak jauh dari ibu kandungnya itu. Temmy pun ikut melakukan hal yang sama, ia duduk berhadapan dengan kakaknya..

"Kenapa kak Roy gak pindah ke Jakarta aja?" tanya Temmy.

"Enggak bisa dong. Kalau Roy pindah, band Roy gimana? Bubar dong!" timpal Alyssa.

"Bener tuh kata Alyssa!" Roy menyetujui ucapan Alyssa. Di Jogja, Roy memang memiliki sebuah band musik yang diberi nama TroyKidz Band. Sebenarnya, TroyKidz Band ini sudah berdiri sejak Temmy kecil. Tapi karena kesibukan masing-masing, band Roy ini pernah vakum dan kembali aktif sejak Roy mengajak Temmy untuk menjadi vokalis di bandnya. Vokalis band yang pertama adalah Roy sendiri. Dulu ia menjadi gitaris sekaligus vokalis di bandnya. Setelah Temmy masuk band itu, ia lah yang menjadi gitarisnya. Tapi untuk sekarang, Temmy mengundurkan diri dan memilih ikut orang tuanya pindah rumah ke Jakarta. Dengan terpaksa Roy harus mencari penggaknti Temmy. Roy memutuskan Alyssa yang menggantikan posisinya sebagai vokalis. Karena Roy tau suara Alyssa yang merdu dan cocok untuk menyanyikan lagu ciptaannya. Dan kini, Roy lah yang menjadi gitaris di bandnya itu.

"Kalau itu mau kamu, Bunda bisa apa? Terserah anak Bunda aja deh" ucap bunda Temmy dan Roy.

"Ya mau gimana lagi, Bun? Roy gak bisa ninggalin band gitu aja. Baru beberapa bulan aktif, masa sekarang mau vakum lagi. Kasian Bun anak-anaknya," balas Roy.

"Iya juga sih."

Mereka pun menikmati makan siang mereka. Selesai makan, Temmy mengajak Alyssa untuk berjalan-jalan mengelilingi Jakarta. Diam-diam Roy mengikuti Temmy dan Alyssa. Puas mengelilingi kota Jakarta, Temmy dan Alyssa beristirahat di sebuah café. Begitupun dengan Roy yang masih mengikuti mereka. Mereka memakan makanan pesanan mereka dan berbincang-bincang.

"Lo sekolah dimana Tem?" tanya Alyssa.

"Di SMA Mega Prima," balas Temmy.

"Ohh, udah berapa hari sekolah di sana?" tanya Alyssa lagi.

"Mungkin seminggu," jawab Temmy.

"Betah gak sekolah di sana?"

"Lo nanya-nanya mulu, mau jadi wartawan bukan?" protes Temmy. Ia mulai bosan dengan pertanyaan tak penting dari Alyssa.

"Hehe, emang gak boleh nanya?"

"Boleh sih, tapi jangan tentang sekolah mulu. Yang lain kek."

"Ya elo dong yang nanya, jangan gue terus!"

"Pacar lo sekarang siapa?" tanya Temmy. Alyssa terdiam cukup lama.

"Kok diem aja? Jawab dong!" pinta Temmy.

"Mmm… ada deh," ucap Alyssa sampai membuat Temmy penasaran.

"Jangan bikin gue penasaran dong."

"Tapi lo janji ya gak boleh marah, apalagi cemburu. Inget! Kita cuma temenan," ujar Alyssa dengan penuh penekanan diakhir ucapannya. Temmy hanya mengangguk.

"Pacar gue sekarang… Roy, kakak lo!" Temmy sangat terkejut. Ia mencengkram sendok dan garpu yang saat ini ia pegang. Mata Temmy memerah, rahangnya pun mengeras. Ia benar-benar emosi saat ini. Bagaimana tidak? Mantan kekasih yang benar-benar ia sayangi, kini sudah menjadi kekasih kakaknya sendiri. Alyssa yang melihat perubahan raut wajah Temmy pun mulai resah. Ia takut jika Temmy melakukan hal yang tak seharusnya. Sementara itu, Roy yang melihat kejadian itu langsung bergegas untuk pulang ke rumahnya. Ia sudah tahu jika adiknya itu akan memarahinya habis-habisan.

"Temmy lo kenapa? Kan gue udah bilang lo gak boleh marah." Ucapan Alyssa membuat Temmy meredakan emosinya.

"Gue gapapa, gue pulang dulu ya?" pamit Temmy dan pergi meninggalkan Alyssa tanpa menunggu Alyssa membalas ucapannya. Temmy mengendarai mobilnya dengan keadaan emosi yang masih tertahan. Sesampainya di rumah, Temmy segera menghampiri Roy dan memukul wajah kakaknya itu.

"Apaan sih lo Tem? Sakit bego!" protes Temmy kesal.

"Kakak macam apa lo ngerebut pacar adiknya sendiri?" Temmy kembali memukul Temmy membuat darah segar keluar dari sudut bibirnya.

"Gue gak ngerebut pacar lo, sialan!" Roy membalas pukulan Temmy, Temmy tersunggur ke lantai dan memegangi pipinya yang sakit.

"Lo kan udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama Alyssa, kenapa lo marah saat tau gue dan Alyssa jadian? Harusnya lo sadar diri Tem, lu udah bukan siapa-siapanya Alyssa lagi!" kata Roy, ia tidak terima jika dirinya dituduh sebagai perebut pacar orang.

"Tapi lo kan tau sendiri gue sayang banget sama Alyssa." ucap Temmy sambil berusaha berdiri.

"Emang lo kira Alyssa sayang sama lo? Apa dia masih cinta sama lo? Kalau dia sayang sama lo, dia gak akan selingkuhin lo!" geram Roy dengan penuh penekanan. Temmy terdiam, ia membenarkan ucapan Roy. Temmy menatap kakaknya itu dengan tajam dan pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Roy tidak menahan kepergiaan Temmy, Roy sudah terlalu kesal dengan sikap adiknya malam itu. Tak lama Alyssa pulang dan saat di depan rumah, Alyssa berpapasan dengan Temmy.

"Temmy mau kemana?" tanya Alyssa. Temmy hanya diam saja, ia masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan sangat cepat. Malam itu pukul 21:00. Tiba-tiba saja hujan datang dengan derasnya. Udara pun menjadi semakin dingin. Temmy terus melajukan mobil hingga ia melihat sebuah diskotik dan memberhentikan mobilnya di parkiran. Ia pun masuk ke dalam tempat haram itu. Bau alkohol dan rokok tercium dimana-mana. Suara music DJ pun terdengar sangat nyaring. Temmy memesan sebotol Wine dan meneguknya sampai habis. Ia begitu stress dengan kejadian malam ini. Setelah jam dua belas malam, ia tak kunjung kembali ke rumahnya. Ia memilih untuk pergi ke rumah Afdhal dan menginap di sana sesuka hatinya.

Flashback Out

***

Bersambung...

[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]

Please, jangan lupa vote & comment. Karena vote & comment anda semua berarti untuk saya.