Riana kembali menoleh pada ibunya, dengan kesal dia menjawab. "Haruskah kita menunggu Dokter Kim keluar dari ruangannya?" Riana menatap malas pada Zalina.
"Tentu saja kita harus menunggunya! Ingat Riana kamu jangan ceroboh, Mama lakuin semua hal ini hanya demi mendapatkan harta kekayaan Om Mahardika. Jika Marcella berada dalam genggaman kita, maka akan lebih memuluskan rencana kita!" ucap Zalina.
"HUH! Ya sudah iya aku mau menunggu. Tapi tidak lebih dari lima menit ya! Bisa jamuran aku berdiri terus di sini, pegal tahu!" gerutunya kesal memasang wajah cemberut.
Setelah berhasil membujuk putrinya, Zalina kembali mengetuk pintu ruangan dokter Kim lagi.
TOK. TOK. TOK.
Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan seorang suster yang kebetulan lewat di sekitar ruangan dokter Kim.
"Permisi Nyonya ... kalian cari siapa ya?" tanyanya.
"Saya mencari Dokter Kim, apa dia ada di dalam Ruangannya?" tanya Zalina menoleh pada seorang suster.