Claire menyisir rambutnya hingga terlihat benar-benar rapi, memasang jepitan kecil disisi kepalanya, Claire juga melukis bibir tipisnya.
Claire sudah siap dengan penampilannya, hari ini Claire hendak pergi ke satu Restoran, Claire janji bertemu temannya disana.
Mengisi waktu libur kantornya dengan berkumpul dengan teman sekolahnya diluar, Claire merindukan mereka semua, sudah berkali-kali mereka merencanakan pertemuan itu, tapi Claire baru bisa memenuhinya sekarang.
Claire selalu memilih bekerja dan bekerja, Claire akan meninggalkan pekerjaannya ketika Claire merasa sangat bosan atau terlalu pusing memikirkan semuanya.
Dan saat ini, Claire sedang merasakan semuan itu, bersamaan dengan itu temannya kembali meminta kumpul.
Claire langsung menyetujuinya tanpa harus basa-basi lagi, mereka setuju bertemu hari ini jam 10 di salah satu Restoran.
Claire bangkit, memperhatikan penampilannya di kaca sana, Claire tersenyum melihat dirinya sendiri.
Claire merasa dirinya begitu cantik, Claire suka dengan sosok dirinya sendiri.
Ponsel Claire berdenting, tanda pesan telah masuk ke ponselnya, Claire membukanya dan tersenyum membacanya.
Itu Pras, bertanya tentang rencana perginya Claire hari ini, Claire memang memberi tahu Pras tentang rencana pertemuannya dengan teman sekolahnya dulu.
Pras meminta agar dibolehkan mengantar Claire hari ini, dan Claire setuju saja dengan itu, karena dengan begitu Claire jadi tak perlu menyetir mobil sendiri untuk sampai ke Restoran.
Claire meraih tas kecilnya dan bergegas meninggalkan kamarnya, Pras rupanya sudah menunggu Claire di luar sana.
Claire senang karena Pras selalu datang tepat waktu, tak pernah membuat Claire sampai kesal karena harus lama menunggu kedatangannya.
"Sudah siap ?"
"Tentu saja"
"Berangkat sekarang ?"
"Ok, takutnya macet"
Keduanya memasuki mobil, Pras benar mengantar Claire untuk bertemu teman lamanya.
Pras meminta agar Claire tidak terlalu menghabiskan waktu bersama mereka, karena Pras berniat mengajak Claire jalan setelah ini.
Claire setuju, pertemuan ini hanya sekedar melepas rindu setelah lama tidak bertemu, Claire akan segera pulang jika telah merasa cukup dengan mereka.
Tempat tujuan mereka cukup jauh, Claire diundang datang ke Restoran yang jauh dari rumahnya, itulah kenapa Pras memutuskan untuk mengantar Claire pergi, karena Pras tidak ingin terjadi sesuatu sama Claire saat diperjalanan nanti.
"Kita mau kemana setelah ini ?"
"Kemana aja, aku lagi malas di rumah dan pekerjaan aku juga sudah selesai, jadi mending kita jalan aja, kamu mau kan ?"
"Memangnya kapan aku menolak ?"
Pras tersenyum dan mengangguk, memang benar, setiap ajakan Pras belum pernah ada yang ditolak Claire, mau sesibuk apa pun Claire akan selalu setuju dengan ajakan Pras untuk pergi.
"Sudah makan ?"
"Tidak aku hanya minum susu tadi, belum lapar juga sih, nanti aja disana bareng sama mereka"
"Makan siang dong"
"Yang penting kan makan"
"Iya juga sih"
Claire mengangguk dan terdiam, begitu juga dengan Pras yang kembali fokus dengan menyetirnya.
Mereka harus cepat sampai, karena teman yang mengundang Claire sudah sampai disana, mungkin Claire akan datang paling terakhir.
"Berapa orang yang datang ?"
"Gak tahu, katanya sih 12 orang, tapi gak tahu juga"
"12 udah termasuk kamu ?"
"Enggak, mereka aja, kalau sama aku berarti 13 orang"
"Banyak juga, itu teman kamu semua ?"
"Iyalah, kalau bukan teman aku ngapain aku datang sekarang"
"Ya enggak, maksudnya mereka teman yang dekat sama kamu semuanya"
"Iya Pras, mereka teman dekat aku semua, memangnya kenapa, kamu gabung aja biar kenalan"
"Enggaklah, ngapain ?"
