Riana semakin mengeratkan pelukannya, dia sudah tidak mau lagi bersabar untuk menikmati kemesraan dengan Reinard. "Aku tidak peduli Orang mau memandangku seperti apa Rei, lagi pula ini kan di perusahaan Papaku, jadi bebas-bebas saja kan?"
Reinard mengeram, berusaha mengendalikan hawa nafsunya agar tidak terpancing oleh ganasnya rangsangan Riana. Walau bagaimanapun, Reinard pria normal, seperti pria pada umumnya jika terus dipancing dia juga memiliki hasrat yang tidak bisa dikendalikan.
"Sudah aku katakan jangan seperti ini, dasar Perempuan menjijikkan!" Reinard memekik kesal, dan mendorong Riana hingga ambruk di lantai.
Reinard sedikit membungkuk, dan meraih dagu Riana, lalu memberikan nasihat baik-baik pada Riana. "Tidak bisakah kau bersabar hingga hari Pernikahan kita? Tolong bersikaplah layaknya Perempuan baik-baik, meski dirimu jauh dari kata itu!" kesal Reinard, dan segera bangkit keluar dari ruangannya meninggalkan Riana yang masih tersungkur di lantai.