Darwin merangsek masuk ke dalam ruangan Reinard, dia mencengkeram kerah leher kemeja Reinard. "Untuk apa kau memerintah Esya, dan mengambil beberapa berkas dari Ruanganku? Jangan katakan kau sedang merencanakan sesuatu di belakangku?" geram Darwin dengan tatapan mengintimidasi.
"Om ini bicara apa? Saya tidak mengerti?" tanyanya dengan suara tersengal-sengal, akibat dicekik oleh Darwin.
"Jangan pernah mengelak lagi Reinard. Kau ini pasti sedang merencanakan sesuatu di belakang saya? Hayo cepat ngaku?" Darwin terus mencengkeram leher Reinard. Bahkan, tidak sedikit pun mengampuninya.
"UHUK-UHUK!" Reinard berusaha memberontak untuk melepaskan tangan Darwin yang terus mencengkeramnya.
"Tolong lepaskan tanganmu Om, kau hampir membunuhku!" pintanya dengan suara parau.
"Papa kau ini apa-apaan? Tolong lepaskan Rei, dia tidak mungkin berkhianat pada kita!" Mohon Riana pada papanya. "Lepaskan Rei ... atau dia akan meninggal di tanganmu, dan kau tidak mau masuk penjara kan?"