"Ya kan nambah teman, siapa tahu aja ada yang kamu suka salah satunya"
"Memang perempuan semua ?"
"Enggak sih"
"Ya udah mungkin mereka sudah berpasangan"
"Bisa jadi"
Keduanya tersenyum bersamaan, Pras tidak berniat mengenal bahkan menyukai seorang wanita.
Pras sudah merasa cukup memiliki Claire, Claire sudah menjadi teman, sahabat, bahkan sudah seperti pasangannya sendiri.
Pras tidak ingin lagi yang lain, kecuali jika memang Claire sudah tidak membutuhkan Pras lagi, baru mungkin Pras akan mencari teman yang lain.
"Orang tua kamu gimana kabarnya, adik kamu juga ?"
"Mereka baik-baik aja, kamu main dong kesana, Cindy kangen tuh sama kamu"
"Iya, kapan-kapan aku main, kalau enggak kamu ajak Cindy aja nanti pas kita jalan"
"Enggak ah ribet"
Claire tersenyum, Cindy adalah adik Pras yang berusia 2 tahun, Cindy begitu dekat dengan Claire, setiap Claire datang sudah pasti Cindy akan girang sendiri.
Dan Cindy akan menangis jika Claire pulang dari rumahnya meninggalkan Cindy lagi, Pras suka dengan itu, satu-satunya wanita yang Pras ajak ke rumah ternyata mampu manarik perhatian keluarga Pras.
Mereka sama-sama menyukai sosok Claire, tidak salah jika Pras memilih Claire sebagai sahabat terbaiknya sekarang ini.
"Kerjaan gimana ?"
"Lancar, sepertinya 2 hari lagi aku harus ke Bandung, ada masalah disana"
"Masalah apa, dan berapa lama ?"
"Aku kurang paham masalahnya,makanya aku akan pergi kesana, paling 2 hari juga, itu kalau memang masalahnya selesai ya"
"Harus selesai dong, masa iya masalah mau dipanjang-panjang terus"
"Iya kan diusahakan dulu"
"Semangat ya"
"Selalu"
Pras memarkir mobilnya, mereka telah sampai di Restoran tempat Claire janjian dengan temannya itu.
"Kalau udah selesai, kabari langsung"
"Siap tuan"
"Ya udah hati-hati"
"Makasih ya, yakin gak mau gabung ?"
"Gak usah, lain kali saja"
"Baiklah aku pergi dulu"
Pras mengangguk dan membiarkan Claire keluar dari mobilnya, memperhatikannya sampai benar-benar menghilang dari pandangannya.
Pras kemudian melajukan kembali mobilnya, setelah Claire measuki Restoran, Pras akan kembali nanti setelah acara Claire selesai.
Pras suka dengan kegiatannya bersama Claire, meski mungkin terkesan sebagai sopir, tapi Pras sangat menikamti setiap detik kebersamaannya dengan Claire.
Pras merasa beruntung bisa mengenal sosok Claire, bisa berteman dekat dengannya, yang bahkan orang lain tak bisa seperti dirinya.
Claire juga selalu mengutamakan Pras, itu teramat Pras sadari.
Mungkin karena itu juga Pras selalu mengutamakan Claire, Pras ingin membalas setiap kebaikan Claire padanya.
Selagi Pras mampu maka Pras akan melakukan apa pun yang memang Claire butuhkan dalam hidupnya, Pras tidak pernah merasa keberatan, tidak pernah merasa terganggu jika Claire tiba-tiba datang padanya dengan segala keluh kesahnya.
Pras selalu berusaha menjadi pendengar yang baik, dan selalu berusaha pula untuk memberikan solusi yang baik bagi setiap masalah yang dialami Claire.
Selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk Claire, karena Pras merasa kalau Claire juga melakukan hal yang sama untuknya, selama kedekatan mereka berdua.
Pras tidak pernah melihat ada lelaki lain yang dekat dengan Claire, sedekat Claire dengan dirinya.
Pras benar-benar merasa jika dirinya menjadi satu-satunya orang terpenting dalam hidup Claire, dan itu tidak membuat Pras merasa terbebani, Pras justru merasa sangat senang dengan itu.